Nonton Matador di Plaza de Toros

Nonton Matador di Plaza de Toros
Dubes RI untuk Spanyol, Dr Muhammad Najib didepan Plaza de Toros, tempat dilangsungkannya pertarungan Matador, pertarungan antara manusia dengan banteng.

ZONASATUNEWS.COM, MADRID – Secara reguler di Spanyol diadakan kegiatan adu banteng dengan manusia, atau sering disebut dengan Matador. Meskipun sebenarnya tidak tepat benar, karena matador itu berarti pembunuh. Pemainnya disebut Torero.

Kegiatan matador diadakan di suatu tempat bernama Plaza de Toros. Plaza itu berarti lapangan atau tempat yang luas. Sedang Toro berarti sapi jantan atau banteng.

“Saya tidak tahu pasti, kenapa semua Plaza De Toros, baik di Madrid maupun di Barcelona, arsitekturnya itu disebut menggunakan arsitektur Moor. Moor itu bentuk lain dari arsitektur Islam. Karena itu bentuk pintunya, gerbangnya, bangunannya, seperti bentuk masjid dan menara masjid. Ini perlu kajian sendiri, mengapa seperti itu,” kata Dubes Najib melalui channel Youtube Wisma Duta RI Madrid.

Plaza de Toros, menggunakan arsitektur Moor, dengan lengkungan-lengkungan yang mirip arsitektur masjid

Secara personal sebenarya Dubes Najib tidak terlalu berminat untuk melihat adu banteng dengan manusia. Karena merasa tidak tega. Saat ini ia memaksakan diri karena anaknya yang perempuan bari sampai di Madrid, dan ingin menonton. Akhirnya dia mengalah.

Adu banteng dengan manusia ini menurut Dubes Najib, sebenarnya tidak sepenuhnya tradisi Spanyol. Yang menjadi tradisi Spanyol itu menggiring sapi dari tempat penggembalaan mencari rumput ke kandang.

“Belakangan datang bangsa Romawi yang mengenalkan gladiator. Tradisi bangsa Romawi tidak hanya melawan banteng saja, tetapi manusia melawan binatang buas, seperti singa, macan, dan lainnya, termasuk manusia melawan manusia sampai salah satunya mati.Bangsa Romawi cukup lama disini dan mempengaruhi,” sambung Dubes Najib.

Pertarungan Matador dan sapi jantan (banteng). Sang Matador menggunakan kain merah, dan pisau kecil dipinggangnya.

Dubes menerangkan, setelah bangsa Romawi, belakangan muncul bangsa Visigoth yang juga memberikan warna lain.

Ketika umat Islam datang kesini dan berkuasa hampir 800 tahun, tradisi pertarungan manusia melawan banteng berlanjut, tetapi manusianya menunggang kuda. Dan banteng yang dilepas itu memang yang akan disembelih.

“Adu banteng seperti bentuknya yang sekarang, manusia berjalan lalu bantengnya dilepas dari kandangnya. Kemudian Toreronya dipakaikan pakaian seperti artis, memakai pisau kecil. Tradisi seperti ini dimulai tahun 1726 oleh seseorang bernama Fransisco Romero, yang kemudian menjadi bentuk permanen seperti sekarang,” ujarnya menerangkan lebih lanjut.

Pertunjukan yang menarik dari sang Sang Torero ini kalau diperhatikan seperti menari, seperti pemain silat. Dengan pakaian sedemikian rupa membawa bendera, memancing kemarahan sapi, itu sangat indah sekali, kata Dubes.

Sapi jantan (banteng) yang siap untuk dipertandingkan dengan Matador

Seperti layaknya aktor, Torero di Spanyol banyak sekali penngemarnya. Bayarannya juga sangat mahal. Karena itu sang Torero sering kali digosipkan.

Baru belakangan ini popularitas Torero, begitu juga besarnya bayarannya kalah mahal dibandingkan dengan pemain bola. Belakangan juga muncul kritik dari para pecinta binatang, karena dianggap terlalu sadis.

Pernah dilakukan pooling, hasilnya mengejutkan. Lebih 90% anak muda tidak menyukai pertandingan banteng dengan manusia. Tetapi orang tua masih menyukai. Karena itu para politisi mulai menyadari perubahan ini, dan di beberapa wilayah mulai melakukan pelarangan kegiatan itu.

Dubes mencontohkan, wilayah di Spanyol yang mulai melarang adalah kepulauan Kanarias, kemudian Propinsi Asturian, Propinsi Andalusia, dan juga Katalonia.

Dubes Muhammad Najib seang menonton di tribun

Akibat pelarangan kegiatan yang menarik para wisatawan ini, pemerintah Spanyol mulai mengkhawatirkan akan mempengaruhi pemasukan devisa negara itu.

“Karena generasi muda Spanyol kurang menyukai tradisi ini, maka kedepan akan menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi masyarakat dan pemerintah Spanyol, karena sudah menjadi tradisi yang sudah melekat dari masyarakat Spanyol ini,” ungkap Dubes Najib.

Menurut Dubes, setelah melihat pertarungan tersebut, sang Matador tidak selalu menang. Karena sapi yang kuat dan cerdas mampu bertahan cukup lama. Dalam keadaan seperti itu sang sapi akan dibela oleh para penonton.

“Cara membelanya, para penonton akan mengibarkan sapu tangan yang sudah disiapkan dari rumah. Kalau yang mengibarkan sapu tangan dominan, maka sang sapi akan dibebaskan, untuk kemudian menjalani kehidupan seperti sapi lainnya,” ujar Dubes.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K

3 Responses

  1. Buy Golden Teacher MushroomsDecember 15, 2024 at 11:32 pm

    … [Trackback]

    […] Read More Info here to that Topic: zonasatunews.com/internasional/nonton-matador-di-plaza-de-toros/ […]

  2. Telegram中文December 25, 2024 at 4:51 am

    … [Trackback]

    […] Information on that Topic: zonasatunews.com/internasional/nonton-matador-di-plaza-de-toros/ […]

  3. หวยJanuary 4, 2025 at 4:19 am

    … [Trackback]

    […] Information to that Topic: zonasatunews.com/internasional/nonton-matador-di-plaza-de-toros/ […]

Leave a Reply