Tulisan berseri ini diambil dari Novel “Bersujud di Atas Bara” karya Dr Muhammad Najib. Bagi yang berminat dapat mencari bukunya di Google Play Books Store, lihat linknya dibawah tulisan ini.
Novel “Bersujud Ditas Bara” ini merupakan fiksi murni yang diangkat dari kisah nyata, dengan latar belakang Perang Afghanistan tahun 1979- 1989. Pada saat itu, di tingkat global bertarung antara dua super power, Amerika dan sekutunya NATO didukung oleh sejumlah negara Muslim, bertempur melawan Uni Soviet yang didukung Pakta Warsawa. Sementara di medan laga terjadi pertarungan antara Rezim Boneka Afghanistan dukungan Uni Soviet melawan Mujahidin yang didukung oleh Amerika dan sekutunya.
Karya: Muhammad Najib
Dubes RI Untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO
SERI-43
Sore itu seperti biasa Mujahid membaca al-Quran. Saat bertemu ayat-ayat tertentu yang Ia belum paham maknanya atau ragu akan pesan yang dikandungnya, dibukanya buku tafsir. Ada beberapa buku tafsir yang Ia miliki. Bila tidak puas dengan satu penjelasan, Ia buka buku tafsir yang lain, kemudian dibanding-bandingkannya penjelasan yang ada, sampai Ia bisa menarik kesimpulan sendiri atas maknanya. Menjelang waktu Maghrib ketika bersiap-siap mengakhiri bacaannya, Ia melihat selembar kertas yang dilemparkan melalui sela-sela di bawah pintu selnya. Mujahid melihat sekilas kertas itu, kemudian kembali melanjutkan bacaannya sampai akhir surah. “Shadaqa-llahu-l ‘azhim’,’ demikian Ia mengakhiri ngajinya.
Ia segera mendekap Al-Quran ke dadanya, lalu maju dua langkah sambil menundukkan badannya mengambil kertas tadi. Ia membuka perlahan kertas itu. Kertas itu berkop Masjid Khusnul Khatimah yang berada di dalam kompleks Rutan Gerabakan. Ia membaca dengan seksama, ternyata isinya pengumuman bahwa Ramadhan jatuh pada esok hari. Di dalamnya juga memuat penjelasan berbagai aktifitas yang akan diadakan selama bulan suci Ramadhan: buka puasa bersama, shalat Tarawih yang diisi dengan kuliah singkat tujuh menit (kultum), lalu makan sahur bersama. shalat Tarawih dimulai sesudah shalat Isya malam itu.
“Alhamdulillah, Aku masih sempat bertemu denganmu kembali, ya Ramadhan! Bulan suci yang penuh berkah, rahmah, dan ampunan yang dinanti-nanti”, gumam Mujahid dengan penuh syukur. Ia bergegas mengambil air wudhu, mengganti pakaiannya dengan baju koko yang dibordir pada bagian dadanya, sarung pelekat warna biru yang paling Ia sukai, lalu mengambil kopiah hitam yang tergantung di dinding. Ia shalat Maghrib tiga rakaat, kemudian makan malam yang sudah disediakan seperti biasanya lalu membaca;
Asyahadu alla ilaha illa-allah. Astagfiru-llah. Nas’aluka-l
jannata wa na’udzubika mina-n nar (3x)
Allahumma innaka’afuwun tuhibbu-l’afwa fa’fu’anna (3x)
ya karim.
Ia terus membaca doa khusus yang selalu dibacakan di bulan Ramadhan ini berulang-ulang. Pikirannya melayang ke kampung halamannya, bagaimana suasana Ramadhan disambut dengan antusias, saat-saat bersama keluarga berbuka puasa dan ketika masih kecil bersama-sama kawan-kawannya berbuka bersama di masjid kampungnya. Tanpa Ia sadari, bibirnya berulang-ulang merekahkan senyum, wajahnya berubah cerah. Kenangan-kenangan indah Ramadhan terlintas kembali di benaknya sampai seorang petugas membuka selnya dan mengijinkannya pergi ke masjid untuk menunaikan shalat Isya dan Tarawih.

