Novel Muhammad Najib, “Bersujud Diatas Bara”(Seri-54): Amil Jadi Insinyur

Novel Muhammad Najib, “Bersujud Diatas Bara”(Seri-54): Amil Jadi Insinyur
Dr Muhammad Najib, Dubes RI untuk Spanyol dan UN Tourism

Tulisan berseri ini diambil dari Novel “Bersujud di Atas Bara” karya Dr Muhammad Najib. Bagi yang berminat dapat mencari bukunya di Google Play Books Store, lihat linknya dibawah tulisan ini.

Novel “Bersujud Ditas Bara” ini merupakan fiksi murni yang diangkat dari kisah nyata, dengan latar belakang Perang Afghanistan tahun 1979- 1989. Pada saat itu, di tingkat global bertarung antara dua super power, Amerika dan sekutunya NATO didukung oleh sejumlah negara Muslim, bertempur melawan Uni Soviet yang didukung Pakta Warsawa. Sementara di medan laga terjadi pertarungan antara Rezim Boneka Afghanistan dukungan Uni Soviet melawan Mujahidin yang didukung oleh Amerika dan sekutunya.

Karya: Muhammad Najib
Dubes RI Untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO

SERI-54

Mujahid menjalani hari-harinya dengan mengajar di masjid penjara sekaligus belajar dari buku-buku yang dikirim ayahnya. Buku-buku tafsir dari berbagai ahli tafsir yang berbeda dan hadis-hadis dari para perawi, seperti Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dilahapnya. Ia juga sangat menikmati buku sains, sejarah dan biografi, termasuk di dalamnya pemikiran dari tokoh-tokoh politik. Tanpa terasa satu persatu rambut dan jenggotnya sudah berganti warna. Lebih dari separuhnya tampak memutih.

Di balik kehidupan yang Ia jalani di dalam penjara, Ia memendam rasa tersendiri tentang istrinya. Ia bangga terhadap Istrinya. Nur kini menjadi pengusaha kue yang mempekerjakan tidak kurang dari sepuluh orang. Separo rumahnya bagian depan sudah menjelma menjadi tempat usaha yang dikenal luas sebagai toko kue kering di kota Denpasar. Sebagai hasil jerih-payahnya, Nur memiliki satu mobil kijang yang digunakan untuk kepentingan keluarga, dan dua mobil box untuk mengantar kue-kue produksinya. Satu untuk ke toko-toko kue langganan, sedangkan satu lagi untuk mengantarkan pesanan-pesanan khusus dari hotel atau pesanan untuk pesta perkawinan.

Tanpa terasa sudah tujuh belas tahun Mujahid menjadi penghuni Lapas itu. Ia hanya mendapatkan laporan rutin tentang berbagai hal di luar Rutan dari istri tercintanya yang datang seminggu sekali mengunjunginya. Ia spontan sujud syukur saat diberitahu bahwa Anaknya, Amil, menjadi lulusan terbaik di Institut Teknologi Bandung (ITB) saat diwisuda sebagai buah dari ketekunannya dalam belajar.

Mujahid terbayang kembali saat Anak sulungnya itu datang memberitahu bahwa Ia berhasil lulus dari sekolah SMA Negeri Denpasar dengan nilai tertinggi, sembari menyodorkan rapor dan medali penghargaan dari Kepala Sekolah. Ia lalu meminta izin untuk melanjutkan studinya di Bandung. Ia berangkat dengan berbekal doa dari sang ayah serta amplop berisi uang yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhannya tiga bulan.

Mujahid merasa geli membayangkan perasaannya sendiri saat itu, karena yang asli dari dirinya hanyalah bekal doa, sementara amplop yang disodorkannya datang dari Istrinya yang dipersiapkan sesaat sebelum Amil menemui sang Ayah, tanpa sepengetahuan Amil tentu.

