Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-231)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-231)
Penulis, Agus Mualif Rohadi berfoto ditengah-tengah Masjid Kubah Batu dan Masjid Qibli, Yerusalem

Oleh : Agus Mualif Rohadi

IX. Nabi Muhammad

34. Pengkhianatan dan Pengusiran kaum Yahudi bani An-Nadhir.

Ibnu Ishaq berkisah, pada suatu hari pada bulan Rabiul Awal, nabi Muhammad dengan ditemani Abu Bakar, Umar ibn Khattab dan Ali ibn Abu Tahlib bertandang ke pemukiman bani An-Nadhir meminta bantuan mereka untuk membayar diyat bagi dua orang bani Amir yang terbunuh karena balas dendam atas terbunuhnya pendakwah kaum muslim, sedang dua orang tersebut dalam jaminan perlindungan nabi Muhammad. Bani Amir dan bani An-Nadhir terdapat perjanjian persekutuan. Atas permintaan bantuan tersebut, bani An-Nadhir akan mengumpulkan para pemimpin kaumnya untuk bertemu dengan nabi Muhammad.

Abdulkerim Cevik.com luisan ilustrasi pemukiman dan benteng bani An-Nadhir, yang menunjukkan sebagai pemukiman yang kaya di pinggir kota Madinah.

Ketika Nabi Muhammad telah berada di tempat bani An-Nadhir, pada saat menunggu orang-orang bani An-Nadhir yang sedang berunding, tiba tiba turun wahyu kepada nabi Muhammad, yang memberi tahu bahwa ada seorang dari bani An-Nadhir hendak membunuhnya dengan menjatuhkan batu dari atap rumah. Seketika itu pula nabi Muhammad langsung berdiri dan pergi dari pemukiman bani An-Nadhir. Orang yang akan melempar batu tersebut adalah Amr bin Jahasy. Rasulullah pergi tanpa berbicara sama sekali.

Abu Bakar, Umar ibn Khattab dan Ali bin Abu Thalib masih menunggu dan mengira nabi Muhammad akan balik kembali. Setelah beberapa lama menunggu ternyata nabi Muhammad tidak kembali, sehingga kemudian mereka bergegas keluar dari rumah bani An-Nadhir mengejar nabi Muhammad yang ternyata pulang ke Madinah. Ketika di Madinah nabi baru menceritakan sebabnya pergi tanpa pamit dari pemukiman bani Nadhir dan setelah itu segera mempersiapkan kaum muslim untuk berperang, karena bani An-nadhir telah berniat membunuhnya.

Muhammad bin Maslamah menjadi utusan nabi Muhammad untuk menyampaikan pesan kepada bani Nadhir, bahwa karena mereka ingin membunuh nabi Muhammad maka mereka telah membatalkan perjanjian kota Madinah. Mereka diberi waktu sepuluh hari untuk meninggalkan pemukimannya dan pergi dari kota Madinah, kecuali mereka mau masuk ke dalam Islam. Mereka kaget dengan ketegasan Muhammad bin Maslamah menyampaikan pesan tersebut karena mengira bahwa bani Aws masih menjaga perjanjian persekutuan dengan bani Nadhir. Namun Muhammad bin Maslamah menyatakan bahwa mereka telah berubah.

Dengan pemberian tenggat waktu tersebut, sebagian dari mereka kemudian bersiap siap untuk pergi dari pemukimannya. Namun Ibnu Ubay menjamin bahwa dia bisa meminta bantuan bani Quraidzah untuk menghadapi kaum muslim dan meminta mereka bertahan di bentengnya. Huyay juga membujuk mereka untuk bertahan di benteng karena dirinya akan meminta bantuan dari sekutunya dari suku Baduy padang pasir. Ibnu Ubay dan Huyay berhsil membujuk bani An-Nadhir agar bertahan di bentengnya.