Cover Novel “Bersujud di Atas Bara” karya Dr Muhammad Najib. Bagi yang berminat dapat mencari bukunya di Google Play Books Store. Ikuti linknya dibawah
Selama bulan puasa, para napi dapat bergerak lebih leluasa, khususnya untuk mengikuti berbagai kegiatan yang diadakan di masjid. Makanan juga lebih makmur. Bu Hajjah Fatimah, seorang janda yang tinggal tak jauh dari Penjara itu, secara rutin mengirim ta’jil atau makanan untuk berbuka puasa. Jenis makanan yang dikirim bervariasi, seperti korma, es sirup yang berwarna Merah, dilengkapi dengan kolak, bubur ketan hitam, pisang goreng atau kue-kue lain yang berganti-ganti. Keluarga Napi juga sering mengirim makanan yang kemudian dikumpulkan di Masjid, lalu mereka makan bersama, termasuk para petugas dan pegawai tahanan. Pada bulan Ramadhan makanan bukan saja terasa melimpah, tapi juga terasa sangat istimewa. Maklum, makanan rutin yang disediakan Rutan kelewat sederhana, bahkan seringkali berasa dimasak asal-asalan. Tidak jarang nasi yang disuguhkan berbau minyak tanah, sehingga memaksa mereka yang punya uang lebih membeli makanan yang dijual di kantin, meski harganya bisa dua atau tiga kali lipat dibanding di luar. Bagi mereka yang tidak punya uang dengan terpaksa menelan apa adanya.
Dalam bulan Ramadhan ini Mujahid meningkatkan frekuensinya membaca Al-Quran, di samping keinginan untuk menggunakan waktu dan hari-hari Ramadhan sebaik mungkin dalam upaya meningkatkan spiritualitasnya. Ia juga berharap, di bulan ini bisa memperbanyak hafalannya. Setiap malam Jumat Ia manfaatkan untuk mengulang sekaligus merawat ayat-ayat yang sudah dihafalnya. Selain surah-surah pendek dalam Juz Amma, Ia sudah menghafal lima belas juz; dari surah al-Baqarah sampai al-Isra.
Pada malam ketujuh belas, bertindak sebagai Imam sekaligus penceramah adalah Ustaz Abdurrahman Alawi yang diperkenalkan oleh Takmir sebagai Ustaz ahli tafsir, alumni Universitas al-Azhar Mesir. Ustaz Abdurrahman tampak masih sangat muda, tapi jenggot hitam lebat yang dipeliharanya membuatnya tampak dewasa dan berwibawa. Saat memimpin shalat, ayat-ayat yang dibacanya bukan ayat-ayat singkat yang biasanya diambil dari juzz amma, tapi ayat-ayat panjang dari surah al- Baqarah, Ali Imran dan beberapa surah lain. Namun, karena suaranya dan cara membacanya yang fasih dan indah, para jamaah tidak merasakannya lelah atau jemu mengikutinya. Usai melaksanakan shalat Tarawih delapan rakaat ditambah witir tiga rakaat, seperti biasanya, Kultum diberikan. Mujahid menaruh perhatian penuh pada ceramah yang bakal diberikan. Ustaz Abdurrahman hanya mengambil waktu sekitar sepuluh menit. Ia membahas beberapa hal, di antaranya masalah makna puasa, Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar.
Mujahid sangat kagum dengan Ustaz muda ini. Ia merasakan dalamnya pengetahuan sang Ustaz, karena itu Ia ingin memanfaatkan kesempatan itu untuk menanyakan beberapa hal. Usai shalat Witir, saat beberapa jamaah telah bersalaman dengan sang Ustaz kemudian meninggalkan Masjid, Ia tetap bertahan sampai yang tinggal hanya Takmir dan Ustaz.
“Boleh minta waktu sedikit, Ustaz?”, sapa Mujahid.
“O, dengan senang hati”, jawabnya.
“Saya mau tanya beberapa hal”, kata Mujahid memulai.
“Silahkan”.
“Tadi Ustaz mengulas banyak hal tentang puasa, Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar. Apa makna yang sebenarnya dari kewajiban menjalankan Ibadah Puasa?”, tanya Mujahid.
