Oleh : Agus Mualif Rohadi
III. Nabi Ya’cub dan Nabi Yusuf
A. Ya’cub dan Esau
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Nabi Ibrahim bukan hanya dianugerahi anak dan cucu namun juga menjadi Nabi yang akan meneruskan tugas dakwah tauhid berdasarkan perintah Allah.Nabi Ibrahim juga dianugerahi bahwa nanti dari anak turunnya itu akan muncul Nabi-Nabi yang akan menerima perintah atau wahyu Allah untuk menjalankan tugas nubuwahnya hingga risalah tauhid menjadi sempurna.Nabi dan Rasul dari keturunannya tersebut yang akan meneruskan dakwah Nabi Ibrahim sehingga membuat nama Nabi Ibrahim dan rasul dan nabi keturunannya menjadi buah tutur yang baik bagi seluruh manusia (Qs Maryam 49 – 50).
Ayat-ayat tersebut diatas menjelaskan bahwa pada suatu saat, di perkemahannya, Nabi Ibrahim kedatangan dua orang tamu yang tidak dikenal. Sudah menjadi adat di daerah tersebut, jika ada tamu yang tidak dikenal kemudian diberikan suguhan. Jika suguhan dimakan dengan lahap berarti tamu yang tidak dikenal mempunyai maksut tidak berbahaya. Saat itu Nabi Ibrahim menyuguhkan hidangan yang terbaik, namun sang tamu tidak menyentuhnya sama sekali. Tentu Nabi Ibrahim berfikir bahwa tamunya mempunyai maksud tidak baik. Nabi Ibrahim merasa lega ketika tamunya adalah malaikat utusan Allah. Namun Nabi Ibrahim juga menjadi cemas ketika malaikat tersebut memberitahukan bahwa diberi tugas untuk menghukum kaum Nabi Luth. Namun Nabi Ibrahim dan Sarah juga gembira ketika malaikat menginformasikan akan kelahiran Ishaq yang kemudian disusul dengan kelahiran Ya’cub. Meskipun pada awalnya Sarah menunjukkan keraguannya karena dirinya maupun Ibrahim sudah tua, namun setelah dijelaskan oleh malaikat bahwa itu sudah ketetapan Allah, maka keraguan Sarah tersebut menjadi hilang. Setelah memberikan kabar, malaikat kemudian pamit pergi ke Sodom dan Gomora.
Kitab Kejadian menginformasikan, tidak lama setelah peristiwa adzab pada kaum Sodom, Sarah segera hamil dan ketika Ishaq lahir, umur Sarah sekitar 89 tahun – 90 tahun, sedang umur Nabi Ibrahim telah menginjak 99 tahun – 100 tahun. Ketika Nabi Ishaq berumur 40 tahun, Nabi Ibrahim menjodohkannya dengan cucu saudaranya yaitu Ribka. Setelah 20 tahun menikah, akhirnya Ribka hamil dan melahirkan anak kembar yaitu Esau (Ish) dan Ya’cub yang lahir di Mamre – Hebron. Esau muncul lebih dahulu jatuh sebagai saudara tua disusul Ya’cub yang keluar dengan memegang tumitnya Esau. Saat itu Nabi Ishaq berumur sekitar 60 tahun sedang Nabi Ibrahim berumur sekitar 160 tahun. Dengan demikian Esau dan Ya’cub lahir sekitar tahun 2005 SM. Nabi Ibrahim masih melihat cucunya yaitu Ya’cub dan Esau hingga keduanya menginjak remaja, yang membuktikan kebenaran informasi dari malaikat yang mengabarkan lahirnya Ishaq yang kemudian disusul Ya’cub.
Al – Qur’an tidak menjelaskan tentang Esau (Ish), namun Taurat pada kitab Kejadian, banyak menjelaskan kehidupan Esau dan Ya’cub. Sedang Al – Qur’an menginformasikan tentang Ya’cub sejak sebelum Sarah mengandung dalam rahimnya. Dengan demikian Allah telah menetapkan Ya’cub sebagai penerus dakwah tauhid Nabi Ibrahim, bahkan sebelum Ishak lahir.
