Penolakan Terhadap Ketua IKA ITS Meluas, Tuntutan KLB Dan Pemecatan

Penolakan Terhadap Ketua IKA ITS Meluas, Tuntutan KLB Dan Pemecatan
Spanduk diarena kampus ITS: Laksanakan KLB, Pecat Ketua IKA ITS

ZONASATUNEWS.COM, JAKARTA – Penolakan pernyataan dukungan secara langsung dan terbuka Ketua Umum IKA ITS Sutopo Kristanto kepada Capres Ganjar Pranowo di The Ballroom Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Minggu (17/9/2023), maki meluas. Setelah sebelumnya beberapa alumni senior menilai sebagai tidak etis, kemudian disusul ratusan alumni membuat Petisi penolakan. Sebanyak 325 orang memberi tanda tangan dalam Petisi tersebut.

IKA ITS QATAR MENOLAK

Melalui akun Instagram IKA ITS Qatar menyatakan, dengan adanya kegiatan dukungan kepada salah satu Bacapres RI dengan mengatasnamakan Forum Alumni Perguruan Tinggi se-Indonesia di Jakarta yang juga menghadirkan pimpinan PP IKA-ITS sebagaimana yang nampak di media mainstream (detik.com, kompas.com, kumparan, dll), maka respon kami dari Ikatan Alumni ITS Chapter QATAR (IKA-ITS QATAR) yang juga merupakan bagian dari Alumni Perguruan Tinggi Indonesia:

1) menyatakan berlepas dari segala bentuk aksi atau kegiatan yang dilakukan oleh Pimpinan maupun gabungan atau kumpulan sebagian alumni ITS Surabaya yang mendeklarasikan dukungan kepada Bacapres yang manapun juga.

2) menghimbau netralitas organisasi atau perkumpulan Alumni dengan tidak melakukan aksi atau kegiatan yang bersifat deklarasi/pernyataan dukungan kepada pihak tertentu agar organisasi alumni tidak terseret dan berperan dalam polarisasi masyarakat. Biarlah hak atau aspirasi politik individu disalurkan dengan bijak melalui forum/aksi/kegiatan tanpa melabelkan dirinya sebagai alumni Perguruan Tinggi.

TUNTUT KLB

Saat ITS gelar Wisuda Sarjana, Sabtu (24/9/2023) spanduk penolakan terhadap Ketua IKA ITS bertebaran di arena kampus dan dijalan sekitar kampus. Mereka yang menamakan diri Relawan Penyelamat IKA ITS mengingatkan untuk tidak menjual IKA ITS dan meminta digelar Konggres Luar Biasa (KLB) untuk memecat Ketua IKA ITS, Sutopo Kristanto.

Beberapa spanduk dan flyer beruliskan: “Jangan Jual IKA ITS Seharga Nasi Bungkus”, “Laksanakan KLB, Pecat Ketua IKA ITS”, “For Sale, dijual Murah Suara ALumni ITS, Sale”, ” IKA ITS Berubah Menjadi IKA TOPO”.

Spanduk di Surabaya: menolak kebijakan Ketua IKA ITS beri dukungan politik kepada Capres Ganjar Pranowo

Spanduk diarena kampus ITS: Tuntut KLB dan Pecat Ketua IKA ITS

“IKA ITS berubah menjadi IKA TOPO. Dijual buat kepentingan pribadi dan kelompoknya. Padahal sing ora milih Ganjar luwih akeeh. Ini namanya pengkhianatan. Berkhianat kepada alumni yang tidak memilih Ganjar,” tulis seorang alumni ITS dalam sebuah akun medsos. 

Mundur atau dipecat

Budi Puryanto, jurnalis dan alumni Teknik Kimia ITS berpendapat sebaiknya Ketua IKA ITS mundur. Lebih baik mundur, lebih terhormat, katanya, daripada dipecat lewat KLB atau dipecat oleh Senat.

“Kebijakannya dalam memberikan dukungan politik kepada Capres Ganjar Pranowo, secara terbuka dan terang-terangan, merupakan sikap yang tidak etis, oportunistik, serta merendahkan harkat dan martabat IKA ITS. Saya minta Cak Topo mundur dari Ketua IKA ITS. Kalau tidak mau mundur baik-baik, ya harus di pecat. Bisa lewat jalur Konggres Luar Biasa (KLB) atau Senat IKA ITS mengeluarkan surat pemecatan. Senat bisa saja melakukan itu, meskipun banyak yang meragukan, karena Senat sendiri telah mengeluarkan rekomendasi perpanjangan masa pengurus PP IKA ITS hingga tahun 2025,” kata Budi.

Sikap tegas berupa pemecatan (bila tidak mau mundur) ini perlu diambil karena Sutopo Kristanto sudah melanggar etika organisasi. Menurut Budi ini termasuk pelanggaran berat dalam organisasi perkumpulan non politik seperti IKA ITS.

“Ini tidak boleh dibiarkan, karena akan melahirkan preseden buruk bagi perjalanan organisasi kedepan. Pesan pentingnya, bahwa menjadi Ketua IKA ITS tidak boleh main-main. Tidak boleh menjual organsasi untuk dan atas nama apapun. Ini tidak boleh dibiarkan. Pilihannya hanya dua: mundur baik-baik, atau dipecat. Ini demi marwah IKA ITS. Bukan karena benci secara pribadi atau beda pilihan politik. Sama sekali diluar itu,” tegas BudI Puryanto.

EDITOR: REYNA

 

 

 

Last Day Views: 26,55 K