“Makna sebenarnya hanya Allah yang tahu. Tapi, kalau merujuk pada ayat-ayat Al-Quran, maka Kita dapat mengatakan bahwa puasa memiliki beberapa fungsi atau tujuan. Antara lain: agar kita sehat, baik jasmani maupun rohani. Dokter atau ahli ilmu jiwa sangat suka menjelaskan makna puasa dari sisi ini. Tapi, pada bagian lain Allah juga menjelaskan bahwa perintah puasa diberikan kepada orang-orang beriman agar meningkat derajatnya menjadi muttaqin. Sebagaimana Kita ketahui, muttaqin adalah derajat tertinggi manusia di depan sang Khaliq. Ada juga yang melihat puasa sebagai sarana untuk melatih mengendalikan diri, mengendalikan emosi, dan melatih agar Kita lebih rendah hati. Semuanya memiliki rujukan. Hanya penekanannya yang berbeda-beda”, jelas sangUstaz.
Baca Juga:
- Novel Muhammad Najib, “Bersujud Diatas Bara”(Seri-41): Kuliah Politik
- Novel Muhammad Najib, “Bersujud Diatas Bara”(Seri-42):Konspirasi
Mendengar penjelasan lengkap ini, Mujahid hanya manggut-manggut.
“Lalu bagaimana dengan pengertian Lailatul Qadar?”, tanya Mujahid lagi.
“Dalam surah al-Qadr dinyatakan secara tegas bahwa Lailatul Qadar itu adalah waktu yang lebih baik daripada seribu bulan”.
“Apakah benar pengertian lebih baik dari seribu bulan itu seperti orang yang melakukan shalat pada Lailatul Qadar, sama pahalanya dengan orang yang melakukan shalat terus-menerus selama seribu bulan? Atau orang yang memberikan sedekah pada saat Lailatul Qadar pahalanya berlipat ganda sebanyak seribu bulan?”, tanya Mujahid menegaskan.
“Itu tidak salah. Tapi pengertian seperti itu terlalu menekankan pada makna kuantitatif. Yang lebih penting sebenarnya adalah makna kualitatifnya, ” tegas Ustaz Abdurrahman.
“Apa yang Ustaz maksud dengan makna kuantitatifnya?”.
“Begini. Ibarat orang mencari sumber minyak, ada orang yang banyak mengebor lubang, tapi tidak ada isinya, atau sedikit mengeluarkan minyak. Dengan kata lain, lubangnya berkualitas rendah. Jika menemukan satu lubang saja yang berkualitas tinggi, maka semburan minyak yang berlimpah dan hasil dari lubang yang berkualitas tinggi ini akan menutup seluruh biaya yang dikeluarkan. Lebih dari itu, minyak ini akan terus keluar sampai puluhan tahun. Atau, bisa juga diibaratkan seperti seorang pedagang yang menjual dagangannya setiap hari, satu saat Ia menemukan seorang pembeli besar yang kemudian menjadi pelanggannya. Tentu pedagang ini bisa menjadi kaya hanya dari satu pelanggan ini. Nah, lubang yang mengeluarkan minyak banyak atau pelanggan itu dapat dianalogikan dengan Lailatul Qadar. Seperti itulah makna kuantitatifnya. Kalau dibalik, orang yang tidak melakukan kebaikan pada saat Lailatul Qadar datang, sama seperti pencari minyak yang tidak menemukan lubang yang menyembur minyak, atau seperti pedagang yang tidak berjualan saat pembeli besar calon pelanggannya datang. Tapi, sekali lagi Saya ingatkan, semua makna itu berkaitan dengan masalah spiritual”.
“Satu lagi, Ustaz. Saya mau tanya tentang rasionalitas Al-Quran”.
“Al-Quran sebenarnya beyond rationality atau di atas rasionalitas manusia. Artinya, rasionalitas hanya salah satu sisi dari Al-Quran, karena dia juga mengandung hal-hal yang gaib”.
“Apa pengertian gaib bagi Ustaz?”.