Baca Juga:
Dari cerita di kitab kejadian, Esau meskipun menjadi anak sulung, dimana adat saat itu Esau seharusnya mendapatkan hak kesulungan, namun taqdir menentukan bahwa hak kesulungan akhirnya jatuh ke tangan Ya’cub. Hak kesulungan adalah mewarisi tongkat kekuasaan atau singgasana atau menjadi pemimpin keluarga.
Suatu saat, Ribka menyampaikan keluhan kepada suaminya bahwa dirinya tidak suka dengan istri Esau yang berasal dasi suku Kana’an yaitu suku Het. Oleh karena itu, Ribka meminta kepada nabi Ishaq agar memerintahkan kepada Ya’cub untuk memperistri dari keturunan keluarganya sendiri. Nabi Ishaq kemudian memerintahkan Ya’cub ke Padan Aram menemui kakeknya (ayah dari ibunya) yaitu Betuel untuk mendapatkan istri dari keturunan saudara ibunya yaitu Laban. Ternyata Laban berada di Harran.
Sedang Esau ketika mengetahui bahwa ibunya tidak menyukai istrinya yang dari suku Het dan bapaknya menyuruh Ya’cub datang kepada pamannya yaitu Laban, maka Esau kemudian pergi ke Bakkah. Esau menemui saudara bapaknya yaitu Ismael untuk meminta putrinya dijadikan istrinya. Esau akhirnya memperistri putri Ismael yaitu Basmat. Dari perkawinannya dengan orang Het dan Basmat ini, keturunan Esau kemudian membentuk bangsa yaitu bangsa Edom, yang menempati sebagian wilayah Negev bagian timur hingga sampai disekitar daerah Hijaz di sebelah timur dan selatan laut mati. Esau pergi dari Hebron karena hak kesulungan sudah di tangan Ya’cub dan mencari tempat sendiri untuk membangun keluarganya yang akhirnya menjadi sebuah suku yang besar pula. Al- Qur’an tidak menginformasikan tentang Esau, namun Al – Qur’an mengkisahkan tentang nabi keturunan Esau bin Ishaq atau Ish bin Ishaq, yaitu nabi Ayyub dan nabi Zulkifli.
B. Munculnya kota Betel dan Perkawinan Ya’cub.
Dikisahkan dalam Kitab Kejadian, nabi Ishak memerintahkan Ya’cub pergi ke Harran setelah memperoleh hak kesulungan dari nabi Ishak yang berakibat memunculkan masalah antara Esau dengan Ya’cub. Pada saat itu nabi Ishak sudah tua dan mata sudah buta, dan Esau maupun Ya’cub pada saat itu sudah melampaui usia dewasa dan nabi Ishak telah berumur lebih dari 100 tahun.
Sampai di Lus, ketika tidur, Ya’cub bermimpi melihat banyak malaikat hilir mudik ke wilayah ini. Ada tangga yang menghubungkan antara Lus dengan suatu tempat di langit. Kemudian mendengar suara Allah yang berkata kepadanya bahwa Allah akan selalu menyertainya. Allah akan memberikan tempat dimana dia tidur menjadi miliknya dan milik keturunannya. Ketika bangun tidur kemudian Ya’cub membuat tugu yang dituanginya dengan minyak sebagai pertanda bahwa dia pernah disitu, tidur dan bermimpi melihat malaikat dan mendapatkan janji Allah. Tempat tersebut kemudian dinamakannya Betel (rumah EL atau bait Allah) dan berjanji akan mengambil sepersepuluh bagian rizqinya untuk dipersembahkan kepada Allah. Sangat mungkin peristiwa ini merupakan awal dari tugas kenabian Nabi Ya’cub. Lambat laun nama Betel kemudian menggantikan nama Lus hingga kini dan telah menjadi kota penting di wilayah Palestina.
