Perdana Menteri Georgia mengkritik rencana Uni Eropa untuk menangguhkan pembebasan visa bagi diplomat Georgia

Perdana Menteri Georgia mengkritik rencana Uni Eropa untuk menangguhkan pembebasan visa bagi diplomat Georgia

Usulan tersebut menyusul tuduhan tindakan keras yang disertai kekerasan terhadap demonstrasi pro-UE

TBILISI, Georgia – Perdana Menteri Georgia Irakli Kobakhidze pada hari Jumat mengecam usulan Komisi Eropa untuk menangguhkan pembebasan visa bagi diplomat Georgia karena dugaan tanggapan yang disertai kekerasan terhadap demonstrasi pro-UE.

Kobakhidze membahas rencana tersebut dalam sebuah konferensi pers di Gedung Pemerintah di Tbilisi. Rencana tersebut akan dibahas pada bulan Januari.

Ia menggambarkannya sebagai “tidak dapat diterima” dan menegaskan bahwa keputusan apa pun oleh Komisi Eropa tidak akan berdampak negatif terhadap Georgia.

“Ini jelas merupakan langkah anti-Georgia,” katanya. “Ini adalah serangan yang sangat disayangkan terhadap negara Georgia.”

Kobakhidze merujuk pada laporan Kantor Lembaga Demokratik dan Hak Asasi Manusia (OSCE/ODIHR) di Organisasi Keamanan dan Kerja Sama Eropa tentang pemilihan parlemen negara itu pada 26 Oktober.

Ia menilai laporan itu secara umum positif. “Secara keseluruhan, laporan OSCE/ODIHR dengan jelas menunjukkan bahwa pemilihan umum itu bebas dan kompetitif. Kesimpulan ini dapat ditarik dari keseluruhan isi laporan,” katanya.

Presiden Georgia Salome Zourabichvili dan partai-partai oposisi, sementara itu, yang telah menyerukan pemilihan ulang, berpendapat bahwa laporan tersebut mendukung sikap mereka terhadap pemilihan ulang.

Komentar tersebut muncul saat protes terus berlanjut di Georgia terkait keputusannya untuk menangguhkan perundingan aksesi UE selama empat tahun.

Kobakhidze mengumumkan pada 28 November bahwa sebagai tanggapan atas dugaan campur tangan politik Eropa dan pemerasan dana UE, Georgia akan menangguhkan perundingan aksesi UE hingga 2028, meskipun akan terus berupaya mencapai keanggotaan pada 2030.​​​​​​​

Keputusan tersebut memicu kemarahan, dengan ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan di Tbilisi.

Oposisi Georgia menuduh Rusia ikut campur dalam pemilihan umum, yang dimenangkan oleh partai pro-Rusia.

Moskow menentang Georgia memasuki UE.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K