ZONASATUNEWS.COM, SIGLI – Proyek pembangunan Masjid di lahan bekas rumah geudong aceh telah resmi dimulai dengan peletakan batu pertama oleh PJ Bupati Pidi Wahyudi Adisiwanto, berlokasi di Gampong Bili Aron, Kecamatan Glumpang Tiga, Selasa (24/10 2023).
Masjid yang dibangun di Lahan bekas Rumah Geudong seluars 150 X 180 meter itu menjadi penanda penyelesaian pelanggaran HAM dimasa lalu secara Non Yudisial.
Pemerintah Pusat melalui ditangani Kementrian PUPR Cipta Karya mulai mengerjakan proyek pembangunan masjid dan sekaligus memorial Living Park.
Untuk tahap awal Pembangunan masjid tersebut menggunakan APBN Pusat. Sedangkan untuk menyelesaikan pekerjaannya, Pemkab Pidie telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 4 Miliar, bersumber dari APBD.
“Kita alokasi dari anggaran BTT, yang merupakan pengeluaran anggaran atas Beban APBD untuk keadaan darurat, termasuk keperluan mendesak,” jelas wahyudi Adisiswanto, Pj Bupati Pidie
“Kita alokasi dari anggaran BTT, yang merupakan pengeluaran anggaran atas Beban APBD untuk keadaan darurat, termasuk keperluan mendesak,” ujarnya.
Mengenai peruntakannya, kata Wahyudi memang sempat terjadi perdebatan. Semual ada ide untuk dijadikan Islamic Centre, tetapi kemudian disepakati pembangunan Masjid saja.
“Memang ada juga usulan agar dibangun monumen. Kalau membangun monumen ya dibangun musium saja sekalian. Saya sendiri mengusulkan agar dibangun saja gedung tempat diskusi.Semacam ruangan, yang sekitarnya ditanami pohon kurma, jadi bisa buat tempat diskusi mahasiswa,” ujarnya.
Ia menyebutkan, proyek pembangunan masjid dan Living Park dengan anggaran sekitar Rp 14 miliar.
Pembangunan sarana tersebut harus tuntas biasanya selama empat bulan.
“Ya, betul mulai dikerjakan karena peletakan batu pertama telah selesai. Kalau anggarannya jika tidak salah saya sekitar Rp 14 miliar. Biasanya pekerjaan sarana tersebut rampung dikerjakan empat bulan,” kata Wahyudi.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR, Mohammad Zainal Fatah, menyebutkan, konsep desain berupa panel desain, maket, 3D konsep video desain Living Park dan masjid telah selesai. Living Park diharapkan tidak mengingatkan keluarga korban pada trauma masa lampau serta jauh dari kesan suram.
Menurutnya, lingkup pekerjaannya mencakup gerbang masuk, pedestrian dan jalan, area parkir, taman dan tugu perdamaian.
Lalu, masjid dan plaza masjid, playground, hardscape dan softscape lainnya.
Sementara Living Park di dalamnya terdapat masjid sebagai tempat ibadah dan taman yang dapat menjadi pusat edukasi, betkumpul dan bermain untuk masyarakat.
Selain itu, langgam desain memoerhatikan kekhasan Kabupaten Pidie, yang meliputi ornamen, masjid, taman dan lainnya.
“Kita harapkan Living Park dan masjid yang laras dengan lingkungan sekitar, sehingga masyarakat dapat melupakan peristiwa kelam yang terjadi di masam lampau,” jelasnya.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Soeharto, Satu-satunya Jenderal TNI Yang 8 Kali Jadi Panglima

Pro-Kontra Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Antara Rekonsiliasi dan Pengkhianatan Reformasi

Kasusnya Tengah Disidik Kejagung, Sugianto Alias Asun Pelaku Illegal Mining Kaltim Diduga Dibacking Oknum Intelijen

Habib Umar Alhamid: Waspada, Ombak dan Badai Bisa Menerpa Pemuda-Pemudi Indonesia

Novel “Imperium Tiga Samudra” (Seri 2) – Langit di Atas Guam

OKI mendesak Dewan Keamanan untuk mendukung keanggotaan penuh Palestina di PBB

Jokowi, Pratikno dan Prabowo Bisa Terbakar Bersama – sama

Pongah Jadi Menko Tiga Kali

Jihad Konstitusi Kembali ke UUD 18/8/1945

Yahya Zaini Dukung Konsep “School Kitchen” Untuk MBG Yang Aman dan Dekat Anak







No Responses