Amil lalu melanjutkan studinya di kota kembang itu. la memilih jurusan Informatika. Ia punya minat yang luar biasa dalam mengembangkan software. Karena itu, di luar mata kuliah yang wajib diikuti oleh mahasiswa, Ia suka mengotak-atik berbagai software di laboratorium komputer saat senggang. Di luar aktivitasnya di kampus, Ia suka mengisi waktu luangnya di masjid Salman. Masjid yang menjadi markas dakwah bagi dosen maupun mahasiswa ITB. Berkat tekad dan ketekunannya, Ia lulus dengan IP 3,9. Hampir semua nilainya A. Ia dinyatakan sebagai wisudawan terbaik, sehingga mendapatkan penghargaan khusus dari Rektor saat Wisuda. Sementara wisudawan lain didampingi oleh kedua orangtuanya, Amil harus menerima ijazah yang sangat berharga itu hanya seorang diri, karena sang Ayah masih harus menjalani hukuman, sementara sang Ibu tidak mungkin meninggalkan pekerjaannya.

Cover Novel “Bersujud di Atas Bara” karya Dr Muhammad Najib. Bagi yang berminat dapat mencari bukunya di Google Play Books Store. Ikuti linknya dibawah

Amil kemudian diundang khusus oleh Pembantu Rektor bidang Akademik. Ia ditawari untuk mengambil S3 ke Amerika, sebagai implementasi kerjasama ITB dengan MIT, salah satu perguruan tinggi terbaik di bidang Teknologi di negara Paman Syam itu. Tentu dengan syarat setelah lulus nanti dirinya mau mengabdi di almamaternya. Amil
sangat gembira dengan tawaran itu, karena cita-citanya memang ingin menjadi dosen. Apalagi, studi ke luar negeri merupakan keinginan banyak orang yang tidak mudah dicapai.

“Saya bergembira sekali mendengar tawaran ini, Pak!”, jawab Amil.

“Tapi, izinkan Saya meminta restu kedua orangtua Saya terlebih dahulu”, katanya dengan nada memohon.

“Anak yang baik harus seperti itu, karena doa orangtua ikut menentukan sukses tidaknya seorang Anak. Tolong sampaikan salam kami kepada orangtuamu; sampaikan bahwa ITB sangat memerlukan pengabdianmu dalam mencerdaskan anak-anak bangsa”, kata sang Pembantu Rektor dengan nada penuh harap.

Dengan hati gembira Amil langsung memesan tiket kereta menuju Surabaya. Ia berhenti di stasiun Semut, lalu naik kendaraan umum menuju terminal Purabaya. Dengan bus Patas Ia menuju Banyuwangi. Di pelabuhan Ketapang Ia turun, lalu menyebrang dengan kapal Ferry menuju Gilimanuk. Dari Gilimanuk, dengan menggunakan bus Ia menuju Denpasar. Perjalanan secara keseluruhan ditempuh satu hari satu malam. Sesampai di rumah, Ia langsung bersujud untuk mencium kaki Ibunya, sebagai tanda terima kasihnya. Selama ini sang Ibu lah yang membiayai dan mengurus berbagai keperluan sekolahnya. Air matanya meleleh tanpa terasa. Terbayang di benaknya bahwa siang dan malam sang Ibu meneteskan keringat demi dirinya. Dari Subuh sampai tengah malam, tanpa henti.

Keesokan harinya, ketika suasana santai sesudah makan siang, Amil mendekati sang ibu. Ia mencari waktu yang pas, dan mempersiapkan kata-kata yang bagus, dengan harapan sang Ibu akan merestuinya.

“Mi…”, katanya memulai.

“Ada apa, Nak?”, jawab si Ibu.

“Umi mau nggak punya Anak jadi doktor?”.

“Apa? Dokter? Siapa yang mau jadi dokter? Bukankah Kamu sekarang sudah jadi Insinyur, masak mau jadi dokter!”.

Amil tersenyum geli. Ia lalu bergerak dan duduk di samping sang Ibu. Sambil memijat-mijat punggungnya, Ia coba menjelaskan,

“Mi… Doktor itu beda dengan dokter ….”.

“Bedanya apa?”, sambil menoleh ke arah sang Anak dengan nada tak mengerti.

“Doktor itu nama gelar kalau seorang insinyur sekolah lagi selama kurang-lebih lima tahun, sementara dokter, ya tukang suntik itu”.

