Rihlah Peradaban, Perjalanan Penuh Makna Di Turki Dan Spanyol (Seri-20): Shalat di Masjid Jami’ Granada

Rihlah Peradaban, Perjalanan Penuh Makna Di Turki Dan Spanyol (Seri-20): Shalat di Masjid Jami’ Granada
Rombongan PWM Jawa Timur bersama PCIM di Masjid Granada

Tulisan berseri ini diambil dari buku menarik berjudul “Rihlah Peradaban, Perjalanan Penuh Makna di Turki dan Spanyol” yang ditulis oleh Biyanto, Syamsudin, dan Siti Agustini. Ketiganya adalah fungsionaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.

Buku ini mengisahkan perjalanan di Turki dan Spanyol, dua tempat yang penuh dengan memori kejayaan Islam dimasa lalu. Buku ini sangat menarik. Selamat mengikuti serial ini.

Cover buku Rihlah Peradaban: Perjalanan Bermakna di Turki dan Spanyol

SERI-20

Rombongan rihlah peradaban berkesempatan shalat maghrib dan isya’ di masjid Jami’ Granada. Sungguh kesempatan yang membahagiakan. Berkesempatan shalat berjamaah di masjid bersejarah di Spanyol.

Diawali dengan mengumandangkan adzan di atas menara oleh Dr dr Sukadiono, rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya. Dengan suara yang cukup merdu Pak Suko, begitu sapaan akrabnya, melantunkan adzan maghrib.

Uniknya, kumandang adzan tidak menggunakan pengeras suara. Muadzin harus menaiki menara masjid yang cukup tinggi. Dengan begitu adzan dikumandakan dari menara masjid yang menghadap ke istana Alhambra.

Bertindak sebagai imam adalah Syaikh Sa’’id al-Maghribi, ulama asal Maroko. Jamaahnya tidak terlalu banyak, hanya 1 shaf. Itupun tidak semua warga Granada.

Ada sejumlah peziarah mancanegara. Ada rombongan PWM Jawa Timur, satu keluarga dari Kerajaan Saudi Arabia, dan satu keluarga asal Tunis.

Sukadiono mengumandangkan adzan maghrib di atas menara Masjid Jami’ Granada.

Ada hal yang menarik dalam pelaksanaan shalat kali ini. Setidaknya bagi kami yang dari Indonesia. Yaitu tata cara ibadah shalatnya menggunakan mazhab Maliki, mazhab yang populer di Maghrib dan Spanyol.

Sedangkan cara baca Al-Qur’an yang menggunakan riwayat Imam Warsy dari imam an-Nafi’. Pakaian imam rangkap dua. Lapis pertama adalah gamis, sedangkan lapis kedua adalah kain tipis yang menyelimuti tubuh. Menurut Sa’id alMaghribi, penggunaan kain pembungkus ini hukumnya sunnah.

Baca Juga:

Di antara tata cara shalat dalam mazhab Maliki adalah tidak ada sedekap setelah takbiratul ihram. Tangan dibiarkan lurus menjulur ke bawah. Demikian pula saat baca surah Al-Fatihah. Imam tidak membaca basmalah.

Menurut mazhab Maliki membaca basmalah dalam Al-Fatihah hukumnya makruh, baik dalam shalat jahr (nyaring), ataupun shalat sirr (lirih). Di akhir shalat imam hanya mengucapkan assalamu ‘alaikum, saat menoleh ke kanan. Saat menoleh ke kiri tidak mengucapkan apapun.

Setelah wirid dan berdoa sejenak, mereka membaca shalawat dan saling bersalaman, sebagaimana yang lazim dilakukan masyarakat Muslim Indonesia.

Terkait cara baca Al-Qur’an, umat Islam Indonesia serta umat Islam wilayah Timur pada umumnya, membaca Al-Qur’an berdasarkan riwayat Imam Hafs dari imam ‘Ashim.

Berbeda dengan Muslim Maroko dan sekitarnya, cara baca mereka berdasarkan riwayat Imam Warsy dari Imam Nafi’. Qira’at jenis ini tidak populer di Indonesia. Bahkan ada sebagian Muslim di Indonesia yang tidak mengetahui bahwa ada qira’at lain selain yang dipraktikkan selama
ini.

Cara baca riwayat Warsy banyak imalah, yaitu memiringkan harakat fathah ke harakat kasrah sehingga terdengar seperti bunyi “e”. Di samping itu juga ada perbedaan-perbedaan yang lainnya. Yang dibaca Syaikh Sa’id al-Maghribi saat memimpin shalat maghrib adalah surat Al-Ahzab (33) ayat 40.

Penggalan ayat yang seharusnya berbunyi wa khataman nabiyyin, di mana huruf “ta” dibaca fathah, dibaca menjadi wa khatiman nabiyyin, di mana huruf “ta” dibaca kasrah. Karena seperti itulah bacaan dalam riwayat Warys.

Perlu diketahui bahwa pemberian tanda titik huruf yang digunakan dalam penulisan mushaf riwayat Warsy didasarkan pada pemberian tanda titik di Maroko. Di mana Huruf Qaf memiliki satu titik di atas. Sedangkan huruf Fa’ memiliki satu titik di bawah.

Di Granada, rombongan PWM Jawa Timur juga disambut oleh aktivis Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah/Aisyiyah (PCIM/A) Spanyol.

Salah satu yang menyambut kami adalah Faizah, puteri dari almarhum Prof Yunahar Ilyas, salah satu Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Putri Prof Yunahar ini sedang menyesaikan program studi Doktor. Tempat tinggal Faizah juga di daerah Granada.

Silaturrahim dengan aktivis PCIM/A Spanyol berlangsung di ruang shalat Masjid Jami’ Granada dalam suasana akrab penuh kekeluargaan. Pada waktu duhur, sebelum perjalanan ke Masjid Jami’ Granada, rombongan Rihlah Peradaban juga bertemu dengan Faizah untuk makan siang bersama.

Pada akhir ramah tamah di Masjid Jami’ Granada, tidak lupa PWM Jawa Timur juga memberikan uang pembinaan untuk PCIM/A Spanyol.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K