Oleh: Bambang Widodo
Santernya khabar tentang memanasnya suhu politik terkait perebutan kursi bupati ditataran elite politik Gunungkidul, rupanya sempat menyita perhatian sebagian kecil masyarakat akar rumput. Bukan menyoal tentang suaranya akan diberikan kepada calon bupati siapa, konon siapapun yang nantinya akan memimpin Gunungkidul sama sekali tidak akan berdampak apapun pada kehidupan mereka. Lantas apa yang sebenarnya jadi bahan obrolan beberapa warga masyarakat akar rumput disaat ngangkring dan pos ronda.
Dengan sesekali nyruput kopi pahitnya, disela kepulan asap sigaret kretek yang tinggal separo, Paijo nampak menggebu gebu bicara soal pencalonan bupati.
“Nek seumpama saya menjadi bupati ndek Gunungkidul gak jadi masalah, yang penting saya bisa ngerti sama wong cilik, yah setidaknya orang orang yang senasib kayak saya ini mendapat bantuan, jangan orang orang seharusnya tidak layak dibantu malah dibantu”. Sekelumit aspirasi Paijo yang disampaikan diforum obrolan angkringan, yang kebetulan disitu tempat mangkalnya para pecinta kopi pahit. Paijan tak mau kalah, layaknya politikus handal saja, dia lantas menimpali celotehan Paij“Weh..pikranmu itu mung cetek banget Jo, yang dirembuk cuman soal bantuan saja, yang endingnya mung ngurusi soal perutmu dewe”.
Namanya memilih pemimpin ndek dunia politik itu super duper ruwet Jo, semua mesti mempunyai program yang sudah dibumbuhi seabrek janji yang katanya akan mensejahterakan kehidupan masyarakat, tapi inget Jo itu janji politik, lah wong kamu janji sama tukang kredit aja mbleset apameneh janji politik..Jo…Jo.
“Lah kalau yang jadi bupati saya itu lo lain lagi Jo, bupati Paijan gak perlu obral janji, sebab masyarakat sekarang itu sudah pinter pinter Jo, wes ora mempan kalau hanya disuguhi janji mulut manis. Kita ini kudu pinter pinter mengambil hati masyarakat dengan tindakan riil, jangan hanya sekedar iming iming. Lah wong yang ngidam pengen dadi pemimpin itu kita lo Jo..bukan masyarakat.”
Menyikapi obrolan Paijo dan Paijan yang bermimpi pengen jadi pemimpin, menurut penulis, bahwa mereka sejatinya sudah merasa jenuh dengan situasi dan janji janji politik. Masyarakat akar rumput sudah lama kehilangan rasa idealis terhadap para tokoh politik tanpa memandang latar belakang partai politk. Mungkin mereka sedikit berasumsi bahwa dalam politik itu tidak ada lawan dan kawan yang abadi, politik menurutnya sarat dengan kepentingan pribadi maupun golongan. Kerancauan pemahaman politik ditataran masyarakat akar rumput (grassroots),dipicu oleh sepak terjang para pelaku politik yang seringkali ingkar janji. Masyarakat seolah olah hanya diposisikan sebagai alat untuk pemenuhan kepentingan politik semata.
Tidak sedikit para tokoh politik digadang gadang menjadi pemimpin amanah, mampu mewujudkan aspirasi masyarakat, namun pada akhirnya selalu saja ucul saka gendongan. Berangkat dari beragam kasus itulah, kawula cilik akhirnya kehilangan kepercayaan kepada para tokoh pujaannya. Parahnya lagi, ketika masyarakat sudah tidak lagi mengukur dari seberapa besar ketokohan calon pemimpinnya, tapi seberapa besar nilai satu suara yang akan diberikan kepada sang calon pemimpinnya.
Kalau kondisi krisis kepercayaan masyarakat terhadap ketokohan para calon pemimpinnya benar-benar terjadi. Para petarung politik yang menginginkan kursi Gunungkidul 1, harus mengkaji ulang strategi politiknya. Sebab dalam situasi tertentu politik akan dibawa ke suatu kondisi tidak menguntungkan. Dalam hal menentukan pilihan masyarakatpun juga punya strategi tersendiri, satu keluarga terdiri suami , istri sekalipun, berpeluang untuk menentukan pilihan yang berbeda. “Bukan saya akan dipilih siapa, tapi mereka akan memilih siapa”.
Penulis adalah : Perwakilan ZONASATUNEWS.COM Yogyakarta
Related Posts
Skandal Tirak: Dinasti Narkoba di Balik Kursi Perangkat Desa Ngawi
Studi iklim menunjukkan dunia yang terlalu panas akan menambah 57 hari superpanas dalam setahun
Pendulum Atau Bandul Oligarki Mulai Bergoyang
“Perang” terhadap mafia dan penunjukan strategis: Analisis Selamat Ginting
20 Oktober: Hari yang Mengubah Lintasan Sejarah Indonesia dan Dunia
Vatikan: Percepatan perlombaan persenjataan global membahayakan perdamaian
Hashim Ungkap Prabowo Mau Disogok Orang US$ 1 Miliar (16,5 Triliun), Siapa Pelakunya??
Pembatasan ekspor Mineral Tanah Jarang Picu Ketegangan Baru China-AS
Penggunaan kembali (kemasan) dapat mengurangi emisi hingga 80%, kata pengusaha berkelanjutan Finlandia di Forum Zero Waste
Bongkar Markup Whoosh – Emangnya JW dan LBP Sehebat Apa Kalian
dtr car detailingNovember 24, 2024 at 3:26 am
… [Trackback]
[…] Information on that Topic: zonasatunews.com/nasional/obrolan-paijo-dan-paijan-sang-pemimpi-yang-ingin-menjadi-seorang-bupati/ […]