Oleh: Sutoyo Abadi
Hampir semua informasi perkembangan apapun yang terjadi selama ini di seluruh Indonesia, termasuk kejadian bandir bandang di Sumatera, terlambat di ketahui oleh Presiden Prabowo Subianto.
Keterlambatan informasi ditenggarai tertutup bahkan ditutup antara lain oleh Sekretaris Kabinet (Seskab), Teddy Indra Wijaya, saluran cepat dengan alat informasi semacam HP milik Presiden ada di tangan Teddy Indra Wijaya.
Info yang kita diketahui bahwa Teddy Indra Wijaya, sengaja menutup informasi untuk Presiden dengan alasan konyol karena Presiden tidak boleh menerima informasi yang meresahkannya.
Informasi ril apa yang yang terjadi banjir di Sumatera sangat terlambat, informasi detil baru diketahui Presiden setelah kunjungan Menhan Pak Sjafrie Sjamsuddin dan Mba Titik ke Aceh tgl 29 November (3 hari setelah awal bencana telah membawa korban dimana mana ).
Berbeda dengan informasi Tsunami Aceh Desember 2004, cepat diketahui Presiden karena informasi bisa disampaikan langsung oleh pejabat di daerah kepada Presiden tanpa harus diseleksi bahkan ditutup oleh Sekretaris Kabinet ( Seskab ).
Pejabat di lingkungan istana terkesan meremehkan dan menggampangkan persoalan karena ketololanya, tidak paham mana informasi darurat yang harus segera di ketahui dengan informasi lainnya yang tidak penting.
Celakanya informasi pencitraan model lama masuk ke Presiden seperti pernyataan Kepala BNPB yg menyatakan bahwa kejadian banjir bandang di Sumatra tidak mencekam, gambaran mencekam hanya di media sosial (medsos).
Demikian juga informasi yang mengesatkan dari pernyataan Pangdam Bukit Barisan bahwa tidak menemukan penggundulan hutan di Sumatra Utara, informasi yang sangat spekulasi dengan fakta yang sebenarnya terjadi.
Mengetahui kelemahan arus masuk ke Presiden justru dimanfaatkan oleh informasi pencitraan Asal Bapak Senang ( ABS ) mengabaikan informasi yang sesungguhnya terjadi dan harus mendapatkan pertolongan cepat dari pemerintah pusat.
Lagi lagi info akurat masuk langsung ke Presiden via Menhan Pak Sjafrie Sjamsuddin, kalau Menhan lambat turun bisa terjadi Presiden akan terbuai, nanar bahkan tersesat dalam mengambil keputusan.
Bahkan keluhan dari pejabat didaerah yang kewalahan mengatasi dampak dampak banjir juga terlambat sampai telinga Presiden seperti terjadinya benyak jenazah dalam mobil di Aceh Tamiang ( yang telah menyebarkan bau busuk) sampai saat ini belum dievakuasi.
Bahkan menurut informasi Gubernur Aceh bahwa rakyat yang meninggal karena kelaparan, karena bantuan tidak kunjung datang menolong mereka.
Presiden Prabowo Subianto, jangan ragu ragu, ini negara pecat semua pejabat di lingkungan Istana yang bodoh, tolol dan tidak memiliki insting kepekaan atas kondisi darurat yang harus segera diketahui Presiden.
Menurut Bung Said Didu hampir di semua departemen apalagi terkait dengan perampokan SDA, tidak paham bahwa sebenarnya Presiden @Prabowo sudah tahu, siapa perampoknya, siapa pelindung perampok tersebut, bagaimana cara mereka merampok, apa saja yg sdh dirampok dan bagaimana cara menghentikan perampokan tersebut
Bekali kali Presiden Prabowo Subianto, di ingatkan singkirkan perasaan pekewuhnya ini negara butuh keputusan cepat, pecat semua pejabat yang akan menghambat kerja keras dan cepatnya.
Sampai kiamat bencana akibat perampok SDA dan hutan tidak akan bisa diatasi, jalan satu – satunya mau atau tidak mau saat ini juga keluarkan kebijakan hentikan perampokan Sumber Daya Alam ( SDA ) dan perusak hutan yang semuanya sudah menyentuh dan membahayakan kedaulatan negara.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Puncak berlakunya sunatullah kerusakan adalah dengan Allah datangkan pemimpin yang menjadi sebab sampainya adzab bencana

Pemerintah Tak Punya Hati Banjir Bandang Bukan Bencana Nasional Malah Jadi Arena Selfie

Pernyataan Dahnil Dinilai Kasar Dan Tidak Pantas,Taufiq: Dahnil Anzar Kamu Jangan Asal Jeplak

Lagi-lagi Festival Pesisir Bikin Warga Pulau Terpukau SKK Migas – HCML Sukses Libatkan Masyarakat

Satu Hari, SKK Migas-HCML Raih Tiga Penghargaan, Gelaran Festival Pesisir 4 Banjir Dukungan

Datang Kayu, Pergi Malu

Tempat Tinggal Terbaik Bagi Orang-Orang yang Bertakwa!

Rakyat Yang Jadi Korban Dan Di Korbankan, Rakyat Yang Harus Bertanggung Jawab, Otak Dimana?

Banjir Sumatra dan Mega Skandal Morowali, Ali Mahsun: “Di Jepang, Pejabat Terkait Mundur”

ICMI dan Masa Depan Penyelamatan Bumi



No Responses