Oleh : Agus Mualif Rohadi
VIII. Nabi Zakariya, Yahya, ‘Iysaa, Kehancuran Haekal Sulaiman (masjidil aqsha) yang Kedua dan Kemunculan Nashara, Kristen dan Katolik
Maka lengkaplah identitas bani Israel yaitu kota Yerusalem dan kota Dawud, Haekal Sulaiman dan Taurat dalam tabut. Kelengkapan tersebut juga menandai penyatuan kembali bani Israel yang tidak terpecah menjadi dua wilayah kerajaan. Dengan penerapan hukum Uzair dan Nehemia yang ketat dalam perkawinan dan penggunaan fungsi Haekal Sulaiman yang membedakan kaum gholah dengan kaum ghoyim, identitas bani Israel lambat laun berubah menjadi bangsa dengan sebutan bangsa yahudi dengan beragama yahudi. Ajaran tauhid Musa berubah menjadi agama yahudi untuk bangsa yahudi.
Setelah masa Uzair dan Nehemia, kaum yahudi hidup tenang dengan perlindungan kerajaan Persia. Meskipun dinasti penguasa kerajaan Persia berkali kali berganti, bangsa yahudi tetap merasa aman dan tenang dalam perlindungan kerajaan Persia.
Penemuan taurat asli oleh Uzair dalam bentuk lauh lauh batu, dan pernah hilangnya taurat dan tabutnya, memunculkan ide membuat Salinan, meskipun sangat mungkin melalui perdebatan yang sengit dari para imam Haekal Sulaiman. Ide membuat salinan taurat dalam bentuk gulungan kulit. Sangat mungkin ide tersebut berdasarkan pengalaman mereka menuliskan kitab nabi nabi mereka dan hukum perkawinan nabi Uzair dan Nehemia. Pada akhirnya taurat dibuatkan salinannya yang kemudian dikenal dengan gulungan Taurat. Mungkin pertama kali dituliskan pada gulungan kulit lembu.

Amp.kompas.com Gulungan taurat ditulis pada kulit. GulunganTaurat yang tertua yang pernah ditemukan berada di UniversitasBologna Italia, berumur lebih dari 850 tahun.
Berdasarkan tradisi membaca Taurat, maka kemungkinan besar yang membuat salinan Taurat adalah majelis imam Taurat yang mempunyai hak akses untuk mengeluarkan taurat dari tabutnya. Tidak diketahui secara persis kapan dimulai penulisan salinan Taurat, namun pada masa penjajahan Yunani atas wilayah Israel, bentuk taurat sudah di kenal dalam bentuk gulungan kulit terdiri dari lima kitab Taurat, yaitu Kitab Kejadian, Kitab Keluaran, Kitab Imamat, Kitab Bilangan dan Kitab Ulangan. Selain itu, kitab kitab nabi lainnya juga mulai di buatkan salinannya.
Di dalam Tabut Taurat terdapat lempengan batu bertuliskan wahyu yang diterima nabi Musa dan catatan peristiwa di kota kota Mesir, catatan selama di gurun Sinai, Zin, Paran dan wilayah moab di gunung nebo serta tersimpan pula barang barang milik nabi Musa dan nabi Harun antara lain tongkat. Pada saat penulisan salinan Taurat ini, sangat mungkin telah dijadikan satu antara wahyu yang diterima oleh nabi Musa, nabi Harun dengan catatan peristiwa yang dialami kedua nabi tersebut bersama sama bani Israel yang menjadi sebab turunnya wahyu.
Salah satu bukti pencampuran itu dapat dibaca misalnya pada Sepuluh Perintah Allah. Yang tertulis di dalam Kitab Keluaran bukan hanya 10 perintah Allah saja, namun juga tertulis peristiwa tentang proses turunnya 10 perintah Allah dimana nabi Musa harus mempersiapkan semua orang bani Israel terlebih dahulu untuk menyaksikan turunnya 10 perintah Allah. Demikian pula wahyu lainnya, penulisan ulangnya telah dicampur dengan peristiwa yang mengiringi turunnya wahyu selama di kota kota Mesir, di Madyan yaitu dilembah Tuwa’ atau Horeb dan disepanjang perjalanan menuju baitul maqdish.
Dari 5 kitab tersebut, yang paling misteri adalah Kitab Kejadian, karena isi kitab Kejadian sama sekali tidak ada hubungannya dengan kisah bani Israel selama bersama nabi Musa dan nabi Harun. Isi kitab Kejadian adalah kisah dari nabi Adam hingga nabi Yusuf, penciptaan alam, dan lain lain, yang semua isinya tidak berhubungan dengan bani Israel. Mengacu pada Qs Al – ‘Araf 142 – 147, tentang proses turunnya Taurat pada nabi Musa tanpa ada orang lain yang menyaksikan di puncak gunung sinai setelah nabi Musa bermunajat selama 40 hari, dimana terdapat wahyu kepada nabi Muhammad yang bunyi wahyunya adalah, “ Allah telah tuliskan untuk Musa pada lauh lauh (lempengan lempengan batu) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan untuk segala hal “, maka para mufasir berpendapat wahyu tersebut diterima sekaligus oleh nabi Musa dalam bentuk lauh lauh batu yang sudah ada tulisannya. Sangat mungkin wahyu sebagaimana Qs Al – ‘Araf 145 tersebut merujuk pada Kitab Kejadian. Sedang wahyu yang diterima nabi Musa dan harun yang lainnya, tertulis dan tercampur dalam empat kitab lainnya. Kitab Kejadian inilah yang menjadi sumber awal dari pengetahuan manusia tentang asal usul manusia, nabi dan rasul mulai dari Adam hingga nabi Yusuf, tentang penciptaan alam, manusia dan mahluk mahluk lainya.
