Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-265)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-265)
Penulis, Agus Mualif Rohadi berfoto ditengah-tengah Masjid Kubah Batu dan Masjid Qibli, Yerusalem

Oleh : Agus Mualif Rohadi

IX. Nabi Muhammad

Terhadap fa’i atau harta rampasan dari suku Hawazin, Rasulullah tidak segera membagikannya kepada kaum muslim, sehingga mengundang protes kaum muslim. Nabi Muhammad kemudian menjawab bahwa jika hewan ternak itu sebanyak pohon-pohon di tihamah itu menjadi jatah mereka, pasti akan membagikannya, karena dirinya bukanlah orang yang bahil, pengecut dan pendusta. Setelah itu, justru nabi Muhammad memberikan kepada tokoh-tokoh Makkah yaitu Abu Syfyan bin harb, Muawiyah bin Abu Sufyan bin Harb, Hakim bin Hisyam, Al-Harits bin Al-Harits bin Kaladah, Shafwan bin Umayyah yang meminjamkan baju besi pada kaum muslim dan beberapa orang lagi masing-masing sertaus unta. Ada juga tokoh-tokoh Makkah yang diberi dibawah seratus unta. Nabi Muhammad membagikan ghanimah perang Hunain kepada penduduk Makkah yang baru saja masuk Islam.

Perbuatan nabi Muhammad tersebut mengundang protes dari seorang bani Tamim yaitu Dzu Al-Khuwaisirah yang berkata kepada nabi Muhammad bahwa telah bertindak tidak adil, yang dijawab nabi Muhammad jika dirinya dianggap tidak adil, lalu siapa yang lebih adil dari dirinya. Umar bin Khattab meminta ijin kepada nabi Muhammad untuk membunuh Dzu AlKhuwaisirah, karena orang tersebut nantinya akan jadi pengikut yang sepertinya ahli dalam agama namun justru keluar dari agama, namun dicegah nabi Muhammad. Orang tersebut telah menjadi kotoran dan darah yang telah lebih dahulu berlalu.

Kaum anshar juga mengeluh atas pembagian ghanimah kepada orang-orang Makkah sedang mereka tidak mendapatkan bagian. Nabi Muhammad mendengar keluhan tersebut dari Sa’ad bin Ubadah yang memang diminta kaum anshar menyampaikan keluhan tersebut. Nabi Muhammad kemudian meminta kepada Sa’ad bin Ubadah untuk mengumpulkan kaum anshar di tempat unta-unta di istirahatkan. Rasulullah kemudian berkata kepada kaum anshar: “ Wahai seluruh kaum anshar, keluhan kalian telah aku terima. Apa kalian tidak puas dengan apa yang kulakukan ? Bukankah aku datang pada kalian yang dulu tersesat setelah itu Allah memberi petunjuk pada kalian, yang dulunya miskin setelah itu Allah mengkayakan kalian, dan yang dulunya bermusuhan setelah itu Allah menyatukan hati kalian ? Hai kaum anshar secuil dunia inikah yang kalian persoalkan, padahal itu hanya untuk meluluhkan hati mereka agar masuk Islam?”. Kaum anshar kemudian menjawab: “ Benar. Allah dan Rasulnya lebih utama “. Rasulullah kemudian melanjutkan perkataannya dengan panjang lebar diantaranya mengatakan: “ Apa kalian tidak bahagia sekiranya orang-orang itu pulang membawa kambing-kambing dan unta-unta, sedang kalian pulang dengan membawa Rasulullah “. Masih banyak lagi perkataan Rasulullah sehingga membuat kaum anshar menangis hingga jenggot mereka menjadi basah. Mereka berkata: “ Kami sangat bahagia Rasulullah menjadi bagian kami “. Setelah urusan dengan kaum anshar selesai, Rasulullah kemudian kembali ke tendanya dan kaum anshar kembali ketempatnya masing-masing.

Dengan telah selesainya masalah suku Hawazin dan penduduk Thaif, kemudian Rasulullah kembali ke Makkah untuk umrah dengan berangkat dari Ji’ranah. Sisa-sisa Fa’i dari suku Hawazin untuk sementara di simpan di Majannah suatu daerah yang terletak di marr AdhDhahran. Usai umrah Rasulullah menunjuk Attab bin Usaid sebagai wakil beliau di Makkah dan menempatkan Muadz bin Jabal di Makkah untuk mengajarkan perkara perkara agama kepada kaum muslimin. Rasulullah kemudian kembali ke Madinah dengan membawa sisa-sisa fa’i.

