Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-35)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-35)
Agus Mualif Rohadi

Oleh : Agus Mualif Rohadi

V. Nabi Musa, harun, Bani Israel Pulang ke Baitul Maqdish

Untuk memperkuat permintaannya itu, nabi Musa menyatakan bahwa dirinya adalah utusan dari Tuhan semesta alam yang datang dengan membawa bukti bukti. Nabi Musa menyampaikan bahwa keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk, sedang siksa akan ditimpakan kepada siapapun yang mendustakan dan berpaling dari ajaran yang dibawanya. Nabi Musa bertanya kepada Merempthah apakah ada keinginan untuk keluar dari kesesatan, dan Nabi Musa akan membimbingnya ke jalan Tuhan. Meremptah kemudian bertanya tentang siapa Tuhan Musa, yang dijawab oleh nabi Musa bahwa Tuhannya adalah Tuhan yang menciptakan alam semesta, bumi dengan segala isinya, yang mencipatkan manusia dan menjadikan bumi sebagai hamparan untuk hidup manusia, yang menurunkan hujan dari langit, yang menumbuhkan pepohonan dan tumbuh tumbuhan, yang menciptakan hewan dan manusia kemudian menggembalakan hewan untuk bahan makanannya, kemudian diterangkannya tentang umat terdahulu yang dikenakan adzab Allah. (Qs Asy Syu’ara 17 – 24, Qs Thaha 47 – 55, Qs Al – ‘Araf 104 – 105, Qs An – Naziat 18 – 19, Qs Az – Zukhruf 46).

Muslimahdaily.com Sepenggal adegan film Musa menemui Meremptah di istananya.

Atas penjelasan Musa tersebut Meremptah berkata kepada orang yang ada disekelilingnya menganggap Musa sebagai orang gila, kemudian meminta Musa menunjukkan bukti bukti itu yang kemudian oleh Musa di tunjukkan dengan melemparkan tongkatnya yang kemudian menjadi ular besar. Setelah itu ditunjukkan tangannya yang menjadi putih bercahaya. Namun Merenptah mentertawaknnya dan mengejek, mendustakan, mendurhakai. Oleh karena itu enggan menerima penjelasan dan berpaling dari kebenaran seraya menantang Musa, dan mengatakan pada Musa, akulah Tuhanmu yang paling tinggi dan meminta agar Musa mengakui dirinya adalah tuhannya Musa, dan bila tidak mau mengakui maka akan dipenjaranya. Meremptah kemudian berbicara kepada pembesarnya (bernama Haman) bahwa Musa adalah penyihir yang pandai yang hendak mengusir kamu dari negerimu. Para pembesarnya (Haman dan Qarun) menyarankan agar Musa dan Harun untuk sementara ditahan dan dipenjara terlebih dahulu, dan agar mengutus petugas istana Fir’aun pergi ke kota kota diseluruh Mesir untuk mengumpulkan para pesihir yang pandai diseluruh Mesir (Qs Al Qashash 36 – 37, Qs Asy – Syu’ara 25 – 37, Qs Al – A’raf 106 – 112, Qs Thaha 56 – 57, Qs An – Naziyat 20 – 24 , Qs Ghafir 23 – 24, Qs Az – Zhukruf 47).

Meremptah sangat yakin bahwa bukti yang diperlihatkan nabi Musa dan Harun hanyalah sihir semata, oleh karena itu mereka sangat yakin dapat mengalahkan nabi Musa dengan mengerahkan seluruh pesihir dari Mesir. Kemudian dibuatnya perjanjian dengan nabi Musa untuk dihadapkan dengan para pesihir dari Mesir di suatu tempat terbuka. Nabi Musa minta pertemuan tersebut pada hari raya waktu pagi hari (dzuha), kemudian nabi Musa dan Harun ditahan dan dipenjara diistana (qs Thaha 58 -60).

Muslimahdaily.com …. Nabi Musa menunjukkan pada fir’aun meremptah mukjizat tongkatnya yang bisaberubah menjadi ular.

Meremptah bersikap sombong terhadap nabi Musa dan Harun, karena mereka berdua adalah orang dari bani Israel yang sedang diperbudaknya, orang orang yang dianggapnya menghamba pada dirinya. Oleh karena itu kemudian mendustakan bukti bukti nyata yang dibawa Musa (Qs Al – Mukminun 45 – 48). Namun, karena pertemuan dengan Musa ini, membuat Meremptah marah kepada Musa karena dianganggapnya telah berkhianat terhadap dirinya dan bangsa Mesir. Bahkan kemudian Meremptah melampiaskan kemarahannya dengan menangkap dan mensiksa istri Rameses II (Asyiah binti Muzahim) yang mengangkat Musa menjadi anaknya. Sebelum dibunuh, Asyiah masih ber berkesempatan berdo’a “ Wahai Tuhanku, bangunkanlah aku sebuah rumah di sisi Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang dzalim “ (Qs Tahrim 11).