“Ooo, begitu, toh. Ibu tidak paham soal itu. Yang jelas, mana ada ibu yang tidak ingin anaknya pinter”, jawab si Ibu.

“Alhamdulillah”, komentar Amil lega.

“Memangnya Kamu mau sekolah lagi?”, tanya si Ibu.

“Begini, Mi… Amil dapat tawaran beasiswa untuk mengambil program doktor ke Amerika. Ibu setuju kan?”.

Nur terdiam sejenak. Perasaan bahagia muncul di hatinya, tapi tiba-tiba nama Amerika bagai badai menyambar dan menggusur perasaan itu. Suaminya pasti akan keberatan. Ia nampak bimbang dan tidak tahu harus menjawab apa. Tapi, buru-buru Ia memegang tangan Anaknya, sembari menghiburnya, “Ibu ini tidak terlalu mengerti soal sekolahan. Cobalah Kamu konsultasi ke Abahmu. Ibu yakin Ia tahu apa yang terbaik untuk dirimu, kalau Abahmu menyetujui, tentu Ibu akan menyetujui
juga”.

Baca Juga:

Amil cepat membaca situasi. Ia tahu apa sebenarnya yang terjadi. Tapi Ia tidak ingin menyusahkan Ibunya. Karena itu, Ia berpura-pura tak tahu apa yang dipikirkan sang Ibu.

“Kapan Saya boleh bertemu Abah?”, tanya Amil berusaha melanjutkan.

“Kapan saja Kamu suka, Kamu bisa mengunjunginya”.

Keesokan harinya, dengan diantar sang Ibu. Amil mengunjungi ayahnya.

“Alhamdulillah, Amil sudah menyelesaikan studi S1. Amil ingin mengucapkan terima kasih atas nasehat dan doa yang selama ini Abah berikan. Berkat doa dan nasehat Abah, semua kesulitan berhasil Amil atasi”.

“Bersyukurlah kepada Allah. Dialah yang maha kuasa atas segala sesuatu”.

“Apa rencanamu selanjutnya?”, tanya Mujahid.

“Amil ingin jadi dosen, Bah”.

“Itu pekerjaan mulia. Menyebarkan ilmu adalah salah satu dari tiga jenis Amal Jariah. Amal jariah itu adalah suatu amal saleh yang terus dihitung pahalanya, meski Kita sudah meninggal dunia, selama ilmu yang kita ajarkan itu digunakan dan memberi manfaat untuk orang banyak”.

“Dimana Kamu akan mengajar?”.

“Di almamater Saya”.

“Apakah Kamu bisa diterima disana?”, tanya Mujahid dengan nada ragu.

“Saya bahkan diminta”.

“Alhamdulillah”, seru Mujahid sambil mencium kening Anaknya dengan rasa bangga.

“Bahkan Saya mendapat kesempatan untuk studi lanjut dengan biaya negara”, tambah Amil.

“Dalam Al-Quran Allah berfirman bahwa Dia akan meninggikan derajat seseorang, sebuah kaum atau sebuah bangsa bila bangsa itu beriman dan berilmu pengetahuan. Jadi, beriman saja belum cukup, tapi harus diikuti dengan kemampuan menguasai ilmu pengetahuan termasuk sains dan teknologi, barulah Allah akan memuliakan Kita. Kapan kamu mulai studi dan dimana?”, tanya Mujahid.

“Bila Abah setuju, Saya bisa mulai secepatnya. Sementara ini lowongan yang ada ke Amerika”, dengan hati-hati dan dada berdebar.

Mujahid menghela nafas panjang. Ia terdiam sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

“Apakah tidak ada alternatif lain?”, tanya Mujahid.

“Beberapa dosen ada yang ke Jerman dan Perancis atau Jepang. Tapi sekarang belum ada tawaran kesana, sementara tawaran hanya ke Amerika”.

“Sabarlah, Nak. Kamu coba dulu yang lain. Kalau sampai dalam setahun belum ada pilihan lain Kamu boleh terima tawaran itu”.

