Oleh : Agus Mualif Rohadi
Nabi Muhammad
Usai perang, Rasulullah memerintahkan agar mayat kaum musyrik dimasukkan ke dalam satu liang. Hanya mayat Umayyah bin Khalaf yang tidak bisa dimasukkan ke dalam liang. Mayat Umayyah membengkak sehingga baju besinya tidak bisa digerakkan. Ketika mayatnya diangkat dagingnya justru cerai berai. Oleh karena itu mayatnya kemudian di timbun dengan batu. Usai penguburan kaum musyrik, Rasulullah berbicara kepada mayat mayat di dalam liang tersebut : “ Wahai para penghuni sumur, apakah kalian telah memperoleh apa yang dijanjikan Tuhan kepada kalian itu benar terjadi ? Karena sesungguhnya aku telah mendapatkan apa yang dijanjikan Allah kepadaku itu benar terjadi “. Para sahabat kemudian bertanya : “ ya rasul, apakah engkau berbicara dengan kaum yang telah meninggal dunia ? “. Rasulullah kemudian bersabda : “ Sungguh mereka telah mengetahui, bahwa apa yang dijanjikan Tuhan kepada mereka itu adalah benar adanya “.
Jumlah kaum muslim yang ikut perang Badr adalah dari kaum Muhajirin delapan puluh tiga orang, dari kaum anshar yaitu bani Aws enam puluh satu orang dan bani Khazraj seratus tujuh puluh orang. Dengan demikian semuanya adalah tiga ratus empat belas orang. Sedang yang gugur dari kaum Muhajirin enam orang dan kaum anshar delapan orang. Sedang kaum Qurays Mekkah yang meninggal ada dua versi yaitu lima puluh orang dan tujuh puluh orang. Sedang kaum Qurays yang tertawan menurut Ibnu Abbas adalah tujuh puluh orang.
Ketika nabi Muhammad sedang istirahat di biliknya di badr usai perang, tiba tiba terdengar suara ribut ribut perdebatan tentang siapa yang paling berhak atas harta rampasan perang. Mereka yang telah mengumpulkan barang barang tersebut tidak mau melepaskan barang yang telah diambilnya. Nabi Muhammad terbangun atas keributan tersebut dan akhirnya mendengar apa yang diributkan oleh kaum muslim.
Nabi bermaksud akan keluar menyelesaikan masalah tersebut, dan kemudian muncul wahyu Qs Al-Anfal 1, yaitu : “ Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah, Harta rampasan perang itu milik Allah dan RasulNya, maka bertaqwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan diantara sesamamu, dan taatlah kepada Allah dan RasulNya jika kamu orang-orang yang beriman “.
Dengan turunnya ayat tersebut, kaum muslim menjadi sadar atas kekeliruan mereka. Saat itu mereka merasa telah hancur ahlaqnya karena berebut harta rampasan perang. Ketika mereka sadar atas kekeliruannya, maka perintah sebagaimana wahyu tersebut langsung dilaksanakan tanpa ada pertanyaan lagi.
Ketika semua sedang istirahat usai perang, nabi Muhammad mengutus Abdullah bin Rawahah untuk mengabarkan kemenangan perang tersebut kepada penduduk Madinah. Usamah bin Zaid berkata : “ Kabar gembira tersebut datang kepada kami tatkala kami sedang menimbun tanah ke atas kuburan Ruqayyah binti Rasulullah SAW istri Utsman bin Affan. Rasulullah SAWbmenyuruhku bersama Utsman bin Affan untuk menjaga Ruqayyah “. Dengan demikian selain karena kegembiran dari kemenangan perang, namun Rasulullah juga kehilangan seorang putrinya yang meninggal karena sakit. Ruqayyah binti Muhammad di kuburkan di kompleks pekuburan baqi’ yang letaknya berdampingan dengan masjid Nabawi.
Baca Juga:
- Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-218)
- Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-219)
Setelah cukup beristirahat, nabi Muhammad dan kaum muslim kemudian pulang ke Madinah dengan membawa pula tawanan perangnya dan harta rampasan perang. Diantara tawanan perang tersebut adalah Uqbah bin Abu Mu’aith, An-Nadhr bin Al-Harits dan masih cukup banyak tawanan perang lainnya.
