Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-219)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-219)
Penulis, Agus Mualif Rohadi berfoto ditengah-tengah Masjid Kubah Batu dan Masjid Qibli, Yerusalem

Oleh : Agus Mualif Rohadi

IX. Nabi Muhammad

Setelah itu nabi Muhammad dan Abu Bakar keluar. Nabi Muhammad sempat berpesan jika bertemu orang-orang yang disebutnya agar diusahakan untuk tidak dibunuh. Nabi Muhammad mengatakan bahwa orang-orang tersebut yang tidak bersikap kasar kepadanya ketika di Makkah dan berharap dapat selamat dalam peperangan kemudian masuk Islam. Perang Badr di awali dengan kemenangan empat orang kaum muslim yang telah membunuh empat orang lawannya. Perang dengan jumlah yang jauh lebih sedikit tidak menghalangi tekat kaum muslim untuk bertempur. Semangat mereka sangat tinggi dan mengerikan seperti yang telah dilihat oleh Umair.

Meskipun jumlahnya lebih sedikit, posisi kaum muslim sedikit agak lebih baik karena posisinya tidak menantang cahaya matahari. Kaum muslim bertempur dengan kelompok-kelompok kecil dengan bergerak dinamis untuk membingungkan lawan lawannya yang merasa dalam jumlah banyak kemudian mengepung kelompok-kelompok kecil tersebut. Kaum muslim dalam keadaan lebih segar karena sempat tidur malam yang tidurnya dinyenyakkan oleh Allah, sedang kaum qurays Makkah harus menempuh perjalanan yang melelahkan karena jalan pasir yang lembek agak menghisap kaki sehingga menghabiskan tenaga. Mereka belum sempat istirahat cukup.

Al-Mujadzdzar bertemu dengan salah satu tokoh Qurays yaitu Abu Al-Baktari. Al-Mujadzdzar berkata bahwa Rasul melarang membunuhnya. Namun Al-Baktari menolak karena tidak ingin wanita-wanita qurayas menggunjingnya. Pertempuran tidak bisa dihindari, kemudian Abu AlBaktari terbunuh. Dari kaum muslim yang pertama kali meninggal adalah Mihja’ mantan budak Umar ibn Khattab. Yang kedua adalah Umair bin Al-Humam, dan yang ketiga adalah Awf bin al Harits.

Ketika matahari mulai semakin tinggi, terik panas mulai menyengat, stamina kaum muslim lebih terjaga dari kaum qurays. Meskipun jumlah yang lebih sedikit mereka justru semakin dapat menguasai lawannya yang mulai menyusut tenaganya. Pasukan Qurays justru semakin melemah. Ketika ada yang lari menyelamatkan diri, hal itu membuat semakin lama semakin banyak yang lari dari peperangan.

Banyak Qaum Qurays yang bertempur dengan tanpa berani mempertaruhkan nyawanya, apalagi harta mereka yang ada di Abu Sufyan sebenarnya telah selamat. Banyak dari mereka merasa sedang berperang bukan untuk suatu alasan yang harus dipertaruhkan nyawanya. Selain itu, kaum Qurays berperang tanpa ada pimpinan tertinggi yang harus ditaati perintahnya. Ketika ada beberapa tokoh yang meninggal, hati kaumnya semakin terguncang. Oleh karena itu melarikan diri ketika tenaga semakin terkuras dan lemah menjadi pilihan rasional. Yang tidak berhasil melarikan diri kemudian menjadi tawanan kaum muslim.

akurat.co ilustrasi pasukan muslim dalam perang Badr. Panji Rasulullah dalam perang badr menggunakan bendera hitam, diberi nama Al-‘Uqab.

Rasulullah memerintahkan kaum muslim mencari Abu Jahl, apakah telah menjadi kurban perang. Kaum muslim kemudian menyebar mencari keberadaan Abu Jahl. Ternyata Abu Jahl sedang berusaha melarikan diri dari peperangan dan sedang bersembunyi di balik gerumbul semak yang cukup lebat. Ibnu Ishaq berkisah ketika dalam perang, Muadz bin Amr bin Al Jamuh dapat menemukan persembunyian Abu Jahl. Dalam duelnya, Muadz dapat menebas betis Abu Jahl hingga terpotong. Namun anak Abu Jahl keburu datang dan menebas tangan Muadz hingga terputus. Ikrimah kemudian berusaha menolong bapaknya, sedang Muadz terus bertempur dengan tangan sebelah. Muadz dapat selamat hingga peperangan usai dan tetap hidup, sedang Ikrimah tidak dapat terus menolong ayahnya, karena pasukan Qurays terus terdesak.

