Oleh : Agus Mualif Rohadi
IX. Nabi Muhammad
Akibat kekalahan yang membahayakan kelangsungan kerajaan Sasanid Persia, kekuasaan Khosru II ditumbangkan oleh anaknya. Khosru II harus menerima nasib dihukum mati di tiang salib oleh anaknya sendiri yang kemudian bergelar Kavad II. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 628 M. Selanjutnya, kaisar baru ini mengirim pesan perdamaian pada Heraclius dengan mengembalikan salib suci Yerusalem kepada kaisar Konstatinopel tersebut. Perdamaiannya adalah dengan mengembalikan wilayah jajahan Konstantinopel seperti semula, dan wilayah Persia yang direbut oleh Heraclius dikembalikan pada Persia. Kaisar Konstantinopel menerima perjanjian tersebut yang dengan demikian masing masing wilayah dua negeri besar tersebut kembali seperti semula.
Pasukan Persia pergi dari Syam dan Yerusalem, sedang pasukan Bizantium pergi dari Armenia. Setelah menerima salib suci kemudian Heraclius melakukan perjalanan ke Edeesa, Antiokia berlanjut menuju Yerusalem. Pada perjalanan ke Yerusalem ini, pasukan Heraclius bertemu pasukan muslim yang hanya berjumlah dua ribu orang di Mu’tah. Pada maret tahun 630 M, Heraclius menempatkan kembali salib suci di kota Yerusalem.

Iij.m.wikipedia.org Lukisan imajinasi tentang pasukan Herclius mengalahkan pasukan Sasania Persia di Niniveh.
Kesibukan perang beberapa tahun antara Bizantium dengan Sasania Persia, membuat dua negeri besar tersebut tidak mengatahui bahwa telah muncul negeri baru mengiringi munculnya agama baru, yaitu negeri Islam arabia di kota Madinah yang sebelumnya bernama Yatsrib. Agama baru dan negeri baru yang akan merubah warna dunia. Pada tahun 628 M atau tahun ke enam hijriah, sekutu nabi Muhammad semakin banyak tersebar dalam wilayah yang semakin luas. Sedang Makkah telah terikat dengan perjanjian gencatan senjata sehingga dakwah Islam tidak terganggu lagi oleh serangan dari kaum qurays Makkah.
Ketika penduduk Bizantium bergembira karena kemenangan atas Persia, pada saat yang sama kaum muslim juga bergembira usai perjanjian Hudaibiyah yang mendapatkan janji kemengan dari Allah dengan memasuk Masjidil Haram secara aman dan damai (Qs Ar-Rum 4-7).
42. Abu Bashir, Amr bin al-Ash dan Khalid bin Walid, Kaum muda Makkah putus asa.
Usai perjanjian Hudaibiyah, mulai terdapat perubahan yang significant di Makkah. Ibnu Ishaq berkisah, suatu ketika datang hampir bersamaan waktunya tiga orang dari Makkah ke Madinah dengan dua kepentingan berbeda. Yang pertama adalah Abu Bashir Utbah bin Usaid bin Jariyah. Kepentingan Abu Bashir adalah meneguhkan bai’atnya kepada nabi Muhammad tentang ke-Islam-annya. Abu Basihr merupakan satu dari cukup banyak dari penduduk Makkah yang sebenarnya telah masuk Islam namun selama ini menyembunyikan keyakinan Islamnya. Setelah perjanjian Hudaibiyah, mereka mulai menunjukkan keyakinanannya dan ingin hijrah ke Madinah.
Sedang yang dua orang adalah utusan orang Qurays yaitu dari bani Amir bin Luay dan mantan budaknya. Dua orang tersebut membawa surat dari Azhar bin Abdu Awf bin Abdul Harits bin Zuhrah dan Al-aknas bin Syariq bin Amr bin Wahb ats-Tsaqif, untuk disampaikan kepada nabi Muhammad. Tidak dikisahkan isi surat tersebut berisi tentang halnya.
Nabi Muhammad kemudian berkata pada Abu Bashir, bahwa belum saatnya Abu Bashir dapat ke Madinah karena terikat perjanjian Hudaibiyah, dan Nabi Muhammad berkata kepada Abu Bashir, Allah akan memberikan jalan keluar baginya dan bagi kaum muslim lainnya di Makkah, serta menyarankan agar Abu Bashir kembali pada kaumnya.
Abu Bashir kemudian pulang ke Makkah bersama dua orang utusan tersebut. Ketika sampai di Dzul Haifah, sambil beristirahat dan berbincang-bincang, Abu Bashir berkata tertarik dengan pedang orang dari bani Amir dan bertanya apakah pedangnya tersebut tajam. Tanpa curiga, orang dari bani Amir memberikan pedangnya tersebut untuk dilihat ketajamannya kepada Abu Bashir. Tiba-tiba pedang tersebut ditebaskan pada orang dari bani Amir sehingga tewas. Abu Bashir melakukan itu karena dirinya tidak ingin pulang ke Makkah karena khawatir di siksa oleh orang-orang Qurays.
