Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-29)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-29)
Agus Mualif Rohadi

Oleh : Agus Mualif Rohadi

IV. Nabi Syu’aib, Ayyub, Zulkifli.

Nabi Syu’aib dan kaumnya mungkin pindah pemukiman agak lebih keutara dari aikah yang sekarang masuk dalam wilayah yordania. Nabi Syu’aib menjadi imam atau pemimpin kaumnya. Di pemukiman barunya ini, nabi Syu’aib mempunyai beberapa anak perempuan. Suatu saat di pemukimannnya datang Musa yang sedang lari dari Mesir, yang kemudian menjadi menantunya.

2. Masa Kerasulan dan Tempat Kerasulan Nabi Ayyub

Nabi Ayyub berasal dari bangsa Edom, suku keturunan Esau bin Ishaq bin Ibrahim (Ish bin Ishaq bin Ibrahim). Masa ke rasulan nabi Ayyub diperkirakan pada sekitar tahun 1250 SM, sangat mungkin semasa dengan nabi Syu’aib hanya berada di tempat kerasulan yang berbeda, dan selisih sedikit waktu sebelum masa kerasulan nabi Musa. Kitab Ayyub menyebut pengutusannya di tanah Us.  Lokasi Us tersebut sekarang ini cukup sulit diketahui persisnya berada di wilayah mana. Ada beberapa tempat yang disebut ada peninggalan nabi Ayyub, yaitu di Sanliurfa yang sekarang masuk di wilayah Turki, di Bukhara yang masuk dalam wilayah negara Uzbekhistan dan Houran di wilayah Syiria. Dari ketiga tempat tersebut, yang cukup rasional adalah di Houran karena masih dekat dengan wilayah Kana’an atau bahkan saat itu masih masuk dalam wilayah Kana’an, selain karena nabi Ayyub berasal dari keturunan Esau yang kediamannya di Seir. Apalagi Kitab Ayyub adalah salah satu zubur dari nabi nabi bani Israel, meskipun kaum yahudi memandang nabi Ayyub termasuk golongan Goyim (non yahudi).

Tempat kerasulan di wilayah Hauran atau Hawran atau Houran adalah wilayah pemukiman bangsa Aramia atau Aramaic atau Amorities, bangsa yang jauh lebih besar dari suku suku di wilayah kana’an. Pada masa sebelum nabi Ayyub, suku Amorities pernah berjaya menguasai wilayah yang sangat luas hingga ke wilayah Mesopotamia. Sekarang kawasan Hauran terletak di bagian selatan wilayah Syiria di Propinsi Dara’a berbatasan langsung dengan bagian utara Yordania. Bagian utara wilayah ini bersebelahan dengan oasis Ghouta, dibagian timurnya dengan dataran ash – shafa, bagian selatan dengan gurun stepha yordania dan bagian barat bersebelahan dengan dataran tinggi golan. Wilayah ini menjadi lintasan menuju Damsyk (Damascus).

Sebagian kisah nabi Ayyub diceritakan Al – Qur’an dalam Qs Shad 41 – 44 dan Qs Al – Anbiya’ 83 – 84, yang kisahnya dapat pula diperoleh dari zubur para nabi atau kitab kitab ibrani yaitu Kitab Ayyub. Tidak diceritakan bagaimana awal mula nabi Ayyub atau ayah dan keluarganya bisa berada agak jauh dari wilayah Seir. Sangat mungkin karena kegiatan utama ayah atau kakek atau beberapa keturunan diatas nabi Ayyub adalah berdagang yang sering bepergian ke wilayah Aram dan akhirnya bermukim di Houran.

Dalam Kitab Ayyub, sosok nabi Ayyub di tunjukkan sebagai sosok yang kaya raya, orangnya sangat salih, meskipun kaya tetapi hidup secara zuhud, selalu menjauhi perbuatan jahat, sangat dermawan dan sangat penyabar, sangat peka dengan kesulitan orang lain, sangat mengkhawatirkan cara hidup anak anaknya yang sering menyalah gunakan kekayaan orang tuanya. Ia memiliki ribuan domba, ribuan onta, ratusan pasang lembu, ratusan keledai dan mempunyai banyak budak. Nabi Ayyub mempunyai istri yang sangat setia dikaruniai 10 anak, 7 laki laki dan 3 anak perempuan. Istrinya disebut bernama Rahma dari suku Efraim. Sangat mungkin nama  Rahma bukan nama sebenarnya, karena istrinya bukan orang arab tetapi dari bani Israel dari suku Efraim. Nabi Ayyub juga mempunyai beberapa sahabat yang setia dan sering terlibat bertukar pikiran tentang ajaran tauhid maupun tentang falsafah kehidupan. Para sahabatnya bahkan tidak terbatas berada disekitar rumah tinggal nabi Ayyub, namun juga mempunyai sahabat yang bertempat tinggal yang sangat jauh dari rumahnya. Hal ini juga menunjukkan bahwa jaringan usaha nabi Ayyub sangat luas.

