Menyerang “Jantung Pertahanan” Lawan, Jenderal (Purn) Djoko Santosa Akan Pimpin Langsung Pertempuran Pilpres Dari Solo

“Saya akan memimpin langsung pertempuran dari Solo untuk memenenagkan Prabowo Sandi di Jawa Tengah. Itulah yang namanya pertarungan. Komandan itu harus hadir di front yang paling berat. Itu rumusnya tentara begitu”

–Jenderal (Purn) Djoko Santoso–

Zonasatu News–Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi membuat keputusan strategis : memindahkan Markas “pertempurannya” dari Jakarta ke Solo. Pemindahan ini efektif berjalan mulai bulan Januari 2019.

Ketua BPN Prabowo-Sandi, Jenderal (Purn) Djoko Santoso menyatakan akan memimpin sendiri pertarungan ini, dari Solo.

” Saya akan memimpin langsung pertempuran dari Solo untuk memenangkan Prabowo Sandi di Jawa Tengah”, kata mantan panglima TNI itu saat mengisi sambutan pada acara Pmebekalan Lintas Orman,LSM, OKP Profesi, dan relawan Sekber Jateng Direktorat SATGAS BPN di Hotel Santika, Semarang, Selasa (4;12) pekan lalu.

Bagi mantan Panglima TNI ini Solo bukan wilatah asing, karena merupakan tanah kelahirannya. Dia paham betul bahwa dukungan Jokowi terkuat di Jawa Tengah. Dan Solo ibarat jantung pertahanan lawan yang terkuat.

“Saya lahir di Solo, maka selaku Komandan Pemenangan saya akan mulai dari Solo, Surakarta, baru Jateng”, katanya.

Kepindahan ke Solo menurutnya menjadi keharusan. Yakni guna mengawal lagsung perolehan suara yang memang tidak mudah di Jawa Tengah. Seperti diketahui Jateng merupakan “kandang banteng”, mayoritas pendukung Jokowi ada di Jawa Tengah

“Paling berat Jawa Tenggah. Di Solo itu saya merasa paling berat. Itulah yang namanya pertarungan. Komandan itu harus hadir di front yang paling berat. Itu rumusnya tentara begitu”, lanjutnya.

Jendral (Purn) Djoko Santoso, Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi

Bagaimana dengan target suara di Jateng? Djoko realistis tetapi optimis. Pihaknya tetap akan meraih suara sebanyak-banyaknya. Kalaupun tidak bisa mengungguli setidaknya bisa menyamai.

“Target minimal sama, sehingga ya hasilnya Pak Sudirman Said (saat Pilgub Jateng) ya tambah terpenuhilah 45 persen. Kalah ya sedikit jangan banyyak-banyak”, tandasnya.

Sebagaimana diketahui kemenagann Jokowi di Pilpres 2014 ditentukan oleh kemenanga Jateng. Selisih suara Jokowi-Prabowo di Pilpres sebesar 8,4 juta, dimana 6,4 juta selisih dari Jateng.

Perolehan Sudirman Said di Pilgub kemarin sudah menjadi modal yang cukup bagus. Awalnya diprediksi hanya mendapaykan 7-10 persen, ternyata menadpat suara 41 persen  lebih

“Ini adalah ndikasi positif di Pilakda Jateng. Ketika daianggap underestimated dapat 7 persen. dan lain sebagaimnya ternyata cukup signifikan waktu Pilgub Jateng. Sehingga masih banyak bisa kita garap dsana”, kata ketua DPP partai gerindra Habiburohman menambah.

Bangun 4 Pos Tempur di Solo

Tim Prabowo-Sandi akan mendirikan markas pemenangan yang disebut sebagai pos pertempuran di Solo. Pos itu akan dibuat di 4 lokasi. Salah satunya berada di dekat rumah Joko Widodo di Sumber, Banjarsari, Surakarta.

Ketua badan pemenangan daerah (BPD) Prabowo-Sandi Jawa Tengah, Abdul Wachid, mengatakan strategi dari Ketua tim pemenangan Prabowo-Sandiaga, Djoko Santoso, akan memanfaatkan bangunan miliknya di dekat rumah Jokowi.