Tenggat waktu yang diberikan kepada mereka sudah habis namun mereka masih bertahan di benteng permukimannya. Nabi Muhammad bergembira karena dengan demikian bani An-Nadhir telah mengumumkan perang melawan dirinya sebagai pemimpin kota Madinah dan juga pemimpin kaum muslim. Nabi Muhammad segera mengumpukan kaum muslim untuk diberangkatkan ke pemukiman dan benteng mereka. Untuk menjadi imam masjid ditunjuk Ibnu Ummi Maktum selama nabi Muhammad dan pasukan kaum muslim pergi. Setelah semua pasukan, perlengkapan perang dan logistik secukupnya telah siap, kemudian kaum muslim berangkat dengan kekuatan cukup besar.

Nabi Muhammad juga memerintahkan kepada kaum muslim lainnya yang belum siap berangkat segera mempersiapkan diri dan menyusul pasukan gelombang pertama. Dengan demikian, nabi Muhammad mempersiapkan kekuatan maksimum kaum muslim pada saat itu, yang bergerak secara bertahap. Nabi Muhammad mengetahui bahwa kaum yahudi bisa meminta bantuan pada sesama kaum yahudi yang setiap saat dapat menyerang dari belakang dan menjepit kaum muslim dari dua arah.

Baca Juga:

Di benteng bani Nadhir, mereka telah siap dengan pasukan panah, pelempar batu dan tombaknya. Pasukan muslim segera tiba, kemudian menata barisan. Pasukan pemanah menjadi andalan untuk menyerang benteng. Tidak ada lagi perundingan, dan perang panahpun dimulai. Hingga petang hari, perang panah tidak menghasilkan kemajuan apapun. Bani An-Nadhir masih bertahan dengan berharap datangnya bantuan dari pasukan bani Quraidzah dan pasukan Baduy padang pasir.

Tribunnewswiki.com lukisan ilustrasi pasukan kaum muslim berangkat ke benteng bani An-Nadhir.

Esoknya, bantuan tersebut tidak datang, justru pasukan dari kaum muslim berdatangan bertambah banyak, sehingga semua pintu benteng telah terkepung oleh pasukan muslim. Hari kedua perang panah tidak segencar pada hari pertama. Bani An-Nadhir seharian lebih banyak menunggu datangnya bantuan yang dijanjikan Ibnu Ubay dan Huyay. Namun hari itu, bantuan juga tidak datang. Kaum muslim juga telah menjaga jalur jalan yang mungkin digunakan oleh bani Quraidzah dan kaum Badui.

Hari ketiga justru hari yang menyiksa bagi penduduk bani An-Nadhir. Mereka mulai putus harapan untuk mendapatkan bantuan. Ternyata bani Quraydzah tidak berani membatalkan perjanjiannya dengan nabi Muhammad tentang kota Madinah. Dengan demikian, tidak akan ada bantuan dari bani Quraidzah. Allah telah mendatangkan hukuman pada bani An-Nadhir dari arah yang mereka tidak sangka-sangka yaitu mendatangkan rasa takut pada hati mereka. Dengan pengepungan benteng bani An-Nadhir ini, Allah menurunkan wahyu secara
keseluruhan sebagaimana pada Qs al-Hasyr : 1 – 24.

Atas izin Allah, Nabi Muhammad kemudian memerintahkan menebang pohon kurma yang ada disekeliling benteng bani An-Nadhir. Langkah tersebut semakin membuat hati bani Nadhir semakin ciut, karena kebun kurma tersebut adalah sumber penghidupan mereka. Jika perkebunan mereka dihancurkan oleh kaum muslim, maka mereka tidak akan dapat bertahan di kota Madinah. Jika mereka tetap bertahan hidup di Madinah dapat berakibat mereka menjadi pengemis dan diperbudak oleh penduduk Madinah.

(bersambung ………….)

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K

2 Responses

  1. chatroomOctober 26, 2024 at 3:33 am

    … [Trackback]

    […] Read More here to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-231/ […]

  2. cam sites promoNovember 25, 2024 at 5:12 pm

    … [Trackback]

    […] Info to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-231/ […]

Leave a Reply