7. Nabi Musa dan Harun menghadapi para pesihir

Begitu sombongnya Meremptah sehingga minta dibangunkan Menara yang tinggi agar dapat mencari tuhannya Musa (Qs Al Qashash 38). Setelah pertemuan di istana itu, banyak utusan dikirim ke berbagai kota di Mesir untuk mencari dan membawa para pesihir yang paling handal dari banyak kota di Mesir untuk dihadapkan melawan Musa. Para utusan telah tahu bahwa tongkat Musa dapat berubah menjadi ular, sehingga mereka mencari pesihir yang dapat memunculkan ular yang ganas pula. Setelah diperoleh para pesihir tersebut, kemudian beberapa hari sebelumnya, rakyat Mesir diberi tahu agar berkumpul di lapangan terbuka pada hari yang telah diperjanjikan yaitu di lapangan besar yang ada bangunan untuk pertunjukan. Ketika para pesihir dari seluruh Mesir telah didatangkan, dihadapan Meremptah mereka minta imbalan dengan diberikan kedudukan yang dekat dengan raja dan Meremptah menyanggupi permintaan mereka (Qs Asy – Syu’ara’ 36 – 42).

Pitts Theologi Library Digital Image …. Lukisan para pesihir mesirmenunjukkan kemampuannya di depan Mernemptah mengubahtongkat atau tali menjadi ular.

Pada hari yang ditentukan dalam perjanjian, rakyat Mesir telah berkumpul, demikian pula para pembesar istana Fir’aun. Para pesihir yang masing masing telah membawa semua alat sihirnya telah ditempatnya masing masing di lapangan. Mereka kemudian menunjukkan kemampuan sihirnya kepada rakyat Mesir. Setelah itu nabi Musa dan Harun dikeluarkan dari penjara, digiring akan dihadapkan dengan puluhan atau mungkin ratusan pesihir dari seluruh Mesir.

Setelah berhadap hadapan, Nabi Musa meminta para pesihir Mesir menyerangnya dengan kemampuan tertingginya. Mereka kemudian langsung menunjukkan kemampuan puncaknya yaitu mengubah tali dan tongkat menjadi ular. Dilemparkannya banyak tali dan tongkat para pesihir yang segera berubah menjadi ular ganas yang memperlihatkan taring dan mendesis desis sambil menyemburkan bisanya dan dengan cepat bergerak menyerang. Nabi Musa dengan tenang melemparkan tongkatnya yang kemudian berubah jadi ular yang besar yang kemudian melahap semua ular buatan para pesihir itu. Pertarungan sihir melawan mukjizat segera berakhir dan para pesihir tidak lagi mempunyai kemampuan yang lebih tinggi lagi untuk dipertontonkan, kemudian menyerah dan justru menyatakan keimanannya kepada Tuhan Musa (Qs Asy – Syu’ara 43 – 48).

BACA JUGA:

Usai pertarungan, Meremptah menjadi sangat marah melihat para pesihirnya dan mengancam akan membunuh mereka bila mengakui dan beriman pada Tuhannya Musa. Namun para pesihirnya tidak takut pada ancaman itu dan tetap beriman kepada Tuhannya Musa dan Harun. Raja kemudian memerintahkan menangkap para pesihir tersebut, dan mereka dihukum dengan dipotong menyilang (tangan kiri dan kaki kanan atau sebaliknya), kemudian mereka disalib hingga mati (Qs Asy’ Syu’ara 49-51).Meremptah mempertontonkan kekejamannya kepada rakyatnya yang menonton pertarungan tersebut agar rakyatnya tetap takut pada dirinya sekaligus mencegah agar rakyatnya tidak mengikuti Musa dan Harun yang apabila hal itu sampai terjadi akan membahayakan dirinya.

8. Kesombongan dan kekejaman Fir’aun berakibat turun adzab baginya dan rakyat Mesir.

Beberapa saat setelah kekalahan para pesihir dari nabi Musa, agar rakyat Mesir tetap yakin bahwa raja yang menyatakan diri sebagai tuhan tersebut, perlu menunjukkan kuasanya terhadap Mesir dan seluruh rakyatnya. Meremptah menganggap Musa dan Harun hanya akan menimbulkan kerusakan di Mesir. Tidak cukup dengan itu, Meremptah meniru cara ayahnya (Rameses II), yaitu dengan memerintahkan kepada rakyatnya agar membunuh setiap anak laki laki yang lahir dari bani Israel dan membiarkan tetap hidup bagi bayi perempuan. Haman sebagai penasihat utamanya selalu meyakinkan pada rajanya bahwa Musa dan Harun dapat dikalahkan dengan tetap menindas dan memperbudak bani Israel ( Qs Al – Araf 127, Qs Ghafir 25 – 26).

Cara kejam dan keji ini untuk mencegah semakin banyak bani Israel mengikuti Musa dan Harun dan sekaligus berharap agar bani Israel menyalahkan nabi Musa dan Harun sehingga melawannya. Nabi Musa menghadapinya dengan berkeliling ke negeri Mesir mendatangi dan menguatkan bani Israel dan agar sabar menghadapi cobaan Allah hingga datang ketetapan Allah untuk membebaskan bani Israel dari kekejaman raja Fir’aun tersebut. Bani Israel menyadari bahwa sebelum kedatangan nabi Musa, mereka telah ditindas dan diperbudak dalam waktu yang cukup lama dan dengan kedatangan nabi Musa yang telah dapat membuktikan memiliki mukjizat dari Allah membuat mereka mempunyai harapan besar terhadap nabi Musa dan Harun dapat mengalahkan musuh musuh bani Israel dan kembali memimpin di bumi Mesir (Qs Al – ‘Araf 128 – 129) sebagai mana pernah terjadi pada masa nabi Yusuf memimpin dan menyelamatkan bangsa Mesir. Dengan demikiam tipu daya yang keji dan kejam Meremptah tidak berhasil memecah belah bani Israel sehingga membuat Fir’aun semakin jengkel.

(bersambung ……………)

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K