Novel Muhammad Najib, “Bersujud Diatas Bara” (Seri-25): Derita Keluarga

Novel Muhammad Najib, “Bersujud Diatas Bara” (Seri-25): Derita Keluarga
Dr Muhammad Najib, Dubes RI untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO

Tulisan berseri ini diambil dari Novel “Bersujud di Atas Bara” karya Dr Muhammad Najib. Bagi yang berminat dapat mencari bukunya di Google Play Books Store, lihat linknya dibawah tulisan ini.

Novel “Bersujud Ditas Bara” ini merupakan fiksi murni yang diangkat dari kisah nyata, dengan latar belakang Perang Afghanistan tahun 1979- 1989. Pada saat itu, di tingkat global bertarung antara dua super power, Amerika dan sekutunya NATO didukung oleh sejumlah negara Muslim, bertempur melawan Uni Soviet yang didukung Pakta Warsawa. Sementara di medan laga terjadi pertarungan antara Rezim Boneka Afghanistan dukungan Uni Soviet melawan Mujahidin yang didukung oleh Amerika dan sekutunya.

Karya: Muhammad Najib
Dubes RI Untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO

SERI-25

Sejak peristiwa penangkapan suaminya, selera makan Nur Jannah menurun drastis. Ia lebih suka mengurung diri di kamar. Bayangan wajah-wajah bengis yang membawa suaminya terus muncul, bergantian dengan kekhawatirannya akan derita sang Suami menghadapi proses interogasi. Tidak ada keluarga, sahabat, atau kerabat yang datang menjenguk, menghibur, ataupun mengulurkan pertolongan. Ia terus bertanya-tanya, apa kesalahan suaminya. Jawaban tidak kunjung ditemukan. Karena itu, satu-satunya cara yang bisa dilakukannya adalah dengan shalat dan doa, mengadukan nasib diri dan keluarganya pada Yang Maha Kuasa.

Sementara itu Iin yang lincah dan periang berubah menjadi pendiam. Ia kehilangan gairah untuk bermain. Pertanyaannya pada sang Ibu selalu diulang-ulang, “Abah pergi ke mana? Kapan Abah pulang?”.

Pertanyaan-pertanyaan ini, membuat semakin dalam kesedihannya. Nur tidak pernah mampu menjawab pertanyaan itu. Setiap kali mendengar pertanyaan itu, Ia hanya mampu menjawabnya dengan rangkulan dan derai air mata.

Tujuh hari setelah penangkapan itu, baru koran lokal memberitakannya di halaman tengah dan tidak terlalu besar. Hafiz membawa potongan koran itu dan menunjukkannya ke adik iparnya. Dari sinilah Nur tahu, apa sesungguhnya alasan penangkapan sang Suami.

Cover Novel “Bersujud di Atas Bara” karya Dr Muhammad Najib. Bagi yang berminat dapat mencari bukunya di Google Play Books Store. Ikuti linknya dibawah

“Tidak mungkin Mujahid terlibat gerakan teroris”, katanya spontan.

“Sehari-hari Ia di wartel ini”, katanya sambil menunjuk dinding wartel dari batako yang terletak di sebelah ruang tamunya.

“Ia tidak aktif di organisasi apa pun”, tambahnya meyakinkan sang Kakak.

“Ya Allah…! Sungguh berat cobaan-Mu ini…!”, terdengar suaranya merintih.

“Cobalah Mas cari tahu, dimana Ia ditahan dan bagaimana cara menjenguknya”, Nur meminta bantuan sang Kakak.

Kepolisian sama sekali tidak bersedia memberi keterangan di mana Mujahid ditahan. Ia juga belum boleh dijenguk sampai waktu yang tidak ditentukan. Karena itu, Istri, Ibu, Ayah, dan keluarga dekat lainnya, hanya mendengar ceritanya lewat kabar burung dengan cara bisik-bisik dari mulut ke mulut. Keluarga dan para kerabatnya pun enggan untuk membicarakannya secara terbuka. Ada perasaan takut menghantui orang-orang dekatnya.

Para tetangga Mujahid yang biasanya ramah tibatiba menjadi dingin. Tidak ada lagi yang mengunjungi rumahnya. Kalau ada acara di kampung, Nur tidak perna lagi diundang. Karena itu, Nur mengurangi kegiatan di luar rumah dan hanya keluar jika terpaksa saja. Suatu saat, ketika Ia hendak ke pasar, di ujung jalan bergerombol sejumlah pemuda. Ia mempercepat jalannya, saat melalui mereka.

“Awas…! Ada istri teroris lewat”, kata salah seorang dari mereka.

“Tidak dIsangka, ya! Penampilannya santun, ternyata…”.

