Radjiman Wedyodiningrat: Politisi Ulung, Dokternya Orang Miskin

Radjiman Wedyodiningrat: Politisi Ulung, Dokternya Orang Miskin
Suasana sidang BPUPKI 29 Mei-1 Juni 1945 yang dipimpin oleh Radjiman Wedyodoningrat

Oleh: Budi Puryanto

Tokoh ini sangat terkenal. Nama lengkapnya Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Dr Radjiman Wedyodoningrat. Lahir di Yogyakarta pada tanggal 21 April 1879.

Dia adalah ketua BPUPKI. Sebagai ketua dia memimpin sidang-sidang badan ini. Yang terkenal saat sidang untuk membahas persiapan kemerdekaan Indonesia. Sidang sejak tanggal 29 Mei 1945 hingga tanggal 1 Juni 1945. Sidang mana para pendiri bangsa mengemukan pandangannya tentang dasar negara macam apa yang akan digunakan kalau Indonesia merdeka nanti.

Para tokoh seperti Mr Muh Yamin, Mr Soepomo, dan Soekarno mengemukaan pandangannya. Yang terkenal, tentu saja saat Sukarno berpidato sekitar 1 jam, menjawab pertanyaan Radjiman itu.

Foto: Dokter Radjiman Wediodiningrat dan keluarga (1909)

Pidato Sukarno itu memukai hadirin. Pidato itu memuat 5 dasar atau 5 prinsip bagi Indoensia merdeka. Yang akhirnya dikenal senagai 5 dasar atau Pancasila (panca atinya lima, sila artinya dasar).

Meskipun Sukarno sendiri mengaku bahwa istilah Pancasila bukan darinya. Dari temannya, kata Bung Karno. Juga, dengan kerendahan hati Bunag Karno mengatakan bukan dia yang menciptakan Pancasila.Dia megaku hanya menggali dari bumi nusantara. Praktek yang sudah hidup dan berjalan di tengah masyarakat Indonesia ratusan mungkin ribuan tahun ditengah-tengah masyarkaat Indonesia. Bung Karno berhasil menggali praktek itu kedalam rumusan yang dikenal dengan Pancasila.
Namun rumusuan itu belum seperti yang sekarang dikenal. Prosesnya masih cukup lama.

Setalah pidato Sukarno itu, dibenuk tim 9 untuk merumuskan Pancasila. Jadilah seperti yang dikenal dalam Piagam Jakarta 22 Juni 1945. Sama, disini Pancasila belum berakhir. Menjelang sidang tanggal 18 Agustus 1945, sehari setelah merdeka itu, rumusan Pancalils, khususnya sila pertama berubah. “Ketuhanan denan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemluknya”. Berubah menjadi,” Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Mengapa berubah? Konon kabar beredar, ada utusan dari Indoensia Timur minta 7 kata dalam sila pertama itu diubah. Intinya ada yang kebertan. Siapa yang kebertaan itu? Utusan Indoensia Timur itu siapa? Tidak jelas. Tetpai karena yang ngomong Bung Hatta, maka semua tokoh itu percaya.

Ada cerita khusus dan heroik perubahan itu, khususnya dari kalangan tokokh Islam: Kasman Singodimejo dan Ki bagus Hadikusumo (saat itu Ketua PP Muhammadiah). Ki Bagus yang paling keras menolak. Kasman yang akhirnya diminta para tokoh untuk melunakkan hatinya. Ki Bagus Hadikusumo akhirnya mau menerima, setelah diloby oleh Kasman. Dok, akhirnya rumusan Pancasila seperti tertuang saat ini.

Kembali ke dokter Rajiman.

Saya pernah mengunjungi rumahnya di Dusun Paldaplang Desa Kauman Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi. Tidak jauh dari rumah orang tuaku dulu, di Kedunggalar.

Sebelum tinggal di Widodaren, Dokter Rajiman merupakan dokter di rumah sakit Solo. Dugaanku saat itu dia masih belum aktif di politik. Atau tingkt aktifitasnya beum padat.

Dia pindah dari Solo ke desa yang sepi, dipinggir sawah. Menurut keterangan orang penjaga di rumah itu, disamping dengan keluarganya, beberpaa warga mengkuti kepindahannya ke Widodaren.

Rumah Dokter Radjiman jauh dari Stasiun Kereta api. Masih 4-5 kilo ke stasiun terdekat, yaitu Stasiun Walikukun. Kereta api ini jalur besar Jakarta-Surabaya.

Kalau mau ke Jakarta dia jalan kaki menuju rel kereta, bukan ke stasiun. Dipinggir rel itu dia menunggu kereta lewat sesuai jadwalnya. Jadi, seperti mau menumpang bus, menunggu dipinggir jalan.

Juga kalau pulang dari Jakarta, dia turun dipinggir rel, lalu jalan ke rumahnya yang tidak jauh jaraknya, sekira 1 kilometer.

Kalau sekarang jangan coba-coba seperti ini. Sudah pasti tidak bisa. Naik dan turun harus lewat stasiun. Mungkin sang masinis kereta tahu. Dia tokoh politk besar. Dia tokokh nasional yang namanya pasti dikenal dimana-mana. Termasuk sang masinis itu. Juga, penumpang belumlah seramai sekarang.

Rumah Dokter Rajiman cukup besar, tapi sederhana. Halamannya luas. Setiap hari dikibarkan bendera merah putih dihalaman itu. Banyak dikunjungi orang. Khususnya siswa, aktivis, dan para penggemar sejarah.
Dirumah itu ada perpustakaan peniggalan Dokter Radjiman. Ada banyak foto-foto perjuaangn ditempel di dinding.

Aktivitas politiknya di Jakarta tentu sangat padat menjelang kemerdekaan Indoensia. Jadi, kalau dia pulang kerumahnya bisa istirahat. Tempat sepi, tenang dipinggir sawah memang cocok dipilihnya.

Tetapi dia tidak tinggal diam. Sebagai dokter tetap melayani masyarakat sekitar yang membutuhkan. Bagi yang tidak punya uang tidak usah membayar. Bahkan diberi uang atau bahan pokok kebutuhan hidup.

Kalau di Jakarta dia seornag pendekar politik ulung. Kalau di rumahnya Widoaren Ngawi, dai seorang dokter yang penuh welas asih melayani masyarkatnya yang sebagian besar masih miskin, saat itu.

Dr Radjiman meninggal di Ngawi pada tanggal 20 September 1952 dan dimakamkan di Yogyakarta dimana ia dilahirkan. Makam Dr Radjiman Wedyodiningrat beralamatkan di Desa Sendangadi, Mlati, Sleman dan masih satu kompleks dengan makan Dr Wahidin Soediro Hoesodo.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K

3 Responses

  1. bdsm camsNovember 13, 2024 at 8:21 pm

    … [Trackback]

    […] Read More on to that Topic: zonasatunews.com/budi-puryannto/radjiman-wedyodiningrat-politisi-ulung-dokternya-orang-miskin/ […]

  2. Diyala/baqubah/university/universalNovember 14, 2024 at 9:57 pm

    … [Trackback]

    […] Read More Info here on that Topic: zonasatunews.com/budi-puryannto/radjiman-wedyodiningrat-politisi-ulung-dokternya-orang-miskin/ […]

  3. mexican dutch kingDecember 28, 2024 at 2:13 pm

    … [Trackback]

    […] Find More on on that Topic: zonasatunews.com/budi-puryannto/radjiman-wedyodiningrat-politisi-ulung-dokternya-orang-miskin/ […]

Leave a Reply