49. Perang Tabuk

Tidak akan muncul lagi gangguan dari suku-suku Arabiya setelah Makkah menjadi bagian negeri Madinah. Makkah takluk pada Madinah tanpa suatu perjanjian apapun, dan penduduknya menjadi kaum muslim. Nabi Muhammad menempatkan hanya seorang wakilnya di Makkah yang hal itu bukan untuk mengurusi kehidupan keseharian dan pemerintahan kesukuan di Makkah, namun untuk mengajarkan tentang risalah Islam dan Al Qur’an pada kaum muslim. Selain itu menempat Utsman bin Thalhah yang mengurusi Ka’bah dan air zam-zam untuk keperluan orang yang melakukan ibadah umrah dan haji.

Baca Juga:

Ka’bah dan air zam-zam adalah pusat kehidupan Makkah. Meskipun hanya seorang yang diberi tanggung jawab untuk mengelolanya, namun hal itu telah menunjukkan penguasaan Ka’bah dan zam zam pada kaum muslim. Peristiwa di Makkah akan menjadi perhatian bagi seluruh jamaah haji dan umrah di seluruh jazeerah Arabiya, karena mereka secara rutin melaksanakan ibadah tersebut. Dengan demikian, mereka telah mengetahui bahwa urusan ibadah mereka di Makkah telah menjadi urusan kaum muslim yang beragama Islam. Para tokoh dan sebagian besar penduduk Makkah telah menjadi muslim. Di Ka’bah dan masjidil Haram juga sudah tidak terdapat berhala berhala mereka yang masih menyembah berhala, sehingga suku suku di jazeerah Arabiya yang masih menyembah berhala pasti bingung akan beribadah yang bagaimana jika mereka ke Ka’bah dan masjidil Haram. Apakah mereka harus membawa berhala mereka untuk di tempatkan kembali di pelataran Ka’bah untuk kepentingan umrah dan haji mereka. Mereka menunggu perkembangan lebih lanjut mengenai sikap yang harus mereka ambil terhadap munculnya agama baru yang telah menguasai Makkah. Revolusi di Makkah segera melanda seluruh suku-suku dan negeri di jazeerah Arabiya.

Di Madinah, setelah kaum muslim cukup beristirahat pada bulan Dzulhijjah hingga Rajab, tanpa menunggu waktu berlalu lebih lama lagi, nabi Muhammad kemudian menyampaikan rencananya membawa pasukan muslim ke perbatasan dengan negeri Bizantium. Kali ini nabi Muhammad akan memimpin sendiri pasukan muslim. Sebelumnya pasukan muslim yang dipimpin Zaid, Ja’far bin Abu Thalib dan Abdullah bin Rawahah telah gagal dan ketiga pimpinan kaum muslim tersebut gugur syahid.

Saat itu cuaca panas sangat menyengat. Orang arab pada musim seperti itu biasanya lebih suka tidak melakukan perjalanan, namun menunggui dan bernaung di pohon-pohon mereka yang buahnya mulai matang. Rasulullah ketika bertemu dengan seorang munafiq yaitu AlJadd bin Qais kemudian bertanya tentang rencana berangkat perang tersebut dan Al-Jadd menjawab pertanyaan Rasulullah: “ Wahai Rasulullah, berilah aku ijin untuk tidak ikut dan janganlah engkau libatkan aku ke dalam fitnah wanita, karena aku adalah laki-laki yang lebih gampang tertarik pada perempuan. Aku khawatir jika aku melihat wanita berkulit pucat, aku tidak mampu sabar “. Mendengar jawaban Al-Jadd Rasulullah kemudian memalingkan mukanya sambil berkata: “ Aku memberimu ijin “. Penolakan al-Jadd segera menjadi perbincangan kaum munafiq dengan mengatakan: “ musim panas terik seperti ini, sebaiknya kita tetap disini saja dan tidak ikut berangkat “. Perbincangan kaum munafiq tersebut bisa mempengaruhi dan melemahkan semangat kaum muslim. Orang-orang munafiq berkumpul dirumah Suwailim.