Nur terus berjalan tanpa menoleh. Tekanan batin seperti ini tidak hanya dialami dirinya. Amil sering pulang dari sekolah sebelum waktunya sambil menangis. la diolokolok oleh teman sebayanya sebagai anak teroris,

Karena beratnya beban yang diderita, Nur mengambil keputusan untuk kembali ke kampung halamannya. Dikemasnya pakaian dan barang-barang yang mungkin dibawa. Tanpa memberitahu tetangga, dibawanya ketiga anaknya pulang ke Lamongan.

Bu Bisri merangkul dan menciumi menantu dan cucucucunya. Bu Bisri dan Nur hanya menumpahkan air mata, sembari saling mengeratkan rangkulan mereka. Suara isak tangis pun meledak tanpa bisa dibendung. Tiga cucu Bu Bisri hanya berdiri menyaksikan dengan wajah sendu dan membisu apa yang dilakukan Ibu dan Nenek mereka.

“Ajaklah anak-anakmu istirahat di dalam”, kata Bu Bisri sambil mengusap air matanya. Nur membawa anakanaknya ke kamar. Tetapi sesaat kemudian Nur kembali ke depan.

“Bu…”, katanya pada sang mertua.

“Ada apa, Nak?”, tanya Bu Bisri penasaran.

“Saya tidak ingin kembali ke Denpasar, Bu…”, katanya tersendat menahan isak tangis.

Bu Bisri tidak menjawab. Diperhatikannya wajah menantunya itu. Sambil memegang punggung sang menantunya, Ia berkata,

“Ibu bisa merasakan beban yang Kamu tanggung, Nak. Tapi apakah Kamu tega meninggalkan Mujahid sendirian di sana?”.

Nur tidak menjawab, tangisnya meledak kembali. Air matanya terus mengalir dengan derasnya.

“Kita tidak bisa berharap pada orang lain!”, kata Bu Bisri lagi.

“Ingat juga pengaruhnya terhadap anak-anakmu. Ibu dan Ayah sudah tua, tidak bisa berbuat banyak”.

Bu Bisri mengambil segelas air hangat”, “Minumlah !”, katanya.

Nur mengambil gelas itu, lalu perlahan-lahan membasahi tenggorokannya dengan air yang diambilkan sang Mertua.

“Kamu harus tabah. Kamu harus bisa, dan Kamu pasti bisa. Kita tidak punya pilihan lain”, kata Bu Bisri sambil mengusap air mata sang menantu dengan ujung kerudungnya.

“Sudahlah. Istirahat dulu. Kamu temani anak-anakmu di kamar. Ibu akan masak untuk kalian”.

Bu Bisri menuntun sang menantu ke kamar. Baru saja Bu Bisri hendak bergerak ke dapur, terdengar suara salam dari depan. Bu Bisri menjawab salam sambil melangkah ke warungnya. Ternyata Bu Ibnu.

“Beras Cianjur seperti yang kemarin masih ada, Bu?”, tanya istri purnawirawan Polri yang tinggal tiga rumah dari tempat tinggal Bu Bisri itu.

“Kebetulan masih, Bu. Mau berapa kilo?”, tanya Bu Bisri.

“Kelihatannya Bu Bisri sedih sekali!”, kata Bu Ibnu tiba-tiba membelokkan pembicaraan. Bu Bisri tersenyum, menghapus air matanya.

“Kebetulan cucu-cucu dan menantu saya baru pulang”, jawabnya.

“Oh, Nur, istrinya Mujahid ya, Bu?”.

“Ya.”
Tiba-tiba, entah karena apa, Bu Ibnu berkata, “Jeng, tahanan teroris itu termasuk tahanan kelas berat, lho!”, katanya dengan suara berbisik.

“Berapa lama biasanya hukumannya?”, tanya Bu Bisri.

“Wah, tergantung, tapi bisa hukuman mati, lho…”, kat Bu Ibnu mengingatkan.

Wajah Bu Bisri terkesiap mendengarnya, Ia lalu menunduk sendu.

“Apa tidak mungkin mendapat keringanan?”.

“Makanya Bu. Harus cari usaha ekstra!”.

“Apa maksudnya usaha ekstra itu? Saya tak mengerti”, tanya Bu Bisri penasaran.

Baca Juga:

“Ibu harus cari koneksi. MIsalnya kalau Ibu punya keluarga pejabat tinggi, minta bantuannya agar turun tangan”.

“Wah, Saya nggak punya, semua keluarga Saya pedagang”.

“Ibu bisa tempuh cara lain, misalnya menghubungi polisi yang mau bantu, hakim yang akan mengadilinya, jaksa penuntut atau pembela yang berpengalaman”, jelas Bu Ibnu.

“Apa pakai duit, Jeng?”.

“Tentu! zaman sekarang ini mana ada sih yang tidak pakai duit? Wong kencing di terminal aja harus bayar”, sahut Bu Ibnu dengan nada sinis.

