Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-199)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-199)
Penulis, Agus Mualif Rohadi berfoto ditengah-tengah Masjid Kubah Batu dan Masjid Qibli, Yerusalem

Oleh : Agus Mualif Rohadi

IX. Nabi Muhammad

Setelah adanya peristiwa pertemuan antara utusan kaum Kristen dengan nabi Muhammad yang setelah itu utusan tersebut bertemu Abu Jahl, kemudian turun wahyu sebagaimana Qs al – Qashas 52 – 55 dan Qs Al – Maidah 82 – 83.

Dari peristiwa jauh sebelumnya yaitu pertemuan nabi Muhammad dengan pendeta Bahira, Waraqah bin Naufal dan pertemuan dengan orang orang Kristen dari Najran atau Habasyah Abysinia tersebut dapat diambil suatu kesimpulan. Pertemuan itu menunjukkan bahwa kitab kitab agama Kristen yang bersumber dari kitab-kitab agama Yahudi, pada masa lalu pada kitab mereka terdapat ayat-ayat yang menerangkan secara jelas tentang akan datangnya utusan terakhir lengkap dengan ciri ciri utusan terakhir. Dalam peristiwa Raja Negus atau Najasyi dari Abyisinia yang akhirnya memeluk Islam, juga menunjukkan bahwa pada kitab terdahulu menunjukkan perihal utusan terakhir lengkap dengan ciri-cirinya.

Pertemuan dan peristiwa tersebut menunjukkan bahwa terdapat konistensi dan kontiyuitas dari Kitab terdahulu dengan ayat – ayat yang turun pada nabi Muhammad sebagai risalah yang berasal dari sumber risalah yang sama yaitu dari Allah sebagai satu-satunya sesembahan. Agak sulit dimengerti bila sekarang sulit diketahui atau sulit ditemukan pada kitab terdahulu, tentang adanya ayat-ayat yang secara jelas dan gamblang yang menunjukkan kedatangan utusan terakhir lengkap dengan ciri-cirinya. Sangat mungkin, pada masa lalu ada yang sengaja menyembunyikannya.

18. Isra’ dan Mikraj

Ibnu Ishaq berkisah, dari al – Hasan yang bercerita bahwa suatu saat Rasulullah SAW bersabda : “ Ketika aku sedang tidur di dekat Hijr Aswad, malaikat Jibril mendatangiku kemudian membangunkanku dengan kakinya. Akupun bangun namun tidak melihat apa apa. Aku tidur lagi dan ternyata malaikat Jibril datang kepadaku untuk kedua kalinya. Ia membangunkanku hingga aku tersadar, namun aku tidak melihat apa-apa. Aku kembali tidur lagi dan ternyata malaikat Jibril datang kepadaku untuk ketiga kalinya, kemudian menggerak-nggerakkan badanku hingga aku terbangun. Ia lalu mengajakku pergi ke pintu masjid dan ternyata disana ada seekor hewan putih yang besarnya antara kuda dan keledai. Hewan tersebut rupanya memiliki sayap. Malaikat Jibril menaikkanku diatas hewan tersebut, lalu ia keluar bersamaku, dan Ia tidak berpisah denganku dan aku tidak berpisah dengannya “.

Ibnu Ishaq berkisah dengan mendapatkan riwayatnya dari Qatadah bahwa Rasulullah SAW bersabda : “ Ketika aku mendekati hewan tersebut untuk menaikinya, hewan tersebut menunjukkan sikap tidak suka, kemudian malaikat Jibril menegurnya. Kenapa engkau tidak malu atas apa yang engkau perbuat, wahai buraq. Demi Allah, engkau memang pernah dinaiki hamba Allah sebelum Muhammad, namun tak satupun dari mereka yang lebih mulia disisi Allah dari pada Muhammad. Buraq pun merasa malu hingga keringatnya bercucuran. Setelah itu ia bersikap jinak kemudian aku menaikinya. Ketika melangkah maka satu langkahnya adalah sejauh mata memandang.”.

jateng.tribunmews.com ilustrasi bentuk buraq yang mendekati diskripsi dalam sirah nabawiyah yang ditulis oleh ibnu Ishaq dan ibnu Hisyam.

Dari kisah tersebut diatas dapat diketahui bahwa hewan yang dibawa Jibril untuk dinaiki nabi Muhammad adalah Buraq, menyerupai kuda dan bersayap berwarna putih. Hewan tersebut pernah dinaiki hamba Allah sebelum nabi Muhammad sehingga peristiwa menaiki buraq telah lebih dari satu peristiwa yang berbeda. Kisah nabi Ilyas ketika menjemput akhir masa pengutusannya sebagai rasul, dengan saksi peristiwa adalah nabi Ilyasak, menunjukkan nabi Ilyas pergi meninggalkan bumi dengan melompat pada kereta yang di Tarik oleh kuda bersayap seperti yang digambarkan sebagaimana buraq. Dengan demikian, ada nabi dan rasul sebelum nabi Muhammad yang pernah naik buraq. Hanya hamba Allah dengan kualifikasi sebagai nabi atau rasul yang dapat menaiki buraq.

