Oleh : Agus Mualif Rohadi
VII. Nabi Ilyas, Ilyasak, Yunus, Penghancuran Haikal Sulaiman (Masjidil Agsha), Bani Israel Terjajah dan Diperbudak Lagi.
Obaja kemudian menghadapkan nabi Ilyas kepada rajanya. Ketika melihat nabi Ilyas, Ahab kemudian menuduh nabi Ilyas sebagai orang yang menjadi sebab bencana yang sedang menimpa kerajaan dan rakyat Israel. Namun nabi Ilyas justru mengatakan bahwa bencana itu justru karena perbuatan Ahab dan istrinya yang telah membawa rakyat Israel memalingkan muka dan meninggalkan Allah dengan menyembah ba’al, sehingga kemudian di adzab dengan kekeringan dan kelaparan. Untuk membuktikan siapa yang benar, Nabi Ilyas kemudian meminta kepada Ahab agar dirinya di perhadapkan dengan imam imam ba’al dan asyera yang diangkat dan diberi makan oleh Izebel yang jumlahnya mencapai 450 orang, dan ditunggunya di gunung Karmel (Kurmul). Gunung Karmel adalah gunung yang membentang dari laut mediterania kearah tenggara. Ahab tidak menangkap nabi Ilyas, mungkin sangat yakin bahwa para imam yang akan dikerahkannya dapat mengalahkan nabi Ilyas, sehingga akan ada alasan untuk menghukum nabi Ilyas.
Ahab kemudian mengumpulkan seluruh imam ba’al yang dimiliki Israel dan mengirimnya ke gunung Karmel untuk menghadapi nabi Ilyas. Peristiwa ini menjadi seperti nabi Musa menghadapi para penyihirnya Mernepthah. Ahab kemudian mengumumkan kepada rakyat Israel sehingga rakyat berduyun duyun ke puncak gunung Karmel. Ketika rakyat telah berkumpul di gunung Karmel, kesempatan tersebut digunakan oleh nabi Ilyas untuk memperingatkan rakyat Israel yang kebanyakan keimanannya bercabang, disatu sisi mengakui Allah namun disisi lain menyembah ba’al. Nabi Ilyas mengatakan bahwa hukuman Allah turun pada bani Israel dalam bentuk kekeringan panjang dan kelaparan. Allah telah murka kepada bani Israel. Nabi Ilyas juga mengingatkan, Allah telah menyelamatkan bani Israel pada masa lau, namun bani Israel saat itu justru memalingkan muka dari Allah. Nabi Ilyas meminta agar bani Israel menetapkan pilihannya, menyembah Allah atau menyembah baal. Tapi dari bani Israel tidak ada yang berani menjawab seruan nabi Ilyas.
Dengan tidak adanya jawaban itu, Nabi Ilyas justru mengatakan bahwa dirinya akan sendirian menghadapi imam imam baal dan asyera yang jumlahnya 450 orang dan para tentara Ahab yang mengawal para imam baal tersebut. Sebagian bani Israel yang hadir menjadi malu dengan perkataan itu.
Tidak lama kemudian datang Ahab bersama para imam kuil baal asyera. Ketika saling berhadapan, Nabi Ilyas meminta dua ekor lembu jantan. Setelah didapatkannya lembu tersebut, kemudian para imam baal dimintanya memilih salah satu. Dimintanya para imam baal memotong motong lembu tersebut dan menaruhnya diatas kayu bakar, namun tidak boleh menaruh api pada kayu kayu tersebut. Setelah itu para imam baal diminta berdoa kepada baal yang mereka sembah dari pagi hingga siang agar dibakarnya kayu tersebut oleh baal sehingga potongan potongan lembu diatasnya dapat dibakar. Setelah waktu untuk para imam baal habis, Nabi Ilyas akan melakukan hal yang sama dengan berdo’a kepada Allah.
Ternyata, sampai siang hari kayu juga tidak bisa terbakar. Nabi Ilyas memberikan tambahan waktu kepada para imam baal, namun juga mulai mengolok olok para imam baal agar lebih keras dan kuat dalam berdo’a. Para imam baal yang tersinggung dan malu karena dilihat orang banyak penduduk Israel, terus berusaha keras sehingga mulai ada yang melukai tubuhnya sendiri dengan pedang. Namun sampai malam hari kayu tersebut tidak dapat terbakar.
Ketika para imam baal sudah jauh melampaui waktu yang diperuntukkan bagi mereka dan tidak berhasil, kemudin nabi Ilyas meminta bani Israel untuk mendekat kepadanya. Nabi Ilyas meminta bantuan mereka membuat mezbah untuk kurban bakaran dengan menyusunnya dari dua belas batu sebagai simbul dari dua belas suku bani Israel. Bahwa tuhan dua belas bani Israel adalah Allah. Diatas mezbah kemudian ditaruh kayu bakar dan potongan potongan daging lembu. Lalu bani Israel dimintanya menyiram air berkali kali sehingga bukan hanya kayu dan mesbahnya yang basah, bahkan tanah disekeliling mezbah sampai menjadi berair.