“Terimakasih, Bah”, lalu Ia mengambil tangan sang Ayah, menyalami dan mencium punggung tangannya sambil merunduk. Ia lalu pamitan meninggalkan sang Ayah yang terus menatap langkahnya sampai hilang dari pandangannya. Sebenarnya Amil kecewa dengan jawaban Ayahnya, tapi Ia berusaha keras menutupinya agar tidak tampak. Ia tidak ingin menambah beban Ayahnya dan Ia berusaha memahami pilihan dan nasehatnya.

Lima bulan kemudian Amil mengirim surat kepada Ayahnya, mengabarkan bahwa Ia berangkat ke Aachen, Jerman untuk melanjutkan studinya. Dalam surat itu Amil sekaligus memohon doa restu kepada kedua orangtuanya.

(Bersambung…..)

EDITOR: REYNA

Bagi yang berminat dengan karya-karya novel Dr Muhammad Najib dapat mencari bukunya di Google Play Books Store, melalui link dibawah ini:

Judul Novel: Di Beranda Istana 
Alhambra
https://play.google.com/store/books/details?id=IpOhEAAAQBAJ

Judul Novel: Safari
https://play.google.com/store/books/details?id=LpShEAAAQBAJ

Judul Novel: Bersujud Diatas Bara
https://play.google.com/store/books/details?id=WJShEAAAQBAJ
Last Day Views: 26,55 K

14 Responses

  1. เกมยิงปลา CQ9 SLOT ปลาแตกง่าย ปืนแรงSeptember 16, 2023 at 5:19 am

    … [Trackback]

    […] Here you will find 72759 more Information on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-54-amil-jadi-insinyur/ […]

  2. Cathinones smokeyschemsiteOctober 31, 2023 at 4:12 pm

    … [Trackback]

    […] Read More here on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-54-amil-jadi-insinyur/ […]

  3. lsm99.dayNovember 7, 2023 at 9:20 am

    … [Trackback]

    […] Here you will find 22415 additional Info on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-54-amil-jadi-insinyur/ […]

  4. หวยลาวNovember 16, 2023 at 11:41 am

    … [Trackback]

    […] Information to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-54-amil-jadi-insinyur/ […]

  5. pgslotNovember 22, 2023 at 12:05 pm

    … [Trackback]

    […] Find More here on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-54-amil-jadi-insinyur/ […]

  6. ชั้นวางสินค้าอุตสาหกรรมMarch 6, 2024 at 7:37 am

    … [Trackback]

    […] Read More here to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-54-amil-jadi-insinyur/ […]

  7. สล็อตเว็บตรงJuly 29, 2024 at 12:43 pm

    … [Trackback]

    […] Read More on on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-54-amil-jadi-insinyur/ […]

  8. หวยฮานอย เปิดให้เดิมพันอะไรบ้าง อัตราจ่ายเท่าไหร่August 29, 2024 at 6:06 am

    … [Trackback]

    […] Read More to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-54-amil-jadi-insinyur/ […]

  9. รับทำ SEOSeptember 15, 2024 at 10:15 am

    … [Trackback]

    […] Find More to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-54-amil-jadi-insinyur/ […]

  10. xo6666 slot เครดิต ฟรีSeptember 16, 2024 at 5:41 am

    … [Trackback]

    […] Info to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-54-amil-jadi-insinyur/ […]

  11. UltheraSeptember 17, 2024 at 11:36 am

    … [Trackback]

    […] Read More Info here on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-54-amil-jadi-insinyur/ […]

  12. ทำความรู้จักค่ายสล็อต ADVANTPLAYOctober 1, 2024 at 6:13 am

    … [Trackback]

    […] There you can find 44483 additional Info to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-54-amil-jadi-insinyur/ […]

  13. ทดลองเล่นสล็อตฟรีไม่มีค่าใช้จ่ายกับ 168galaxy slotOctober 21, 2024 at 5:38 am

    … [Trackback]

    […] Find More to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-54-amil-jadi-insinyur/ […]

  14. Diet Plans and Nutrition: How NFTs Can Revolutionize Healthy LivingDecember 11, 2024 at 7:29 am

    … [Trackback]

    […] Info on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-54-amil-jadi-insinyur/ […]

Leave a Reply