Oleh: Muhammad Chirzin
Indonesia disebut negara maritim, karena 70 persen wilayahnya merupakan perairan, dan hanya 30 persen yang berupa daratan. Dengan lebih dari 17.000 pulau yang tersebar di seluruh kepulauan Nusantara, Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah. Lautannya kaya berbagai jenis ikan, sumber daya mineral minyak dan gas bumi, serta potensi energi terbarukan seperti energi panas bumi dan angin laut.
Indonesia disebut negara maritim juga karena potensi pariwisata bahari yang sangat besar. Dengan keindahan alam bawah laut, pantai-pantai yang eksotis, serta keragaman hayati laut yang tinggi, pariwisata bahari menjadi salah satu sektor strategis dalam pengembangan ekonomi dan promosi pariwisata di dunia.
Berikut beberapa alasan mengapa Indonesia disebut sebagai negara maritim.
Pertama, lokasi geografis Indonesia dikelilingi oleh dua samudera besar, yaitu Samudera Hindia di sebelah selatan dan Samudera Pasifik di sebelah timur. Indonesia juga memiliki letak yang strategis antara Samudera Hindia dan Pasifik, membuatnya menjadi jalur perdagangan dan transportasi laut yang penting.
Kedua, luas wilayah laut Indonesia sangat besar, dan sejalan dengan statusnya sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang melibatkan perairan di sekitar ribuan pulau yang membentang di antara dua samudera utama. Luas wilayah laut Indonesia diperkirakan mencapai lebih dari 5,8 juta kilometer persegi.
Ketiga, kekayaan sumber daya laut Indonesia memiliki kekayaan sumber daya laut yang sangat besar dan beragam. Laut Indonesia adalah rumah bagi berbagai jenis ikan, udang, kerang, dan biota laut lainnya. Perikanan menjadi salah satu sektor ekonomi utama dan sumber protein penting bagi penduduk Indonesia.
Keempat, keberadaan wisata bahari merujuk pada kegiatan pariwisata yang berkaitan dengan pemanfaatan dan eksplorasi daya tarik alam bawah laut dan pesisir. Indonesia dikelilingi oleh lautan yang kaya akan keanekaragaman hayati laut, terumbu karang, dan pantai-pantai yang indah.
Kelima, keanekaragaman hayati bawah laut Indonesia memiliki beberapa destinasi penyelaman terbaik di dunia. Terumbu karang yang indah, ikan-ikan warna-warni, dan kehidupan laut yang beragam membuatnya menjadi surga bagi para penyelam dan penggemar kehidupan bawah laut.
Keenam, transportasi laut sebagai sistem perpindahan. Kapal penyeberangan merupakan moda transportasi utama untuk menghubungkan pulau-pulau di Indonesia. Pelayanan kapal penyeberangan mencakup rute antarpulau yang berbeda dan menyediakan konektivitas yang vital bagi mobilitas orang dan barang.
Ketujuh, sejarah maritim Indonesia sangat kaya dan panjang, mencakup berbagai periode dan fase perkembangan. Sriwijaya di Sumatera merupakan pusat perdagangan maritim penting pada abad ke-7 hingga ke-14, dan Majapahit yang berpusat di Jawa menguasai sebagian besar wilayah maritim di Asia Tenggara pada abad ke-14 dan ke-15.
Sejumlah ayat Al-Quran mengungkap potensi laut dan fenomenanya dari masa ke masa sebagai berikut.
Sungguh dalam penciptaan langit dan bumi, malam dan siang yang silih berganti, bahtera yang berlayar di laut membawa sesuatu yang berguna bagi manusia, dan air yang Allah turunkan dari langit, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati, dan Dia sebarkan di bumi segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang memikirkan. (QS Al-Baqarah/2:164)
Allahlah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan sebagai rezeki untukmu; dan Dia menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan menundukkan pula bagimu sungai-sunai. (QS Ibrahim/14:32)
Sungguh telah Kami muliakan anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, dan Kami beri mereka rezeki yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (QS Al-Isra`/17:70)
Tidak sama antara dua laut; yang ini tawar, segar, sedap diminum dan yang lain asin lagi pahit. Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai, dan pada masing-masing kamu lihat kapal-kapal berlayar membelah laut supaya kamu dapat mencari karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur. (QS Fathir/35:12)
Katakanlah: “Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah diri dengan suara yang lembut (dengan mengatakan: “Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur.” (QS Al-An’am/6:63)
Atau siapakah yang memimpin kamu dalam kegelapan di daratan dan lautan, dan siapa pulakah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira akan datangnya rahmat Allah? Apakah ada Tuhan lain di samping Allah? Maha Tinggi Allah atas apa yang mereka persekutukan dengan-Nya. (QS An-Naml/27:63)
Ingatlah, ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu, dan Kami tenggelamkan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya sedang kamu menyaksikan. (QS Al-Baqarah/2:50)
Ingatlah, tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Jika kamu bersyukur, Aku akan memberi tambahan karunia kepadamu, tetapi jika kamu tidak bersyukur, sungguh azab-Ku sangat dahsyat.” (QS Ibrahim/14:7)
Semoga bangsa Indonesia menjadi hamba Allah swt yang pandai bersyukur.
EDITOR: REYNA
Related Posts
Akar Reformasi Kepolisian: Sinyal Dari Istana
Walikota Tebingtinggi Tegaskan Tidak Ada Relokasi Pedagang Pasar Pada Pelaksanaan Revitalisasi Pasar Inpres
Menguak Skandal Kotor Mafia Migas (17): Pertarungan Elite — Menguasai Migas, Mengendalikan Negara
DPR Mempertanyakan Keputusan KPU, Mengapa Menutup Akses Publik ke Dokumen Capres-Cawapres?
Isu Korupsi dan Kesewenangan Jadi Poin Penting Reformasi Polri
Defensif, Overprotektif dan Konspiratif Merespon Gugatan Ijazah Palsu
Sang Pemantik Sejati Pemimpin Yang Tersamarkan Pembuka Kunci Perubahan, Pembaruan dan Kejayaan Nusantara
Mayoritas Dunia di PBB Dukung Palestina Merdeka: Momentum Baru bagi Keadilan Global
Api Dijung Agustus (5) – Perburuan di Dalam
Siapa di Balik Keputusan KPU Merahasiakan Ijazah Capres-Cawapres?
No Responses