Perjalanan ke Madinah sampai di Lorong kecil Ash-Shafra. Ditempat ini, Nabi Muhammad memerintahkan menghukum mati An-Nadhr bin Al-Harits dan utbah bin Mu’aith. Kesalahan dua orang tersebut terhadap kaum muslim ketika masih di Makkah tidak bisa diampuni. Jika tidak dihukum mati hanya akan menimbulkan perselisihan diantara kaum muslim.
Kemudian perjalanan dilanjutkan dan ketika sampai di bukit pasir Sayar sebelum an-Naziyah, nabi Muhammad dan kaum muslim istrirahat. Di tempat tersebut nabi Muhammad membagi semua harta rampasan perang secara adil. Tentu kaum muslim sangat gembira dengan menerima bagiannya masing masing. Setelah cukup istirahat kemudian perjalanan di lanjutkan. Ketika sampai di Ar-Rauha, kaum muslim di tempat tersebut menyambutnya dan mengucapkan selamat atas kemenangan dalam perang Badr.
Sampai di Madinah, nabi Muhammad segera mengajak Fatimah berziarah ke kubur Ruqayyah. Fatimah berjongkok sedih di sebelah nabi Muhammad yang mendoakan Ruqayyah. Ini adalah kehilangan putrinya setelah sebelumnya kehilangan Khadijah istrinya. Tiba tiba Fatimah terisak. Nabi Muhammad kemudian berusaha menenangkan Fatimah dengan mengusap air mata Fatimah dengan jubahnya. Sebelumnya nabi Muhammad melarang air mata ditumpahkan untuk kematian akibat perang Badr.
Ketika nabi Muhammad usai berziarah dan beranjak pulang, didengarnya Umar berkata dengan keras pada para wanita yang sedang menangisi Ruqayyah dan para pejuang Badr. Perintah nabi Muhammad telah menimbulkan kesalah pahaman pada Umar bin Khattab, dan kemudian beliau berkata : “ Umar, biarkan mereka mengangis. Sesuatu yang mengalir dari mata dan hati berasal dari Allah dan kasih sayangNya, tetapi sesuatu yang datang dari tangan dan mulut berasal dari setan.
Nabi Muhammad meluruskan kebiasaan orang orang arab ketika berduka cita pada waktu itu. Yang dimaksud dari tangan dan mulut adalah mengungkapkan kesedihan dengan memukul mukul dada sambil meratap ratap. Suatu bentuk kesedihan yang berlebih lebihan seolah tidak dapat menerima taqdir dari Allah.
Ketika di Madinah sudah dalam keadaan tenang, nabi Muhammad kemudian membagikan tawanan perang kepada kaum muslim untuk menjadi budak. Nabi Muhammad berpesan agar kaum muslim memperlakukan dengan baik mereka yang telah menjadi budak tersebut. Demikianlah hukum yang berlaku saat itu, bukan hanya berlaku di jazeerah Arabiya namun di semua belahan dunia. Hukum perang Musa juga memperlakukan hal yang sama dalam peperangan.
(bersambung ……………….)
EDITOR: REYNA
Related Posts
Dajjal, namanya terkenal, siapakah dia sebenarnya??
Yakjuj dan Makjuj, dimanakah mereka tinggal??
Allah Tahu Yang Terbaik Untukmu
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-276 TAMAT)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-275)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-274)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-273)
Agus: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-272)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-271)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-270)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-222) - Berita TerbaruFebruary 22, 2023 at 7:58 am
[…] Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-220) […]
his explanationNovember 23, 2024 at 8:18 pm
… [Trackback]
[…] There you can find 75495 additional Information on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-220/ […]
click here to readDecember 2, 2024 at 10:32 am
… [Trackback]
[…] Here you will find 99827 additional Information on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-220/ […]
pgslotJanuary 8, 2025 at 8:21 pm
… [Trackback]
[…] Find More Information here on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-220/ […]