Oleh: Ahmad Cholis Hamzah
Alumni UNAIR dan University of London,
Pemerhati masalah sosial ekonomi politik
Nasional maupun Internasional.
Bila musim dingin tiba di Eropa, maka semua orang berpakaian rangkap, tebal untuk menahan dingin, demikian pula di rumah-rumah ada pemanas ruangan dan fasilitas mandi dengan air panas. Saya pernah tinggal di Inggris ketika study di University of London tahun 1987 mengalami hidup dimusim dingin itu; apalagi musim di Inggris itu cepat berubahnya. Saya keluar kota pagi dari asrama mahasiswa yang jaraknya tidak terlalu jauh – dengan pakaian batik karena ketika melihat laporan cuaca di TV diberitakan bahwa cuaca cerah, matahari menampakkan dirinya.
Namun setibanya dikota yang saya tuju, cuaca berubah drastis menjadi mendung dan dingin (hampir 3 derajat celcius) dan hembusan angin dingin sangat kencang. Saya harus lari ke stasiun bawah tanah untuk menghangatkan diri mengingat saya tidak membawa jaket tebal. Saya juga pernah mengalami tidak kuat mandi dengan shower ketika ada masalah dengan alat pemanas air sehingga air yang keluar seperti air es. Pemanas ruangan dan alat pemanas air itu memerlukan supply gas yang cukup ke suatu negara Eropa.
Pengalaman saya itu menggambarkan begitu bahayanya bagi penduduk negara-negara Eropa pada musim winter atau dingin nanti kalau pasokan gas ke benua Eropa itu terhenti. Baru-hru ini pemeerintah Jerman mengumumkan bahwa musim dingin nanti kemungkinan pertama kali negeri ini kekurangan pasokan gas untuk industri dan untuk rumah-rumah 83 juta penduduknya dan menyarakan agar rakyatnya kalau mandi jangan lama-lama (karena mandi dengan air yang sangat dingin).
Berhentinya pasokan gas itu dampak dari perang yang masih berlangsung antara Rusia dan Ukraina sejak tanggal 24 Februari 2022 lalu. Pihak Barat dalam hal ini Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa menghukum Rusia karena melakukan invasi ke Ukraina dengan berbagai sanksi ekonomi salah satunya adalah menyetop impor energi (minyak dan gas) dari Rusia. Negara-negara Uni Eropa dalam posisi sulit karena harus “tunduk” pada tekanan AS untuk ikut menghukum Rusia, tapi dalam kenyataannya Uni Eropa sangat tergantung pada pasokan energi dari Rusia.
Untuk contoh Jerman, menurut data dari Zukunft Gas 2021 sektor industri dan rumah tangga di Jerman adalah konsumen gas terbesar yaitu masing-masing 366 milyar dan 306 kilowatt. Sejak100 hari perang di Ukraina dimulai, negara-negara Uni Eropa mengeluarkan dana US$ 59 milyar dolar (India yang penduduknya 1,3 milyar hanya mengeluarkan US$ 3,55 milyar). Biaya yang besar itu untuk membeli energi dari Rusia saja. Perlu diketahui bahwa Eropa mendapatkan pasokan kebutuhan gas nya 40% dari Rusia. Hal ini menunjukkan bahwa Eropa kebutuhan energi nya sangat tergantung kepada Rusia.
Isu kebutuhan gas dan perang Rusia Vs Ukraina ini menyebabkan terpecahnya sikap beberapa negara Eropa seperti Hunggaria dan Spanyol yang tidak mau menuruti keputusan politik Uni Eropa untuk menyetop impor energi dari Rusia karena kedua pemerintahan ini tidak mau rakyatnya mati kedinginan pada musim dingin/winter nanti. Negara-negara Eropa yang menjadi sekutu paling dekat AS berlomba – lomba mencari alternatif pasokan energi seperti batu bara dari negara-negara lain. Tapi ini memerlukan waktu panjang, sementara musim dingin akan tiba “Winter is coming”.
Rakyat dari beberapa negara Eropa itu mengkritik pemerintahan dan para politisinya karena hanya fokus pada kebijakan politik luar negeri melawan Rusia (akibat tekanan AS), namun mengabaikan hak kebutuhan hidup rakyatnya sendiri. Rakyat ini menghendaki agar perang di Ukraina segera berakhir, sebaliknya para politisinya mendesak pemerintah untuk terus membantu Ukraina baik dengan uang maupun senjata-senjata canggih agar menang melawan Rusia. AS, Inggris, Perancis, Jerman, Polandia dan lain-lainnya terus mengirim senjata canggih ke Ukraina yang nilanya bermilyar-milyar dolar AS.
Para politisi itu harus ingat kalimat di film Game of Throne: “Winter Is Coming”.
EDITOR:REYNA
Related Posts
Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum
Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Quo Vadis Kampus Era Prabowo
Habib Umar Alhamid: Prabowo Berhasil Menyakinkan Dunia untuk Perdamaian Palestina
Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana
LSM99 คืออะไร ทำไมถึงเป็น เว็บพนันออนไลน์ อันดับ 1October 25, 2024 at 8:03 am
… [Trackback]
[…] Find More Info here to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/politisi-eropa-harus-ingat-winter-coming/ […]
pgslotDecember 6, 2024 at 1:10 pm
… [Trackback]
[…] Read More to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/politisi-eropa-harus-ingat-winter-coming/ […]
altogelJanuary 20, 2025 at 5:57 am
… [Trackback]
[…] There you can find 14469 more Info to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/politisi-eropa-harus-ingat-winter-coming/ […]
best gym equipmentFebruary 3, 2025 at 8:25 am
… [Trackback]
[…] Find More on on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/politisi-eropa-harus-ingat-winter-coming/ […]