Qs Al – Isra’ ayat 1 berbunyi “ maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat “. Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah Maha Suci yang telah memperjalankan (subkhaana alladlii asraa) nabi Muhammad pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha. Kata kata memperjalankan adalah kata kata yang jelas bahwa nabi Muhammad secara fisik diperjalankan dari dari masjidil haram ke masjidil aqsha dengan naik burqa dengan ditemani malaikat Jibril.

Ibnu Ishaq berkisah bahwa Ummu Hani’ binti Abdul Muthalib berkata mengenai peristiwa Isra’ nabi Muhammad yaitu “Tatkala beliau di rumahku, malam itu, beliau tidur di rumahku. Dia mengakhirkan shalat isya’, lalu tidur dan kamipun tidur. Menjelang subuh, Rasulullah membangunkan kami. Setelah shalat subuh bersama, Rasulullah berkata, wahai Ummu Hani’, setelah aku mengakhiri shalat Isya’ seperti yang engkau lihat, kemudian aku pergi ke Baitul Maqdish, dan shalat disana. Setelah itu, barulah aku mengerjakan shalat subuh bersama kalian seperti yang kalian lihat ”.

Setelah mendengar perkataan rasul, Ummu Hani’ menghalangi Rasulullah ketika mau keluar rumah dan meminta agar tidak menceritakan hal itu kepada kaumnya karena khawatir mereka akan mendustakan dan mempermainkannya. Namun Nabi Muhammad berkata bahwa dirinya pasti akan menceritakan hal itu kepada mereka. Sebagai rasul Allah tentu nabi Muhammad harus menceritakan peristiwa sangat penting itu kepada manusia apapun resikonya.

Baca Juga:

Ibun Ishaq mengkisahkan, kemudian nabi Muhammad keluar sedang Ummu Hani’ memerintahkan budaknya yang berasal dari Habasyah mengikuti langkah nabi Muhammad. Kemudian dilihatnya nabi Muhammad sedang menyampaikan yang baru dialaminya kepada orang – orang yang sudah mulai banyak berkumpul untuk mendengarkan cerita nabi Muhammad. Ada orang yang bertanya : “ Hai Muhammad, apa buktinya kalau ceritamu ini benar, sebab kami belum pernah sekalipun mendengar cerita model ini sebelumnya “.

Rasulullah SAW menjawab : “ Buktinya adalah, aku melihat kafilah bani fulan di lembah ini dan lembah itu. Mereka lari kocar kacir ketakutan karena mendengar suara hewan. Aku terus berjalan hingga tiba di daerah Dhajnan, aku menghampiri kafilah bani fulan dan aku lihat mereka sedang dalam keadaan tidur. Mereka mempunyai wadah berisi air yang mereka tutupi dengan sesuatu, lalu aku buka tutupnya, kemudian aku minum yang ada di dalamnya. Setelah itu aku menutupnya lagi sebagaimana semula. Dan sekarang kafilah tersebut singgah di Baidha’ di Tsaniyyatun Tan’im. Merek di dahului unta berwarna abu abu dan di unta tersebut terdapat dua karung, satu berwarna hitam dan satunya warna warni “. Sebagian dari orang orang itu segera pergi ke Tsyaniyyah dan mereka berjumpa dengan rombongan itu lebih dahulu. Ketika mereka melihat unta dan karung karungnya, kemudian bertanya ini itu, ternyata mereka mendapatkan jawaban sebagaimana yang telah diceritakan Rasulullah SAW. Ini adalah kisah tentang perjalan yaitu Isra’ menuju Baitul Maqdish di Masjidil Aqsha.

Ibnu Ishaq mengkisahkan yang berasal dari cerita Al – Hasan bahwa Rasulullah terbang bersama malaikat Jibril hingga beliau tiba di Baitu Maqdish. Disana telah ada nabi Ibrahim, nabi Musa dan nabi ‘Iysaa dalam kumpulan para nabi. Kemudian Rasulullah SAW menjadi imam shalat mereka. Tidak ada yang mengetahui secara persis dimana posisi nabi Muhammad ketika menjadi imam shalat para rasul dan nabi. Namun terdapat keyakinan bahwa nabi Muhammad menjadi imam shalat di tempat yang sekarang ini menjadi lokasi Masjid Qiblatain atau Masjid Qibli di kompleks Masjidil Aqsha yang kompleks tersebut juga disebut Haram Asy Syarif.

Usai shalat Rasulullah diberikan dua bejana oleh malaikat Jibril. Yang satu berisi minuman keras sedang yang lain berisi susu. Rasulullah meminum susu dan meninggalkan khmar. Malaikat Jibril kemudian berkata: ”Engkau dikarunia petunjuk kepada fitrah demikian pula dengan umatmu, wahai Muhammad, dan minuman keras diharamkan kepada kalian “.

(bersambung ………….)

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K

2 Responses

  1. free webcam tokensDecember 6, 2024 at 7:19 am

    … [Trackback]

    […] There you can find 51121 more Information to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-199/ […]

  2. pgslotDecember 6, 2024 at 7:34 pm

    … [Trackback]

    […] Read More on to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-199/ […]

Leave a Reply