Oleh : M Rizal Fadillah
Sebuah meme atau karikatur bertema English Class di papan tulis tertulis “Tense” artinya pelajaran tentang waktu. Si guru bertanya pada murid “One day our country will be corruption free. Which tense is it ?” Si murid menjawab “Future impossible tense”. Si guru marah, he hee.
Nampaknya ini cocok bagi kondisi Indonesia kini tentang pemberantasan korupsi. Suatu jawaban yang pas kalimat “Future impossible tense !”. Bangsa ini pesimis pada hilangnya korupsi, jangankan hilang, untuk berkurang saja tidak yakin. Cara penegak hukum memberantas korupsi memang tidak meyakinkan.
Demikian juga dengan peraturan perundang-undangan yang semakin dikebiri. Revisi UU KPK memaksa lembaga KPK untuk dimandulkan. Operasi KPK tergantung Dewan Pengawas ber SK Presiden. Politik hukum Pemerintahan Jokowi yang buruk seperti ini mesti dipertanggungjawabkan kelak.
Presiden Soekarno jatuh bukan oleh korupsi keuangan tetapi korupsi kekuasaan politik atau ideologi. Soeharto memang terkait korupsi keuangan yang membuatnya jatuh. Keberadaan KPK adalah solusi reformasi di bidang Pemerintahan. Efektif sekali keberadaan Komisi ini pada awalnya.
Di masa Pemerintahan Jokowi KPK dilumpuhkan.
Akibatnya buntut kasus BLBI menjadi mengendap, Bank Centuri tenggelam. Jiwasraya, Pertamina selesai dengan sendirinya. Potensi korupsi dana Covid 19 sudah diamankan dengan Perppu.
Sama sekali tidak ada kemauan keras untuk memberantas korupsi.
Rezim investasi Jokowi disindir Mike Pompeo bahwa AS siap untuk berinvestasi di Indonesia tetapi bersihkan dulu dari budaya korupsi. Syarat berat bagi rezim yang sudah terbiasa kongkalikong dengan gaya usaha model Cina. Suap, Mark up, dan komisi-komisi. Percukongan adalah biang dari korupsi.
Pidato soal pemberantasan korupsi hanya “lip service”. Sadarkah akan prediksi bahwa nanti akhir dari masa jabatan pemerintahan adalah awal bongkar bongkar kasus mega korupsi ? Ketika kekuasaan ditangan, segala kejahatan bisa diredam dan disembunyikan. Tetapi ketika kekuasaan sudah tak ada, maka itulah masa penghukuman tiba.
Mulai terasa saat ini akan getaran kejengkelan rakyat Indonesia pada perilaku pemimpin culas, curang, dan khianat. Konglomerat, aparat, dan pejabat yang korup dan jahat.
Meskipun demikian, saat ini kalimat untuk Indonesia bebas korupsi masih “Future Impossible tense !”
*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan
Bandung, 30 Oktober 2020
Related Posts

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (10): Warisan Stabilitas Makro dan Fondasi Ekonomi Jangka Panjang

Daniel M Rosyid: Bencana Dan Riba Politik

Bandara IMIP Morowali : Antara Hilirisasi, Kedaulatan, dan Arah Baru Politik Pengawasan Negara

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (9): Stabilitas Keamanan dan Modernisasi Militer Indonesia

Membunuh Teman Sendiri Sambil Tertawa.

Daniel M Rosyid: Islam Politik

Konflik Di PBNU Diliput Media Asing

Sri Radjasa, Ketahanan Energi, Dan Pertahanan Negara (4-Tamat): Menata Ulang Ketahanan Energi Nasional

Sri Radjasa, Ketahanan Energi, Dan Pertahanan Negara (3): Tambang Dan Regulasi Yang Lemah

Sri Radjasa, Ketahanan Energi, Dan Pertahanan Negara (2): Negara Dalam Negara dan Mandeknya Penegakan Hukum



Find Out MoreDecember 2, 2024 at 10:43 am
… [Trackback]
[…] Read More here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/rizal-fadilah-future-impossible-tense/ […]
pgslotDecember 6, 2024 at 11:03 am
… [Trackback]
[…] Read More Information here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/rizal-fadilah-future-impossible-tense/ […]