Setelah itu, Nabi Ya’cub meneruskan perjalanannya ke Harran. Ketika sampai di wilayah tersebut, Nabi Ya’cub menghampiri sumur yang menjadi tempat berkumpulnya para penggembala untuk memberikan minum domba-dombanya. Dengan bertanya pada para penggembala, maka Nabi Ya’cub memperoleh informasi tentang keberadaan Laban dan keluarganya. Ketika ada penggembala wanita datang, Nabi Ya’cub diberitahu oleh penggembala bahwa yang datang tersebut adalah Rahel putri Laban.
Baca Juga:
Ketika Rahel mendekati sumur bergegas Nabi Ya’cub membantu memberikan minum domba-domba milik Laban yang dibawa Rahel. Setelah itu Nabi Ya’cub memperkenalkan dirinya bahwa dirinya adalah putra Ribka adik Laban. Rahel langsung bergegas pulang untuk memberi kabar kepada ayahnya tentang kedatangan Nabi Ya’cub. Nabi Ya’cub digambarkan langsung tertarik dan terpesona dengan kecantikan dan kelembutan Rahel. Nama Rahel itu sendiri mempunyai arti domba betina. Di rumah, Laban setelah
mendengar cerita Rahel, kemudian bergegas mendatangi dan menjemput Nabi Ya’cub untuk dijamu dan diajak menginap dirumahnya. Ketika dirumah sambil beristirahat sambil berbincang-bincang, Nabi Ya’cub kemudian mengutarakan maksud kedatangannya ke Harran atas perintah bapak dan ibunya untuk mendapatkan jodoh dari saudari ibunya. Laban dengan senang hati menerima maksud tersebut. Nabi Ya’cub kemudian memohon untuk diperkenankan menikahi Rahel yang ditemuinya di sumur ketika akan memberi minum domba dombanya.

Stand to Jesus ….. Lukisan nabi Ya’cub ditunjukkan anak perempuan Laban yaitu Rahel yang sedang menggembalakan dombanya.
Karena kedatangan Nabi Ya’cub tidak membawa apapun untuk dijadikan mahar, maka untuk mendapatkan Rahel, disepakati Nabi Ya’cub akan bekerja untuk Laban selama 7 tahun. Ketika pada hari perkawinan ternyata Laban dengan keputusannya sendiri berdasarkan tradisi di tempat tersebut ternyata menikahkan anak perempuan pertamanya dengan nabi Ya’cub yaitu Liya atau Lea. Nabi Ya’cub tetap memohon agar dirinya dapat menikahi Rahel, sedang Rahel juga bersedia untuk dinikahi nabi Ya’cub. Melalui suatu proses yang unik, kemudian disepakati Nabi Ya’cub bekerja pada pamannya tersebut selama 14 tahun untuk dapat mengawini 2 putri pamannya yaitu Lea dan Rahel.
(bersambung …….)
EDITOR: REYNA
Tags:Related Posts
Dajjal, namanya terkenal, siapakah dia sebenarnya??
Yakjuj dan Makjuj, dimanakah mereka tinggal??
Allah Tahu Yang Terbaik Untukmu
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-276 TAMAT)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-275)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-274)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-273)
Agus: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-272)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-271)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-270)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-18) - Berita TerbaruJune 27, 2022 at 4:34 pm
[…] Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-16) […]
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-19) - Berita TerbaruJune 28, 2022 at 3:12 pm
[…] Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-16) […]
สล็อตวอเลท ไม่ขั้นต่ำ มีห้องเกมให้เลือกเล่นไม่อั้นDecember 19, 2024 at 2:58 pm
… [Trackback]
[…] Read More here on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-16/ […]
clickJanuary 5, 2025 at 5:26 am
… [Trackback]
[…] Read More on on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-16/ […]