“Pak Djoko orang Solo, nanti juga ada yang dekat rumah Pak Jokowi, hanya beberapa meter. Kemarin Pak Djoko mengatakan ada 4 tempat salah satunya deket rumah Pak Jokowi, itu sudah milik lama, bukan ujug-ujug kita sewa di sana. Itu punya Pak Djoko memang nanti rencana dimanfaatkan untuk posko,” kata Wachid di Semarang, Selasa (1/12/2018).

Sementara itu untuk 3 tempat lainnya, Wachid menyampaikan yang menentukan adalah Badan Pemenangan Nasional. Meski demikian banyak tawaran dari relawan di Solo untuk menempati bangunan yang mereka miliki. “Yang tiga belum, tapi 4 itu di Solo semua,” tandasnya.

Empat posko tersebut nantinya akan dimanfaatkan sebagai lokasi rapat koordinasi hingga logistik. Djoko Santoso juga akan sering rapat ke Solo karena Jawa Tengah kini menjadi salah satu fokus tim Prabowo-Sandi.

“Karena Jateng termasuk kekuatan Pak Jokowi, di Solo, maka kita mendekatkan diri dengan Solo agar mudah memilih. Mungkin yang selama ini hanya kenal Pak Jokowi, kita kenalkan Prabowo-Sandi,” jelas Wachid.

Dengan didirikannya pos-pos tersebut di Solo, lanjut Wachid, baik Prabowo maupun Sandi juga akan sering ke Jawa Tengah dan mendatangi daerah bahkan hingga ke pelosok.

“Ini PR, orang mau dipilih kuncinya mereka kenal dan pernah tatap muka dan bertemu, itu salah satu kunci, istilahnya di kami kanvasing,” jelasnya.

Hasto anggap perpindahan itu blunder

Rencana Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memindahkan markas pemenangannya ke Jawa Tengah dianggap Partai Demokasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai suatu blunder.

“Rencana Sandi tersebut justru menjadi blunder. Sebab seluruh elemen pendukung Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin justru semakin solid bersatu dan meningkatkan target pilpres dari 75 persen menjadi 80 persen,” ungkap Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto dalam keterangan persnya, Senin (10/12/2018), seperti dilansir news.okezone.com.

Hasto Kristiyanto, Sekjend PDIP

Kata Hasto, rencana tersebut justru menggelorakan semangat juang para kader PDIP di Jawa Tengah untuk memenangkan Joko Widodo-Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019. Jawa Tengah sendiri diketahui merupakan salah satu basis massa pendukung partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri.

Hasto menambahkan, membangun loyalitas pemilih bukanlah hal mudah yang bisa diraih dalam waktu singkat. Sekretaris TKN Jokowi-Ma’ruf itu menambahkan, perlu adanya kesinambungan untuk memenangkan hati masyarakat melalui pemikiran-pemikiran positif.

“Itulah yang selama ini dilakukan Pak Jokowi,” timpal Hasto.

Hasto mengatakan, rencana tim pemenangan Prabowo-Sandi itu hanyalah taktik politik jangka pendek akibat tidak solidnya koalisi tersebut.

“Itu semua pengalihan isu, atas tidak solidnya tim kampanye mereka. Mereka terapkan ilmu Sun Tzu bahwa strategi terbaik adalah menyerang. Masuk ke Jawa Tengah yang dikenal guyub dengan berbagai isu yang memecah, dipastikan akan kontraproduktif,” ulasnya.

Sementara itu anggota BPN Prabowo-Sandi Sudirman Said menyadari Jawa Tengah memang medan yang berat dan menantang. Oleh kaena itu Jawa Tengah menjadi perhatian khusus. Itulah perlunya markas “pertempuran” dipindah ke Jawa Tengah.

“Prabowo-Sandi menyadari, Jawa Tengah adalah medan yang menantang. Pengalaman pada Pilpres 2014, kekalahan Prabowo di Jateng besar. Oleh karenanya, Jawa Tengah menjadi perhatian khusus. Sudah dipertimbangkan kemungkinan Pak Sandi akan pindahkan pos pemenangan di Jateng,” ungkap anggota BPN Prabowo-Sandi, Sudirman Said.

Related Posts