Mantan budak bani Amir melihat sahabatnya di bunuh, tidak berani meneruskan perjalanan ke Makkah, namun kembali ke Madinah. Mantan budak tersebut kemudian melaporkan pembunuhan tersebut kepada nabi Muhammad. Tidak lama kemudian datang Abu Bashir dan berkata: “Wahai Rasulullah, tanggunganmu telah terpenuhi, dan Allah telah menunaikannya. Engkau berikan aku kepada orang-orang tersebut, namun karena agamaku aku menolaknya, aku tidak mau disiksa atau diremehkan. Atas laporan Abu Bashir tersebut nabi Muhammad sangat kaget dan meminta Abu Bashir tidak menetap di Madinah. Ketika Abu Bashir pergi beliau berkata: “Celakalah ibunya, dia orang yang menyalakan api perang andai saja banyak orang “.
Baca Juga:
- Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-245)
- Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-246)
Abu Bashir keluar dari Madinah dan pergi ke Al-Ish dari arah Dzi al-Marwah di dekat pantai, dijalur jalan yang biasa dilalui orang-orang Qurays apabila berdagang ke Syam. Sedang mantan budak orang bani Amir diminta kembali ke Makkah untuk menyampaikan laporan peristiwa tersebut. Mendengar laporan tersebut, orang-orang Qurays tidak bisa berbuat apa-apa karena Abu Bashir tidak menetap di Madinah.
Kabar tersebut dengan cepat tersebar ke seluruh penduduk Makkah. Kaum muslim yang sembunyi-sembunyi juga mengetahui kabar tersebut. Pada akhirnya mereka juga mengetahui bahwa Abu Bashir berada di al-Ish. Secara berangsur angsur kaum muslim Makkah kemudian keluar dari Makkah dan bergabung dengan Abu Bashir. Terdapat sekitar tujuh puluh orang muslim yang bergabung dengan Abu Bashir sehingga menjadi kelompok yang cukup kuat. Mereka kemudian menjadi penggangu kabilah dagang kaum Qurays. Sering terjadi pembunuhan dan perampasan barang dagangan kaum Qurays oleh kelompok Abu Bashir ini. Keberadaan kelompok yang sangat menyulitkan kaum Qurays ini juga menjadi petunjuk semakin lemahnya posisi kaum qurays.

tribunnewswiki.com Lukisan ilustrasi kelompok muslim Abu Bashir di al-Ish, yang menjadi pengganggu kabilah dagang qurays.
Mereka tidak berani mengirim orang untuk memerangi kelompok Abu Bashir, karena meskipun wilayah tersebut bukan merupakan wilayah nabi Muhammad, namun merupakan bagian dari klaim wilayah persekutuan nabi Muhammad. Selain itu, kaum qurays tidak lagi mempunyai sekutu di daerah tersebut. Memerangi kelompok Abu Bashir dapat dianggap menyerang wilayah persekutuan. Akibatnya, mereka hanya bisa meminta bantuan kepada nabi Muhammad untuk memberikan perlindungan pada kabilah dagang kaum Qurays. Dengan permintaan perlindungan tersebut, maka nabi Muhammad telah memperoleh kemenangan tanpa peperangan, karena dengan adanya pengamanan kabilah dagang qurays oleh Madinah maka berarti pula kaum muslim kelompok Abu Bashir juga tidak akan mendapat serangan dari kaum Qurays. Meskipun Abu Bashir dan kelompoknya belum dapat masuk Madinah, namun mereka hidup dengan tenang di Ish. Allah telah memberikan jalan kelaur bagi kaum muslim yang lari dari Makkah yang bermukim di al-Ish.
(bersambung ……………. )
EDITOR: REYNA
Related Posts
Dajjal, namanya terkenal, siapakah dia sebenarnya??
Yakjuj dan Makjuj, dimanakah mereka tinggal??
Allah Tahu Yang Terbaik Untukmu
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-276 TAMAT)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-275)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-274)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-273)
Agus: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-272)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-271)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-270)
คูปองNovember 16, 2024 at 7:37 pm
… [Trackback]
[…] There you can find 40952 additional Info to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-247/ […]
check over hereFebruary 3, 2025 at 12:22 am
… [Trackback]
[…] Read More on to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-247/ […]
buy gym equipmentFebruary 3, 2025 at 11:20 am
… [Trackback]
[…] Find More on on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-247/ […]