ZONASATUNEWS.COM, JAKARTA — Praktisi hukum asal Kota Solo, Muhammad Taufiq mengingatkan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo untuk tidak mengorbankan institusi Polri demi melindungi pelaku pembunuhan terhadap Brigadir J.
Ia mendukung Kapolri yang menonaktifkan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo agar pengusutan kasus tersebut lebih mudah.
Namun, kata dia, pencopotan Ferdy Sambo harus diikuti dengan transparansi pengusutan kasus tersebut.
Anggota Polri yang bersalah harus dihukum berat sesuai tingkat kesalahannya.

Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo (kiri) menangis di pelukan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran. (Istimewa)
“Lebih baik korbannya lima atau lebih yang bersalah itu daripada mengorbankan institusi Polri. Memang ada petinggi Polri yang main-main politik tapi itu tidak tepat. Mereka yang bersalah harus dihukum,” ujar Muhammad Taufiq dalam videonya yang dikirim ke ZONASATUNEWS.COM, Selasa (19/7/2022).
Taufiq menyoroti ada dua kejanggalan besar yang terlihat dalam kasus terbunuhnya Brigadir Nopriansyah Yosua (Brigadir J).
Kejanggalan pertama adalah pelukan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran dan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo pada 13 Juli 2022 lalu.
Kejanggalan kedua senjata Glock 17 yang disebut polisi dipakai Bharada E menembak mendiang Brigadir J.
Menurutnya, pelukan Kapolda Metro Jaya kepada Ferdy Sambo menimbulkan pertanyaan besar.
“Saya sayangkan pelukan seperti itu? Apa maksudnya? Harusnya pelukan untuk ayah Brigadir J yang kehilangan anaknya,” ujar doktor ilmu hukum itu.
Pelukan dua petinggi Polri itu menimbulkan pertanyaan besar tentang independensi polisi mengusut kasus menggegerkan tersebut.
Pelukan itu seperti mengisyaratkan kasus itu tidak akan terungkap secara tuntas.
“Sudah jelas pemeriksaan pertama kali oleh Polres Jakarta Selatan yang di bawah Polda Metro Jaya. Pengusutan tidak akan menemukan titik terang,” ujarnya.
Pelukan Kapolda
Beberapa hari lalu beredar video berdurasi 24 detik yang memperlihatkan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo menangis di pelukan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran.
Momen mengharukan itu terjadi ketika Fadil Imran menyambangi Irjen Ferdy Sambo di Mabes Polri pada Rabu (13/7/2022).
Sambil memeluk erat, tangan Irjen Fadil tampak mengelus punggung Irjen Ferdy Sambo.
Irjen Fadil juga tampak mencium kening Irjen Ferdy Sambo.
Kapolda Metro Irjen Fadil Imran mengatakan pelukan itu bentuk dukungan dirinya terhadap Ferdy Sambo atas kasus baku tembak sesama polisi yang menyebabkan Brigadir J tewas di lokasi kejadian.
Tempat kejadian perkara polisi tembak polisi itu di dinas rumah Ferdy Sambo.
Kejanggalan kedua adalah pemakaian senjata api Glock 17 oleh Bharada E yang menewaskan Brigadir J dalam baku tembak keduanya.
Menurut Taufiq, Glock 17 adalah senjata modern berharga mahal yang hanya dipakai oleh perwira, baik Polri maupun TNI.
“Saya ingatkan ada Peraturan Kapolri soal penggunaan senpi. Tidak mungkin seorang bharada punya Glock 17. Glock buatan Austria itu yang memakai itu tingkatnya perwira. Lima tahun lalu saja yang memakai kapten/AKP, kalau sekarang mungkin kompol atau mayor. Harganya di atas Rp100 juta, jadi tidak mungkin dipakai bharada, siapapun bharadanya,” katanya.
EDITOR: REYNA
Related Posts
Tiga Celah Gelap di Pertamina Perkapalan: Mengapa Dugaan Korupsi Rp285 Triliun Bisa Diterobos dari Kapal hingga Perusahaan Cangkang
Pungutan Liar 30% di Balik Sewa Kapal Tanker: Terbongkar Sumber Korupsi Ratusan Triliun di Tubuh Pertamina
Kapal Hantu, Dana Siluman, dan Perusahaan Cangkang: Skandal Korupsi PIS 285 Triliun Dibongkar
PT Makmur Tentram Berprestasi tidak bisa tunjukkan legalitas tanah kavling yang dijual, user berencana lapor ke Polda Jatim
Pengadilan Moskow mendenda Google karena membocorkan data pribadi tentara Rusia yang tewas dalam perang Ukraina
Pidsus Kejagung Diduga Telah Salah Strategi Mengungkap Dugaan Permainan Penjualan MMKBN
Abdullah Hehamahua: Jokowi Dapat Dihukum Mati??
Heboh sertifikat tanah HGB di PIK, Ahli Hukum: Ajaib, tanah tidak beli, sertifikat sehari jadi !!
Kasus Darso mati dipukuli polisi, Ahli hukum: Kapolresta Yogya bohong, layak dicopot
Ahli Pidana mengatakan hakim yang menghukum Moeis 6,5 tahun itu tidak pakai teori pemidanaan
สวนหินNovember 27, 2024 at 4:53 am
… [Trackback]
[…] Read More here on that Topic: zonasatunews.com/hukum/pembunuhan-brigadir-j-pakar-pidana-memang-ada-petinggi-polri-yang-main-main-politik/ […]