                     SYRIA AND JORDAN

worldview.stratfor.com Wilayah Houran (warna orange dan merah), dekat Damsyk (Damaskus)

Dikisahkan bahwa dengan cara hidupnya yang kontras dengan kekayaannya membuat nabi Ayyub dalam berdakwah tauhid pada bangsa Aramaic menjadi pendakwah yang sangat disegani dan dihormati sehingga pengikutnya sangat banyak. Karena dakwahnya yang sangat berhasil itu membuat setan berusaha keras menyeret dan menyesatkan hidup nabi Ayyub.

Titik lemah nabi Ayyub terletak pada kehidupan anak anaknya yang sering menjadi masalah baginya karena suka berpesta dan bermabuk mabukan. Peringatan dari nabi Ayyub tidak pernah diperhatikan. Setiap kali anak anaknya habis berfoya foya dengan kaumnya, nabi Ayyub kemudian menyembelih hewan kurban sejumlah orang yang berfoya foya karena kekhawatirannya atas dosa anak anaknya, kekhawatiran atas kesalahan ucapan anak anaknya yang secara tidak sadar telah menyimpang dari ajaran tauhid yang mungkin menyinggung atau bahkan ada ucapan yang mengkutuk Allah.

Suatu hari, datanglah malapetaka menimpa nabi Ayyub secara serentak. Tiba tiba rumahnya disambar api dari langit, hewan hewan ternaknya dirampas oleh gerombolan penjahat perantau dari suku Ur Kasdim, sedang anak anaknya yang berpesta dirumah mengalami bencana. Tiba tiba terjadi serangan angin topan yang datang dari gurun sehingga rumahnya roboh menimpa anak anaknya dan meninggal semua. Nabi Ayyub tiba tiba kehilangan semuanya kecuali istrinya yang selalu setia mendampingi dan melayaninya.

Melihat kejadian itu, meskipun tentu dengan rasa sadih, Nabi Ayyub kemudian bersujud kepada Allah, sembari berkata “ dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang pula aku akan kembali kedalamnya. Allah yang memberi, Allah pula yang mengambil, terpujilah nama Allah”. Setelah peristiwa itu, nabi Ayyub tetap tekun dengan kesalihannya.

Namun penderitaan belum berlalu dari nabi Ayyub. Tiba tiba nabi Ayyub ditimpa penyakit yang membuat kulit dan dagingnya melepuh dari ujung kaki hingga batok kepala, menimbulkan rasa sangat gatal sehingga sering digaruk dengan tangan atau dengan benda keras yang menimbulkan luka yang tidak sembuh sembuh sehingga menyebarkan bau busuk. Konon penyakit nabi Ayyub adalah penyakit menular sehingga nabi Ayyub harus mengasingkan dirinya agar tidak menular kepada orang lain. Semua saudara dan kaumnya menjauhinya. Tinggal istrinya sendirian yang melayaninya, menyuapinya makanan dan minuman dan memapahnya jika memerlukan kebelakang. Anehnya, istri nabi Ayyub tidak tertular oleh penyakitnya. Harta benda nabi Ayyub sudah habis dan semua orang menjauhinya, tinggal istrinya yang kemudian harus bekerja untuk mencari nafkah dan melayani keperluannya, sedang penyakitnya yang tidak dapat sembuh.

Istrinya sempat kesal dan berkata : “apakah engkau sekarang akan tetap bertekun dalam kesalihanmu dan tidak mengkutuk Allahmu serta meminta kematianmu?’.Namun dijawab oleh nabi Ayyub : “ engkau seperti perempuan gila !. Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk ?. Dengan cobaan yang berat menimpa diri dan istrinya itu, nabi Ayyub masih teguh dalam kesalihannya.

BACA JUGA:

Dalam keadaan demikian, datanglah tiga orang sahabatnya dari tempat jauh. Tentu mereka terperanjat melihat keadaan nabi Ayyub. Menangis para sahabatnya tersebut melihatnya. Namun mereka mau tinggal bermaksud untuk menghibur. Mereka bahkan duduk bersama sama dengan nabi Ayyub selama tujuh hari tujuh malam berbincang hal yang sangat penting dan fundamental. Pada awalnya sahabatnya tidak mampu mengucapkan sepatah katapun kepadanya, namun akhirnya terjadi suatu dialog yang panjang antara nabi Ayyub dengan sahabatnya. Pada intinya para sahabatnya dengan melihat penderitaan nabi Ayyub kemudian mempertanyakan perbuatan Allah di alam semesta dan bahkan perbuatan aniaya Allah terhadap nabi Ayyub.