“Sampai sekarang Mujahid belum boleh dijenguk, kenapa, ya?”.

“Biasanya yang bersangkutan harus menjalani proses interogasi dulu. Proses ini tidak tentu lamanya, tergantung Mujahid sendiri. Kalau Dia mau mengakui semua perbuatannya, akan lebih cepat. Tetapi kalau tidak, Ia akan dipaksa sampai mengakui”, kata Bu Ibnu menjelaskan.

“Apa maksudnya dipaksa?”, tanya Bu Bisri penasaran sambil membuka matanya lebar-lebar.

“Cara polisi memaksa macam-macam, mulai yang paling ringan seperti menyuruhnya berdiri dengan satu kaki sampai berjam-jam. Mengurungnya di WC selama berharihari tanpa memberi kesempatan yang bersangkutan melihat matahari. Lalu menyundutnya dengan rokok. Tetapi ada juga yang ibu jari kakinya ditindih kaki kursi yang diduduki petugas. Bahkan tidak jarang yang dipukuli dengan menggunakan benda benda keras sampai rontok giginya”.

Bulu kuduk Bu Bisri bergidik mendengarnya, pandangan matanya langsung berkunang-kunang. la berlari menuju kamarnya sambil meraung. Bu Bisri tidak sanggup membayangkan Anak sulungnya menjalani siksaan seperti itu.

(Bersambung…..)

EDITOR: REYNA

Bagi yang berminat dengan karya-karya novel Dr Muhammad Najib dapat mencari bukunya di Google Play Books Store, melalui link dibawah ini:

Judul Novel: Di Beranda Istana 
Alhambra
https://play.google.com/store/books/details?id=IpOhEAAAQBAJ

Judul Novel: Safari
https://play.google.com/store/books/details?id=LpShEAAAQBAJ

Judul Novel: Bersujud Diatas Bara
https://play.google.com/store/books/details?id=WJShEAAAQBAJ
Last Day Views: 26,55 K

14 Responses

  1. แนะนำ 12 เว็บ ซื้อ หวย บาทละ 100September 20, 2023 at 5:14 am

    … [Trackback]

    […] Read More here on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-25-derita-keluarga/ […]

  2. kaws rocks | crumpets vape | guava gas strain |springfield farms carts | dmt vape uk | curepen legend og | mad river melts | buy dmt vape pen |kaws rocks weed | boutiq vapes |glo extracts | kaws weed | georgia pie strainOctober 5, 2023 at 7:12 am

    … [Trackback]

    […] Info on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-25-derita-keluarga/ […]

  3. เกม 3DDecember 11, 2023 at 11:09 am

    … [Trackback]

    […] Find More on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-25-derita-keluarga/ […]

  4. รับทำวิจัยFebruary 27, 2024 at 7:38 am

    … [Trackback]

    […] Read More here to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-25-derita-keluarga/ […]

  5. blote tietenMarch 28, 2024 at 8:34 pm

    … [Trackback]

    […] Find More Info here on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-25-derita-keluarga/ […]

  6. clipzui,clip zui,ClipZui,Clip Zui,clipzui.cc,www.clipzui.ccApril 26, 2024 at 6:04 am

    … [Trackback]

    […] There you can find 21345 more Info on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-25-derita-keluarga/ […]

  7. เช่ารถตู้พร้อมคนขับAugust 12, 2024 at 6:07 am

    … [Trackback]

    […] Find More Info here to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-25-derita-keluarga/ […]

  8. ดูดวงยูเรเนียนAugust 17, 2024 at 5:50 am

    … [Trackback]

    […] Information on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-25-derita-keluarga/ […]

  9. John LobbSeptember 10, 2024 at 8:08 am

    … [Trackback]

    […] There you can find 59397 additional Info to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-25-derita-keluarga/ […]

  10. รักษาสิวSeptember 24, 2024 at 11:42 am

    … [Trackback]

    […] Information on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-25-derita-keluarga/ […]

  11. จำหน่ายอะไหล่อุตสาหกรรมOctober 10, 2024 at 7:50 am

    … [Trackback]

    […] There you can find 92250 additional Info on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-25-derita-keluarga/ […]

  12. c2c chatDecember 17, 2024 at 1:59 am

    … [Trackback]

    […] Find More Info here on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-25-derita-keluarga/ […]

  13. ปั่นสล็อต ทุนน้อย โบนัสแตกหนัก ได้เงินจริงJanuary 19, 2025 at 5:59 am

    … [Trackback]

    […] Find More to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-25-derita-keluarga/ […]

  14. my webcamFebruary 5, 2025 at 3:47 am

    … [Trackback]

    […] Read More on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-25-derita-keluarga/ […]

Leave a Reply