“Gaib adalah sesuatu yang tak terjangkau oleh logika manusia. Kita harus menyadari, bahwa manusia, di samping memiliki kelebihan juga memiliki keterbatasan. Maksudnya, karena keterbatasan manusia, sesuatu yang ia belum pahami seringkali disimpulkan sebagai hal gaib. Padahal hal gaib seperti ini bisa jadi masuk dalam kategori gaib yang relatif. Sejarah membuktikan, bahwa banyak hal yang dulu dianggap gaib oleh manusia, ternyata sekarang dapat ditangkap dengan nalar secara terang benderang sejalan dengan kemampuan manusia yang terus meningkat ditopang dengan penemuan sains dan teknologi. Yang jelas, menurut Saya masalah ruh dan akhirat termasuk kategori gaib mutlak. Saya katakan gaib mutlak, karena hanya Allah yang sungguh-sungguh tahu”. Sang Ustaz tidak meneruskan penjelasannya karena waktu yang terbatas. Namun, penejelasan yang sudah disampaikan cukup membuat Mujahid semakin mengaguminya.
(Bersambung…..)
EDITOR: REYNA
Bagi yang berminat dengan karya-karya novel Dr Muhammad Najib dapat mencari bukunya di Google Play Books Store, melalui link dibawah ini:
Judul Novel: Di Beranda Istana Alhambra https://play.google.com/store/books/details?id=IpOhEAAAQBAJ Judul Novel: Safari https://play.google.com/store/books/details?id=LpShEAAAQBAJ Judul Novel: Bersujud Diatas Bara https://play.google.com/store/books/details?id=WJShEAAAQBAJ
Related Posts
Api di Ujung Agustus (Seri 33) – Pengkhianat Didalam Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 31) – Bayangan Kudeta Makin Nyata
Api di Ujung Agustus (Seri 30) – Jejak Jaringan Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 27) – Jalur Rahasia Wiratmaja
Api di Ujung Agustus (Seri 26) – Bayangan Dalam Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 25) – Garuda Hitam Membara
Api di Ujung Agustus (Seri 24) – Kartu As Gema
Api di Ujung Agustus (Seri 23) – Dua Api, Satu Malam
JavOctober 5, 2023 at 6:07 am
… [Trackback]
[…] Find More on to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-43ramadhan-di-penjara/ […]
kaws rocks | crumpets vape | guava gas strain |springfield farms carts | dmt vape uk | curepen legend og | mad river melts | buy dmt vape pen |kaws rocks weed | boutiq vapes |glo extracts | kaws weed | georgia pie strainOctober 5, 2023 at 11:21 am
… [Trackback]
[…] Read More Info here on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-43ramadhan-di-penjara/ […]
who makes clase azulOctober 25, 2023 at 7:54 am
… [Trackback]
[…] Read More on to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-43ramadhan-di-penjara/ […]
buy custom cornhole board skins onlineNovember 23, 2023 at 5:54 am
… [Trackback]
[…] Read More on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-43ramadhan-di-penjara/ […]
โปรแกรมจัดการบริหารหอพักDecember 15, 2023 at 10:32 am
… [Trackback]
[…] Find More on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-43ramadhan-di-penjara/ […]
ให้เช่าคอนโดFebruary 2, 2024 at 8:46 am
… [Trackback]
[…] There you will find 24761 more Info on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-43ramadhan-di-penjara/ […]
another word for psychedelic drugsMarch 22, 2024 at 3:35 pm
… [Trackback]
[…] Read More on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-43ramadhan-di-penjara/ […]
qiuqiu99March 30, 2024 at 11:17 am
… [Trackback]
[…] Read More Info here on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-43ramadhan-di-penjara/ […]
ข่าวกีฬาApril 18, 2024 at 6:19 am
… [Trackback]
[…] Here you will find 46292 more Info on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-43ramadhan-di-penjara/ […]
garbage informationAugust 20, 2024 at 12:04 pm
… [Trackback]
[…] Find More to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-43ramadhan-di-penjara/ […]
ngiyaw-ebooks.org sell drugsSeptember 12, 2024 at 5:36 pm
… [Trackback]
[…] Find More here on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-43ramadhan-di-penjara/ […]
Buy Winchester Model 1873 38/357 Sporter Octagon Pistol Grip Lever Action Rifle OnlineSeptember 21, 2024 at 9:47 am
… [Trackback]
[…] Find More here to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-43ramadhan-di-penjara/ […]