Oleh: Sutoyo Abadi
(Koordinator Kajian Politik Merah Putih)
Indonesia sudah masuk 100 negara termiskin di dunia ( 2022 ), antara lain akibat Presiden Jokowi lebih mengutamakan pengusaha dibanding rakyatnya, rakyat kesulitan ekonomi sekedar cari makan untuk bertahan hidup.
Demo selama ini tidak akan mereda eskalasi politik akan terus membesar, public distrust akan menerpa pemerintahan Jokowi.
Suara atau tuntutan mereka sangat jelas antara lain turunkan harga. Buruh yang dikomandani Bung Jumhur Hidayat telah membuktikan turunnya satu juta buruh tanggal 10 Oktober 2022, kalau sampai berlanjut mogok kerja tidak lama negara ini bisa ambruk.
Turunkan harga, turunkan BBM cabut UU Omnibuslaw. Pergerakan rakyat sudah mulai menyatu berkolaborasi dengan dengan pergerakan mahasiswa.
TNI terimbas dalam eskalasi politik ini rakyat terus bersuara dan memanggil manggil : “mana TNI – mana TNI”, ketika polisi sudah makin bengis mengatasi para pendemo. Apalagi sampai membawa korban terbunuh.
Ketika terkesan TNI hanya diam. Sebagian rakyat menduga ada masalah ditubuh TNI dan terkesan tidak solid. Setelah beredar macam macam berita di media sosial konon hubungan Panglima TNI Andika Perkasa dan Dudung Abdurrahman, kurang harmonis
Situasi dan kondisi perkembangan politik memaksa lahirnya Silatnas purnawirawan TNI AD untuk pertama kali, ikut menyuarakan kondisi bangsa yang makin terpuruk. Mengkritisi kebijakan pemerintah yang membahayakan kedaulatan negara, sebagian ikut turun ke jalan berdemo bersama kekuatan rakyat.
Kelompok Islam yang merasa selama ini menjadi sasaran Oligarki untuk dikriminalisasi, ditangkap dan dipenjara mulai bangkit melawan. Umat Islam yang menamakan diri 212 bangkit berkonsolidasi.
Majlis Permusyawaratan Umat Islam Indonesia sejak tanggal 17 Oktober 2922 di Jogjakarta terus melakukan konsolidasi dan barusan mengadakan konsolidasi di Pekanbaru tanggal 14- 16 Oktober 2022.
Muncul Kongres Umat Islam di Medan tanggal 28 Agustus 2022 dihadiri tokoh tokoh nasional dan terdengar akan mengadakan Kongres lanjutan di Jogjakarta.
Mereka ada dalam satu tekad bersatunya rakyat khususnya umat Islam bangun kesadarannya , setelah selama ini merasa terus dikebiri, dipojokkan dengan berbagai macam dalih oleh rezim Jokowi ( radikal – teroris, ekstrimis dsb).
Semua ingin mengakhiri kekacauan ini dan menginginkan Indonesia kembali damai. Alternatif yang diperjuangkan Jokowi segera mengundurkan diri ( turun Jokowi ) dan hentikan dan musnahkan kelakuan Oligarki yang ugal ugalan ikut mengelola dan mengatur negara ini menjadi carut marut dan negara dalam bahaya.
Perubahan politik negara – segera kembali ke UUD 45 asli, praktek landasan UUD 2002 telah membawa negara ke jurang kehancurannya.
Momentum lemahnya pemerintahan saat memang momentum semua kekuatan rakyat melakukan konsolidasi persiapan terjadinya agenda perubahan politik untuk menghentikan pemerintahan Oligargi dan boneka baru tidak lagi berkuasa dimasa kedepan.
Jokowi jangan mimpi perpajangan berkuasa atau bahkan ingin masa jabatan tiga periode. Ketika rakyat lapar maka akan terjadinya revolusi sosial sulit untuk dihentikan.
EDITOR: REYNA
Related Posts
Dalam Semangat Sumpah Pemuda Mendukung Pemerintah dalam Hal Pemberantasan Korupsi dan Reformasi Polri
Anton Permana dan Kembalinya Dunia Multipolar: Indonesia di Persimpangan Sejarah Global
Syahadah: Menjadi Saksi Dari Cahaya Yang Tak Bernama
Asap di Sekolah: Potret Krisis Moral Dalam Dunia Pendidikan
Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum
Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Herbalife memberNovember 14, 2024 at 12:08 pm
… [Trackback]
[…] Find More Information here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/rakyat-lapar-rakyat-melawan-pertaruhan-rezim-jokowi-3/ […]