2. Masa Penjajahan Yunani Pada Negeri Yahudi
Pada tahun 336 SM, Alexander Agung dari Makedonia dalam usia yang masih sangat muda berhasil menyatukan seluruh kepulauan Yunani dalam kekuasaannya dengan cara yang mengerikan. Kota yang tidak mau menyerah, pasukannya dihabisi tanpa sisa, kotanya dirampok dan diratakan dengan tanah. Sekitar 30.000 orang dijual sebagai budak dalam pasar budak. Suatu shock terapi bagi kepulauan yang lain agar mereka tidak melakukan perlawanan. Majelis Liga Korintus dengan segera menetapkannya menjadi raja sehingga wilayah Yunani tidak terus bergejolak dalam peperangan dan pembantaian.
Alexander tidak puas dengan capaiannya di Yunani. Pada tahun 334 SM Alexander mulai menggerakkan pasukannya menuju negara negara taklukan Persia. Saat itu raja Persia adalah Darius III. Penasihat Militer Darius III menasihati agar Darius III memancing serta menggiring pasukan Alexander ke wilayah kering kurang air dan pada saat yang sama mengirim pasukan lautnya menuju wilayah Makedonia. Namun Darius III tidak mengikuti nasihat militernya, namun membawa pasukannnya menyongsong kedatangan pasukan Alexander di wilayah pesisir laut Aigea di kota kota Ionia yang banyak di huni oleh pemukim Yunani. Pasukan Darius III mengalami kekalahan telak disana bahkan putra dan menantunya mati dalam peperangan disana. Pasukan Darius III mulai mundur dan terus di desak oleh Alexander. Ketika pasukan Darius III mengalami kekalahan lagi di sungai Issus di wilayah Suriah, Darius III mundur lagi keseberang timur sungai Eufrat.
BACA JUGA :
- Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Ser-106)
- Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-107)
Alexander tidak langsung mengejar Darius III, tetapi bergerak munuju kota Tyrus, tujuannya jelas kearah Mesir. Gubernur Persia di Mesir harus ditaklukkan terlebih dahulu karena bisa menyerang dari belakang jika Alexander mengejar Darius III sampai jauh. Kota Tyrus melawan dalam waktu yang lama sehingga membuat marah dan akhirnya kota tersebut dapat diluluh lantakkan dan tentaranya melakukan pembunuhan masal terhadap penduduk kota tersebut.
Setelah dari Tyrus, langsung keselatan menuju Mesir melalui wilayah kerajaan yahudi dimana pasukan Alexander lewat tanpa gangguan. Ternyata Mesir takluk tanpa melakukan perlawanan, dan gubernurnya digantikan dengan Pharaoh yang mau tunduk kepada Yunani. Setelah Mesir dapat diamankan, Alexander kembali bergerak ke utara menuju sungai eufrat akan menggempur posisi Darius III. Namun Darius ternyata telah berada di sekitar sungai Tigris bagian utara. Alexander kembali memenangkan perangnya tanpa pertempuran dan setelah itu kota Susa sudah berada di depan dalam jangkauan pasukannya.
Darius III lari lagi ke kota Ekbatana. Alexander kemudian mengejarnya, namun sebelum pasukannya dapat mencapainya, terdapat kabar bahwa Darius III telah mati dibunuh oleh pengawalnya sendiri yang sudah bosan dengan kelakuan Darius III yang lebih memilih melarikan diri dengan mengurbankan pasukannya. Pengawalnya juga sudah merasa tidak mempunyai harapan dapat lolos dari kejaran pasukan Alexader. Jalan satu satunya menyelamatkan diri adalah dengan membunuh Darius III. Pertengahan tahun 331 SM, Alexader telah mengalahkan kekaisaran Akhemeniyah Persia dan menguasai seluruh wilayah kerajaan Persia maupun negeri jajahan Persia. Alexander telah menjadi raja Agung dengan wilayah kekuasaan yang sangat luas.
(bersambung ……………
EDITOR: REYNA
Related Posts
Muhammad Chirzin: Predator
Dana Pemerintah Mengendap Rp234 Triliun, Mintarsih: Kejiwaan Masyarakat Pasti Terdampak
Tawaran Tinbergen Rule LBP Mental
Revolusi Sistem Keuangan Presiden Prabowo
Pancasila Sebagai Sumber Moral dan Spiritual Bangsa
Orang Berstatus Bebas Bersyarat Tak Boleh Jadi Calon Perangkat Desa, Ini Penjelasan Hukumnya
Berjihad Melawan Korupsi, Menyelamatkan Hak Anak Indonesia Menuju Indonesia Emas
Habib Umar Alhamid: Prabowo Pantas Ajak TNI dan Rakyat untuk Bersih-bersih Indonesia
HIPKA Tegas Tolak Politisasi Hukum Demi Stabilitas Pembangunan Ekonomi Kalbar
Skandal Tirak, Ketua BPD Nilai Rizky Putra “Mbah Lurah” Belum Layak Sebagai Calon Karena Belum Bebas Murni
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-110) - Berita TerbaruOctober 14, 2022 at 9:59 am
[…] Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-108) […]
view websiteOctober 27, 2024 at 5:19 am
… [Trackback]
[…] Find More on that Topic: zonasatunews.com/nasional/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-108/ […]