Namun semuanya dijawab oleh nabi Ayyub tanpa menyimpang dari ajaran tauhid dan sama sekali tidak ada perkataan yang menyalahkan Allah. Para sahabatnya tersebut pada akhirnya bertobat karena telah berprasangka buruk terhadap Allah. Para sahabatnya kemudian menyembelih hewan kurban sebagai ungkapan rasa bersalah dan minta kepada nabi Ayyub untuk mendoakan mereka agar dosanya diampuni oleh Allah. Nabi Ayyub kemudian memintakan ampunan kepada Allah atas perkataan para sahabatnya tersebut.

Dalam keadaan menderita penyakit seperti itu nabi Ayyub dengan keteguhan iman dan kesabaran yang luar biasa justru dapat menunjukkan ke Agungan Allah, yang membuat para sahabatnya semakin patuh kepadanya. Keteguhan dan kesabaran nabi Ayyub membuat para pengikutnya kembali kepadanya dan memohon pertolongan agar diampuni dosa mereka. Kesadaran kaumnya itu membuat mereka tidak celaka seperti kaum nabi Hud, Salih, Luth dan nabi Syu’aib.

Dalam Qs Shad 41, peristiwa penderitaan berat nabi Ayyub diwahyukan kepada Nabi Muhammad yaitu : “ Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika dia menyeru Tuhannya, sesungguhnya aku diganggu setan dengan penderitaan dan bencana “. Kisah ayat tersebut secara terinci dapat dilihat pada kitab Ayyub, yaitu mulai dari dari bencana yang berakibat kematian semua anaknya, semua hartanya yang banyak lenyap dalam sekejap, sakit di tubuhnya yang tidak dapat disembuhkan, serta para sahabatnya yang berprasangka buruk kepada Allah, semuanya adalah akibat perbuatan setan dan Iblis yang dengan sengaja ingin menyesatkan keimanan nabi Ayyub. Bahkan keinginan setan tersebut disampaikan terlebih dahulu kepada Allah dan mendapatkan ijin dari Allah.

Jika dilihat pada Kitab Ayyub, penderitaan yang dialaminya ini berlangsung sekitar 18 tahun, sehingga suatu saat dalam puncak kesakitannya kemudian nabi Ayyub berseru kepada Allah. Qs Al – Anbiya 83 menginformasikan seruan nabi Ayyub kepada Allah, yaitu: “ Ya Tuhanku, aku telah ditimpa penyakit yang terasa sangat berat, tetapi aku yakin bahwa Engkau Tuhan Yang Maha  Penyayang dari semua yang penyayang”.

Mendengar seruan nabi Ayyub tersebut, kemudian Allah berfirman yang dapat dibaca Qs Shad 42 dan Qs Al – Anbiya 84, yaitu : “ Hentakkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum”. Nabi Ayyub kemudian menghentak tanah yang kemudian dari hentakannya itu memancar sumber air yang cukup deras. Nabi Ayyub kemudian mandi dan minum air tersebut. Maka penyakit nabi Ayyub tiba tiba menjadi sembuh. Penyakitnya dilenyapkan oleh Allah dan kondisi fisik nabi Ayyub menjadi segar kembali seperti semula.

Sebelum kesembuhannya nabi Ayyub sempat bersumpah akan memukul istrinya karena tidak senang dengan perbuatan istrinya. Kitab Ayyub menunjukkan bahwa istrinya memotong rambutnya untuk dijual yang uangnya untuk membeli makanan dan minuman. Nabi Ayyub tidak senang dengan perbuatan istrinya itu dan bersumpah akan memukulnya. Ketika penyakitnya sudah sembuh namun saat mau melaksanakan nadzarnya, kemudian diserang rasa tidak tega memukul istri setia yang disayanginya itu. Ada rasa kebingungan bagaimana melaksanakan sumpahnya. Kemudian Allah memberi petunjuk bagaimana melaksanakan sumpahnya itu sebagaimana yang tercantum pada Qs Sad 44. Allah menyuruh nabi Ayyub mengambil seikat rumput untuk dipakai memukul istrinya. Sumpah nabi Ayyub tetap harus dilaksanakan tanpa harus menyikiti istrinya yang sudah setia melayaninya sedang semua orang telah menjauh dari dirinya.

(Bersambung ……….)

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K

3 Responses

  1. รับจัดงานอีเว้นท์November 16, 2024 at 1:29 pm

    … [Trackback]

    […] There you will find 74732 more Info on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-29/ […]

  2. วิธีแทงบาส กติกาบาสเก็ตบอล มีอะไรบ้างNovember 20, 2024 at 6:43 am

    … [Trackback]

    […] There you will find 14960 more Information on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-29/ […]

  3. Sevink MolenDecember 4, 2024 at 9:01 pm

    … [Trackback]

    […] Find More Info here to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-29/ […]

Leave a Reply