Peluang Kerjasama dengan Sekolah Internasional di Spanyol

ZONASATUNEWS.COM, MADRID – Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO, Dr Muhammad Najib sedang menghadiri undangan dari sekolah internasional GSD School di Madrid. Menurut keterangan Dubes Muhammad Najib, sekolah ini dikelola oleh yayasan swasta tetapi mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Termasuk juga mendapatkan subsidi dari pemerintah Spanyol.

Dubes Muhammad Najib sedang berkunjung ke sekolah internasional GSD School di Madrid

“Sekolah ini mempunyai level dari SD sampai SMA. Di kota ini, sekolah (GSD) ini mempunyai 8 sekolah di kota Madrid dan sekitarnya. Karena sekolahnya maju akhirnya mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk menambah sekolah baru lagi,” jelas Dubes Muhammad Najib.

Disebut sekolah internasional, karena memang GSD ini meneirma siswa dari luar negeri, awalnya dari Costarica AMerika Latin, namun sekarang siswa dari China sudah mulai datang belajar disini.

Asrama siswa

Dubes Muhammad Najib medapatkan penjelasan dari pengelola sekolah GSD School

“Saya berharap siswa Indoensia dalam waktu yang tidak lama lagi akan datang ke sekolah ini,” harap Dubes Najib.

Disamping gedung yang bagus, laboratrium, di sekolah ini juga ada asramanya.

Bahasa Inggris juga dipakai sebagai bahasa kedua (setelah bahasa Spanyol) di kelas.

“Sekolah ini sudah mengantisipasi dalam kurikulumnya bagaimana agar siswa-siswa yang ingin cepat bekerja. kalau di Indonesia dikenal sekolah vokasi. Dan disekolah ini vokasi dimulai dari SMA. Dari SMP sudah mulai diidentifikasi, siswa yang akan masuk SMA vokasi atau yang akan masuk SMA reguler. Kalau memilih SMA reguler mereka dipersiapkan untuk kuliah ke perguruan tinggi. Tetapi kalau memilih SMA vokasi mereka lulus siap untuk bekerja,” jelas Dubes Najib.

Fasilitas SMA Vokasi

Vokasinya diantaranya mekanik, IT, komputer, dan juga diajarkan kuliner (masak-memasak) dan perhotelan. Menariknya, siswa yang masuk vokasi, sebelum lulus sudah banyak perusahaan yang memesan (booking) menerima alumninya untuk bekerja. Sebagian besar mereka bekerja di kawasan Uni Eropa.

Dubes Najib menerangkan bahwa mereka juga mulai melirik Asia seperti Jepang, Korea, China, dan negara-negara ASEAN termasuk Indonesia, karena ekonomi di Asia Timur termasuk Asia Tenggara ini paling cepat pertumbuhannya.

“Saya sebenarnya datang kesini sebagai bagian dari apa yang disebut diplomasi makanan atau culinery diplomacy. Jadi juru masak Indonesia diundang untuk mengajari beberapa masakan Indonesia di sekolah itu. Tadi yang didemonstrasikan soto betawi dan sate ayam. Sayamencobanya nikmat sekali. Dan mereka surprise, ada yang baru pertama kali mencobanya, dan mereka suka. Disamping mengenalkan Indonesia melalui makanan, saya juga menjajagi kemungkinan kerjasama. Apakah sister school, membuat sekolah seperti ini di Indonesia, tinggal mencari partnernya di Indonesia. Bisa juga tukar-menukar siswa dalam jangka pendek maupun panjang. Dalam jangka pendek misalnya bentuknya seperti study tour. Dua minggu cukup, satu minggu di kelas dan satu minggunya keliling. Tapi bisa juga jangka menengah, satu atau dua semester. Tergantung kebijakan sekolah bagaimana kerjasamanya,” kata Dubes Najib.

Mencicipi masakan Indonesia (soto betawi dan sate ayam)

Soto betawi dan sate ayam jadi sajian perkenalan kuliner Indonesia

Dubes Najib juga melihat hal itu bisa menjadi sarana untuk memberi motivasi anak-anak kita agar mereka punya mimpi sekolah ke luar negeri, atau nanti kalau kuliah di Eropa. Karena universitas di Eropa ini banyak yang first class dan terbaik didunia.Kalau anak-anak kita sekolah disini akan berfikir worldwide cara berfikirnya dan bergaul dengan masyarakat internasional dan mereka dekat dengan perusahaan-perusahaan multinasional.

Intinya, menurut Dubes Najib, banyak yang bisa dilihat sebagai peluang untuk maju bersama. Banyak pakar disini yang meyakini masa depan dunia ada di Asia dan mereka tidak mau ketinggalan. Spanyol ini dalam waktu dekat akan mendapatkan mandat sebagai pemimpin Uni Eropa. Sementara Indonesia pasca memimpin G-20 akan memimpin ASEAN.

Juru masak Indonesia mengenalkan masakan soto bettawi dan sate ayam

Dubes Muhammad Najib memberikan cinderamata kepada tamu

“Jadi, ini ada momentum besar ada peluang besar, dan saya ingin mendorong kerjasama dalam segala bentuk. Kerjasama pendidikan, kerjasama riset, juga kerjsama ekonomi, investasi, pariwisata, dan banyak lagi yang menarik di Spanyol ini. Orang-orang Spanyol ini ramah, sangat wellcome termasuk sekolah ini. Nilai tambahnya, Kepala Sekolahnya ini seorang mualaf. Siap menerima siswa-siswa yang beragama Islam. Apalagi isterinya orang Indonesia asal Jawa Timur. Sehingga hatinya dekta dengan Indonesia. Nah, semua ini harus dilihat sebagai peluang untuk maju bersama, berkembang bersama, dan sejahtera bersama. Mohon doa dan dukungannya,” pungkas Dubes Muhammad Najib.

EDITOR: REYNA

Related Posts