Pidato Sultan Hamengkubuwono X, Sebut Peran Soeharto Dalam Serangan Umum 1 Maret 1949

ZONASATUNEWS.COM, JAKARTA – Dalam video singkat yang beredar luas, Sri Sultan Hamengkubuwono X, Gubernur DIY Yogyakarta, menjelaskan tentang Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta.

Video ini berdurasi 02:01 menit, dan beredar luas setelah terbit Keputusan Presiden No. 2/2022 tentang Hari Penegakan Kedaulatan Negara. Seperti diketahui bersama, dalam Kepres tersebut nama Soeharto tidak ada. 

Pada menit ke 01: 05 video tersebut secara jelas dan tegas Sri Sultan Hamengkubuwono X menyebut nama Letkol Soeharto.

“Sepanjang Desember 1948 hingga Februari 1949, terjadi serangan terus-menerus terhadap pos-pos Belanda oleh gerilyawan TNI,” kata Sultan dalam pidato tertulis itu.

Adanya perlawanan sporadis, lanjutnya, pada akhirnya melahirkan gagasan untuk melakukan serangan umum yang lebih besar dari dari segala penjuru.

Baca artikel terkait: Serangan Umum 1 Maret 1949 Di Yogya Dalam Liputan Media Belanda

“Sri Sultan Hamendkubuwono IX mengirim surat kepada Panglima Besar Sudirman dan menganjurkan agar mengadakan serangan guna merebut kembali Yogyakarta dari tangan Belanda,” ungkap Sultan,

Serangan Umum 1 Maret 1949 terjadi di Yogyakarta. Saat itu ibukota RI pindah di Yogyakarta karena Agresi Militer II Belanda. Tentara Indonesia bersama rakyat berhasil menguasai Yogyakerta selama 6 jam.

Panglima Sudirman menyetujui saran Sri Sultan Hamengkubuwono IX, sambung pidato Sultan, dan meminta Sri Sultan untuk berkoordinasi dengan Letnan Kolonel Soeharto sebagai Komandan Brigade 10/Wehrkreise III.

“Tak lama Sri Sultan dan Letkol Soeharto melakukan pertemuan dan keduanya sepakat untuk melakukan Serangan Umum 1 Maret 1949 pada pukul 06.00 pagi. Dan memang benar terjadi. Sesaat setelah sirine tanda selesainya jam malam meraung-raung di seantero Yogyakarta, suara tembakan serentak terdengar dimana-mana,” sambung Sultan.

Untuk pertama kalinya, ungkap Sultan selanjutnya, sejak Kota Yogya jatuh ke tangan Belanda, pasukan TNI berhasil memasuki wilayah kota.

EDITOR: REYNA

Related Posts