Ramadhan di Negeri Matador: Musim Semi, Puasa Lebih Panjang Jadi Tidak Terasa Berat

ZONASATUNEWS.COM, MADRID – Dubes RI untuk Spanyol dan UNWTO, Dr Muhammad Najib mengatakan, di Spanyol saat ini sedang memasuki musim semi, setelah melewati musim dingin. Matahari selalu bersinar terang. Pohon-pohon mulai mengeluarkan putik dan daun. Bunga-bunga mulai berkembang. Sehingga suasana terasa nyaman sekali.

Waktu puasa di Spanyol lebh panjang dibandingkan di Indonesia. Selisihnya kira-kira 2-3 jam. Menjawab pertanyaan wartawan Radio Elsinta, Dubes Muhammad Najib menyebutkan musim semi ini cuasanya sangat nyaman. Sehingga, meskipun waktu puasa lebih panjang, tidak terasa berat.

Dubes Muhammad Najib menerangkan, di Spanyol saat ini terjadi peningkatan populasi muslim. Setelah memasuki sitem demokrasi modern, penghargaan terhadap HAM dan toleransi juga meningkat. Masyarakat Spanyol sangat wellcome terhadap kehadiran warga asing.

“Apapun agamanya, apapun asal negaranya, apapun etnisnya, yang putih, yang sipit, yang hitam, yang keriting, ataupun yang beragama Islam, mereka tidak terlalu mempersoalkan. Awal tahun 80-an mulai muncul masjid-masjid di sejumlah daerah khususnya Madrid. Nah dari sini kita bisa menilai jumlah komunitas muslim terus meningkat,” kata Dubes Muhammad Najib melalui channel youtube Wisma Duta RI Madrid.

Hanya saja, lanjut Dubes Najib, urusan agama ini menjadi urusan pribadi atau urusan domestik. Sehingga negara tidak terlibat. Begitu juga para peneliti tidak tertarik untuk melakukan survey agama seseorang. Sehingga kita sebetulnya tidak memiliki angka-anka yang resmi. Tetapi kalau jumlah masjid ada (angkanya) dan itu terus meningkat.

“Menurut pengamatan saya, orang Eropa pada umumnya termasuk Spanyol, semakin hari menganggap beragama menjadi tidak penting. Masyarakat juga semakin berani mengatakan atheis atau paling tidak agnostik. Kalau melihat diakomodasinya pasangan sejenis di Spanyol beberapa bulan yang lalu, ini menunjukkan bahwa kelompok agnostik atau anti agama itu semakin besar,” ungkap Dubes Najib.

Kalau kita jeli melihat kehidupan sosial, psikologis, dan ekonomi masyarakat Spanyol, lanjut Dubes Najib, saya melihat semakin menigkatnya ekonomi masyarakat, kesejahteraan, kemakmuran, semakin meningkatnya kemampuan manusia dalam mengatasi urusannya di dunia dengan kemajuan sain dan teknologi, mereka semakin merasa tidak perlu Tuhan, kira-kira begitu.

Saat ditanyakan parameter moralnya apa kalau agama tidak menjadi penting lagi? Dubes Najib menjawab, ya agama baru itu adalah HAM. Bagaimana menghormati hak azasi orang lain, bagaimana bersikap toleran, moderat, menerima perbedaan. Oleh karena itu kalau hak orang lain diganggu sensitif sekali, bisa dilaporkan ke polisi.

“Kalau kita menyetel musik agak keras terus tetangga terganggu, tetangga bisa protes. Itu sebabnya soun sistem yang keras, musik, dan sebagainya itu harus dikontrol,” jelas Dubes Najib menjawab pertanyaan wartawan Radio Elshinta.

Orang Spanyol itu menurut Dubes Najib bervariasi. Kalau yang bagian selatan seperti Propinsi Granada, Sevilla, dan Cordova, itu wajahnya sangat Arab. Bahkan banyak yang hitam dan berambut keriting.

“Seringkali saya guyon, ini kalau dicek DNA orang Spanyol yang berada di bagian selatan, ini sudah lebih dari 50 persen Arab. Karena bangsa Arab disini berkuasa sekitar 800 tahun. Mulai 711-492 M. Raja-raja muslim disini seringkali mengambil isteri orang-orang Spanyol asli. Kecuali yang agak utara yang mendekati Perancis, itu memang rambutnya pirang, kulitnya mendekati orang Eropa pada umumnya. Jadi bervariasi sekali,” jelas Dubes Najib.

Masih menurut penjelasan Dubes Najib, dari sisi bahasa pengaruh Arab di Spanyol besar sekali. Ahli bahasa meneliti, tidak kurang dari 2000 kata serapan dari baasa Arab. Salahs atu cirinya, misalnya didepannya memakai “Al” itu pasti dari bahasa Arab, misalnya “Alcazar” dari bahasa Arab “Alcazr” yang artinya istana.

Ada lagi misalnya walikota, orang Spanyol bilang “Alcalty”. Mislanya gula, ornag Spanyol mengatakan “Alsugar”. Dan maish banyak contoh kata-kata dari serapan bahasa Arab.

Kemudian, Dubes Najib juga memberikan keterangan tentang suasana Covid di Spanyol. Menurutnya, mirip dengan yang terjadi di Indonesai, tidal lagi signifikan. Sudah seperti flu biasa. Kebijakan memakai masker di kendaraan umum yang diterapakan 2 bulan lalu, sekarang sudah dicabut. Khusus di rumah sakit saja aturan memakai masker masih diterapkan.

“Namun kewaspadaan masih dijaga, hand sanitiser masih disediakan ditempat-tempat umum, dan dianjurkan sering cuci tangan. Kira-kira begitu,” jelasnya.

Untuk wisata, rata-rata orang Spanyol sudah mengenal Bali. Ada yang berkali-kali datang ke Bali. Ada yang baru sekali. Ada yang baru ingin ke Bali. Tetapi kalau ditanya Indonesia, ada yang tahu namun lebih banyak yang tidak tahu.

“Karena itu kebijakan pemerintah membuat 10 Bali sebagai destinasi wisata itu sudah benar. Misalnya Lombok, Labuan Bajo, Raja Ampat, Jogjakarta, Danau Toba, dan seterusnya. Namun setelah saya survey kecil-kecilan, mereka pada umumnya tidak mudah untuk bergerak dari Bali ke tempat lainnya. Kalau dari Bali ke Lombok itu mudah, tetapi kalau dari Bali ke tempat lainnya itu kan belum tentu ada pesawat secara langsung. Mau naik kapal laut, belum memenuhi standard Eropa untuk turis,” ungkap Dubes Najib.

Bagi turis Eropa pada umumnya, biaya hidup di Indonesia murah. Tiket pesawat juga murah kalau direncanakan secara baik. Orang Eropa juga terbiasa terencana, misalnya kalau rekreasi di musim panas, karena mereka libur panjang.

Oleh karena itu Dubes Najib sering mengingatkan, kalau mengadakan even yang akan melibatkan orang-orang Eropa atau Spanyol pada khususnya, jadwal harus sudah disiapkan jauh-jauh hari, minimla 9 bulan sebelumnya.

Selengkapnya saksikan videonya dibawah ini:

EDITOR: REYNA

Related Posts