Namun setelah itu turun wahyu sebagaimana Qs at-Taubah 49, yaitu: “Diantara mereka ada yang berkata – berilah saya izin (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus ke dalam fitnah -. Ketahuilah, bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. Dan sesungguhnya jahanam itu benar benar meliputi orang kafir “. Qs at-Taubah 49, kemudian diulang lagi sebagaimana wahyu pada Qs at-taubah 81-82.

Fitnah dalam ayat tersebut bukan fitnah karena persoalan wanita Bizantium, namun al-Jadd justru telah masuk dalam fitnah terhadap nabi Muhammad karena lebih mencintai dirinya dari pada mencintai nabi Muhammad, dan oleh karena itu kemudian membangkang dengan minta ijin tidak ikut berperang, tidak ikut berjihad di dalam jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka. Dengan turunnya wahyu tersebut, segera menyadarkan kaum muslim bahwa mereka tidak boleh menolak perintah Rasulullah. Jika mereka menolak maka jahanam akan berada di belakang mereka.

Mengetahui perbuatan orang-orang munafiq Rasulullah kemudian mengutus Thalhah bin Ubaidillah untuk membakar rumah Suwailim. Thalhah kemudian berangkat bersama sejumlah sahabat membakar rumah Suwailim. Hal itu membuat orang yang berada di rumah tersebut segera melompat keluar dari rumah tersebut untuk menyelamatkan diri. Salah seorang dari kaum munafiq yaitu Adh-Dhahak bin Khalifah melompat dari atap rumah sehingga kakinya patah kemudian ditolong oleh teman-temannya.

Ibnu Hisyam berkisah, setelah rencana diketahui oleh semuanya dan tidak ada gangguan dari orang orang munafik, Rasulullah kemudian menyerukan kepada penduduk Madinah agar berinfak untuk membiayai jihad menghadapi peperangan di perbatasan jazeerah Arabiya.  Utsman bin Affan r.a. berinfak sebanyak seribu dirham, jumlah yang sangat banyak yang menunjukkan perdagangan Utsman bin Affan selama ini tetap berjalan dan tidak terganggu oleh peperangan dengan kaum Qurays Makkah. Infak tersebut lebih banyak digunakan untuk membantu kaum muslim yang kesulitan untuk berangkat, yang dengan adanya infak tersebut mereka kemudian bisa ikut berangkat.

Ibnu Isyaq berkisah, Rasulullah telah menetapkan hari keberangkatan, yaitu pada bulan rajab 9 H, atau sekitar bulan Oktober 630 M. Sebelum berangkat, Nabi Muhammad menunjuk Muhammad bin Maslamah al-Anshari sebagai wakil di Madinah. Nabi Muhammad membawa pasukan yang besar yang sebelumnya tidak pernah jumlahnya sebesar itu. Namun ada beberapa sahabat yang terlambat mempersiapkan diri sehingga tertinggal oleh rombongan pasukan. Mereka antara lain Ka’ab bin Malik bin Abu Ka’ab, Murarah bin Rabi’, Hilal bin Umayyah dan Abu Khaitsamah. Bukan karena mereka menjadi orang munafiq.

Tempat persinggahan pertama nabi Muhammad adalah di Tsaniatul Wada’. Di tempat ini Ubay bin Salul dan kaum munafiq memasang tenda menyendiri menghadap ke gunung Dzubab. Ketika pasukan nabi Muhammad berangkat lagi, dia bersama orang-orang munafiq tidak ikut serta. Hanya beberapa orang munafiq yang melanjutkan perjalanan dengan kaum muslim.

(bersambung ……………..)

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K

4 Responses

  1. Sevink MolenDecember 4, 2024 at 2:13 pm

    … [Trackback]

    […] Find More on on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-265/ […]

  2. top camsDecember 14, 2024 at 9:26 pm

    … [Trackback]

    […] There you can find 21432 additional Information on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-265/ […]

  3. Buy Golden Teacher MushroomsDecember 16, 2024 at 8:40 am

    … [Trackback]

    […] Read More on to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-265/ […]

  4. gym equipment shopFebruary 3, 2025 at 11:38 am

    … [Trackback]

    […] Find More to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-265/ […]

Leave a Reply