Kemudian lewat Muawwidz bin Afra’ berperang di dekat Abu Jahl, yang kemudian memukul Abu Jahl sehingga roboh tidak berdaya. Muawwidz melanjutkan perangnya hingga akhirnya meninggal syahid. Kemudian Abdullah bin Mas’ud dapat mengenali Abu Jahl yang sedang tidak berdaya. Sebelumnya Abdullah bin Mas’ud ketika masih kecil pernah di pukul Abu Jahl hingga kesakitan. Abdullah bin Mas’ud kemudian meletakkan kakinya diatas leher Abu Jahl sambil berkata: “Apakah Allah telah menghinakanmu, wahai musuh Allah ?”. Abu Jahl menjawab : “Dengan apa Allah menghinakanku? Apakah aku demikian berharga dari orang-orang yang kalian bunuh? Katakan kepadaku, dipihak siapa kemengan berpihak pada hari ini?”. Abdullah bin Mas’ud menjawab: “ Di sisi Allah dan RasulNya“. Kemudian Abu Jahlberkata lagi: “Sungguh engkau telah melakukan pendakian yang sulit, wahai anak kecil penggembala “. Abdullah bin Mas’ud kemudian menebas leher Abu Jahl dan membawa kepala Abu Jahl kehadapan Rasulullah. Nabi Muhammad kemudian berkata : “ Demi Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia ”.

Baca Juga:

Terdapat tokoh Qurays yang tertawan yaitu Ummayyah bin Khalaf. Namun ketika Bilal melihatnya, kemudian bermaksut membunuhnya. Ada beberapa kaum muslim yang berusaha mencegah maksut Bilal, namun tidak berhasil sehingga menyuruh Ummayyah lari. Bilal dahulu adalah budak Umayyah yang disiksa dengan ditindih batu. Akhirnya Ummayyah dapat terkejar dan dibunuh oleh mantan budaknya yaitu Bilal.

Perang Badr adalah juga perang keluarga. Tidak terhindarkan saudara dekat harus saling bertempur karena mempertahankan keyakinannya. Terkadang hal itu juga menjadi perbincangan usai perang.

Umar ibn Khattab ketika berjalan melewati Sa’id bin Al-Ash, Said memandangnya dengan prasangka. Umar kemudian berkata: “Sesungguhnya aku melihat ada sesuatu dalam dirimu. Aku lihat engkau menyangka aku telah membunuh ayahmu. Apabila aku membunuhnya, aku tidak meminta maaf kepadamu. Tapi aku telah membunuh paman dari jalur ibuku yaitu AlAsh bin Hisyam bin Al-Mughirah. Sedang ayahmu, aku melewatinya. Dia sedang menggali tanah bagaikan sapi jantan menggali tanah dengan tanduknya (mungkin sudah terluka cukup parah dan tidak mempunyai harapan untuk hidup, dan jika mati minta dikubur di tanah yang di galinya). Aku menghindar darinya. Kemudian ia didatangi sepupunya yakni Ali. Kemudian ia membunuhnya.

Pengalaman dalam perang Badr juga merekam kisah yang menunjukkan adanya mukjizat nabi Muhammad dan pertolongan atau bantuan malaikat. Ibnu Ishaq berkisah, Ukkasyah bin Mihsan bin Hurtsan Al-Asadi yang bertempur dengan keras hingga pedangnya matah, kemudian meloloskan diri dari duel. Ia kemudian menemui Rasulullah yang kemudian memberinya akar pohon seraya bersabda : “ Wahai Ukkasyah, bertempurlah dengan akar kayu ini “. Ukkasyah dengan semangat kemudian mengambil akar tersebut dari tangan nabi Muhammad kemudian digerak gerakkannya akar tersebut. Tiba-tiba akar tersebut berubah menjadi pedang yang panjang dan tajam. Ukkasyah kemudian terjun lagi dalam peperangan. Pedang tersebut kemudian diberi nama Al-‘Aun dan menjadi milik Ukkasyah yang dipakainya dalam berbagai peperangan bersama nabi Muhammad.

Abu Usaid Malik bin Rabi’ah yang ikut perang Badr, ketika suatu saat tidak bisa ikut perang lagi karena matanya menjadi buta, berkisah bahwa jika matanya masih dapat melihat, dirinya niscaya akan menunjukkan tempat dimana para malaikat muncul. Abu Dawud al-Mazini yang ikut perang Badr berkisah, ketika dirinya akan menebas kepala orang musyrik, tiba-tiba kepala orang tersebut telah jatuh yang tidak dia ketahu siapa yang menebasnya. Miqsam, mantan budak Abdullah bin Al-harits berkata, ciri ciri malaikat dalam perang Badr ialah memakai surban putih yang sisa kainnya terjulur di punggunya. Mereka menjadi penambah jumlah dan tidak ikut langsung bertempur. Ibnu Ishaq berkisah dari beberapa sahabat, Ali bin Abu Thalib mengatakan ciri ciri malaikat dalam perang Badr adalah mengenakan surban putih yang kainnya terjulur hingga dipunggungnya, kecuali malaikat Jibril yang mengenakan sorban kuning.

(bersambung ……………….)

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K