Setelah itu, nabi Ilyas berdo’a kepada Alllah memohon agar menurunkan apinya membakar kayu dan daging bakaran tersebut, karena hanya Allah lah yang dapat membuat bani Israel bertaubat dan kembali kepada ajaran Allah. Tidak lama kemudian, turun petir membawa api dari langit menyambar mezbah, kayu bakar dan kurban bakaran tersebut bahkan menyambar seluruh air disekeliling mezbah hingga akhirnya menjadi kering kembali. Mukjizat dari Allah kepada nabi Ilyas untuk mengembalikan keimanan tauhid rakyat Israel Samaria yang seketika bersujud dan bertaubat atas kesalahan mereka. Sedang Ahab dan tentaranya ketakutan melihat mukjizat nabi Ilyas kemudian meninggalkan tempat tersebut.
Para imam baal semakin takut melihat kepergiaan Ahab. Namun mereka tidak dapat pergi karena karena Nabi Ilyas kemudian memerintahkan bani Israel menangkap para imam baal yang telah menyesatkan mereka dan menghukum mati mereka semua di sungai Kison. Setelah itu Nabi Ilyas menyuruh rakyat Israel samaria cepat cepat pulang karena tidak akan lama lagi akan turun hujan yang sangat deras mengakhiri kekeringan panjang hukuman Allah pada bani Israel.
manado.tribunnews.com Lukisan, atas do’a nabi Ilyas, Allah memberikan api darilangit menyambar kurban diatas mezbah.
5. Nabi Ilyas di gunung Horeb dan pertemuan dengan Ilyasa’.
Kitab 1 Raja Raja 19 mengkisahkan, sampai di istana Samaria, Ahab menyampaikan semua hal yang terjadi di gunung Karmel kepada istrinya. Izebel menjadi marah dan merasa dihinakan karena para imamnya dibunuh rakyat Israel atas perintah nabi Ilyas sehingga kemudian memerintahkan kembali pengejaran dan pembunuhan terhadap nabi Ilyas. Mengetahui bahwa dirinya dalam bahaya, nabi ilyas kemudian bergegas menuju wilayah kerajaan Yudea hingga sampai ke Bersyeba. Cara pelarian itu ternyata menghentikan tentara Samaria mengejar nabi Ilyas karena tidak berani masuk ke wilayah kerjaan Yudea.
BACA JUGA:
Di Bersyeba, nabi Ilyas di datangi malaikat dan memberinya roti dan minuman. Kemudian disampaikannya perintah Allah agar nabi Ilyas pergi ke gunung Horeb (Thuwa) di wilayah gurun sinai. Roti dan minuman itu untuk memberikan kekuatan bagi nabi Ilyas karena diperintah melakukan perjalanan jauh dan sulit. Nabi Ilyas adalah nabi yang selama itu berbuat sendirian, tidak ada yang menemaninya kemanapun pergi. Membutuhkan waktu sekitar 40 hari untuk melakukan perjalanan ke Sinai, dan ketika sampai ke wilayah Horeb, nabi Ilyas menemukan sebuah gua dan kemudian beristirahat di gua tersebut.Di dalam gua tersebut, nabi Ilyas menerima perintah untuk naik gunung Horeb. Digunung tersebut nabi Ilyas dapat berdialog dengan Allah. Sangat mungkin, tempat dialog tersebut adalah tempat nabi Musa berdialog dengan Allah. Nabi Ilyas diperintah Allah menuju Damsyk di wilayah Aram yang dalam perjalanannya ke wilayah wilayah tersebut akan ditemuinya seseorang yang akan menemani perjalanannya dan nantinya akan menggantikannya dalam tugas kerasulannya.
Dalam perjalanan menuju Damsyk, ketika berjalan melewati ladang, dilihatnya seorang anak muda yang sedang membajak sawah. Nabi Ilyas sudah mengetahui siapa anak muda yang ciri cirinya telah diberitahukan kepadanya bahwa nanti akan ada seorang anak muda yang akan menemaninya dalam menjalankan tugas kenabiannya di Damsyk. Ketika dilihatnya anak muda itu, kemudian dicopotnya jubahnya dan dilemparkannya kepada anak muda tersebut. Ternyata anak muda tersebut juga sudah memahami siapa orang yang melemparkan jubahnya tersebut yang kemudian berlari meninggalkan lembunya dan memungut jubah tersebut untuk dikembalikan kepada nabi Ilyas.
(bersambung …………..)
EDITOR: REYNA
Related Posts

Dajjal, namanya terkenal, siapakah dia sebenarnya??

Yakjuj dan Makjuj, dimanakah mereka tinggal??

Allah Tahu Yang Terbaik Untukmu

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-276 TAMAT)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-275)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-274)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-273)

Agus: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-272)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-271)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-270)




No Responses