Sandiaga Uno Kagumi Bung Tomo, Putri Bung Tomo : Prabowo-Sandi Memiliki Prinsip Sama Dengan Bung Tomo

“Pak Prabowo memiliki visi yang sama dengan Bapak kami.Karena ada kesamaan itulah jita tidak bisa mendukung dari mulut saja. Tapi tanpa kata-kata sudah bisa mendidik dan tidak menunjukkan rasa kasih sayang dengan benar.”

(Ratna Sulistami Sutomo, putri bungsu Bung Tomo)

Zonasatu News–Cawapres Sandiaga Uno mengaku bergetar hatinya saat berkunjung dan mendengarkan pidato radio Bung Tomo, yang diputar saat itu. Memang, siapapun yang memiliki jiwa nasionalis dan patriotik pasti akan bergetar mendengar pidato itu. Di usia sekitar 20 tahun, bung Tomo berhasil membakar semangat arek-arek Suroboyo, yang berjuang mempertahankan kemerdekaan. 

“Saya bergetar tadi, ketika mendengar pidatonya Bung Tomo. Anak-anak muda saat itu, sudah menjadi bagian mempertahankan kemerdekaan. Kini saatnya, anak-anak muda sekarang turut mempertahankan kemerdekaan di sisi ekonomi,” kata Sandi.

Keluarga pahlawan nasional Bung Tomo mendonasikan rumah di Jalan Ijen 6, Kota Malang, sebagai pemenangan Prabowo-Sandiaga di Pilpres 2019. Donasi diberikan langsung oleh putri bungsu Bung Tomo, Ratna Sulistami Sutomo (nana).

“Kami terima kasih kepada Bu Nana (Ratna Sulistami) dan keluarga besar Bung Tomo yang sudah mendonasikan rumahnya untuk perjuangan Prabowo-Sandi yang menghadirkan Indonesia adil dan makmur,” ungkap Sandiaga usai peresmian rumah Bung Tomo sebagai pemenangan Prabowo-Sandiaga di Jalan Ijen 6, Kota Malang, Minggu (31/3/2019).

Cawapres Sandiaga Uno berpidato didepan relawan Pascal ITS dan keluarga besar Bung Tomo

Nana menyatakan bahwa pihak keluarga Bung Tomo mendukung Prabowo Subianto dan juga Sandiaga Uno itu lantaran merasa memiliki prinsip yang sama dengan ayahandanya, pahlawan pertempuran Surabaya.

“Bahwa Pak Prabowo memiliki visi yang sama dengan Bapak kami,” ujarnya.

Ia menyatakan bahwa visi tersebut adalah sama-sama sosok yang dianggap membela ‘wong cilik’. “Jadi pro rakyat kecil, dari dulu sampai sekarang membantu keadilan yang harus ditegakkan. Ketika ada masalah terhadap rakyat kecil, beliau, bapak saya itu kemudian membela mereka,” bebernya.

Hal itulah yang ia lihat pada sosok Prabowo-Sandi. “Karena ada kesamaan itulah jita tidak bisa mendukung dari mulut saja. Tapi tanpa kata-kata sudah bisa mendidik dan tidak menunjukkan rasa kasih sayang dengan benar,” beber Nana.

Perkataan Nana mengingatkan kita pada sosok Sumitro Djoyohadikusumo, ayah Prabowo. Suatu ketika Sumitro mengatakan kepada Prabowo, “Kalau kamu harus memilih, maka pilihlah rakyat. Kalau kamu harus membela, maka belalah rakyat.” pesan ayahandanya itu rupanya memang sangat membekas dihati Prabowo, hingga kini.

Bangun ekonomi rakyat

Nana teringat kata-kata ayahnya bahwa melihat sesuatu harus dari perspektif yang lebih tinggi seakan sedang naik sebuah helikoper.

“Tarik. Yang lebih tinggi. Helicopter view. Lihat apa yg terjadi. Dan kamu akan melihata apa yang terjadi sebenarnya. Dan ini saya lihat di Bapak Prabowo Sandi. Bahwa mereka ada keberpihakan kepada keadilan, sosial, dan kemakmuran,” tandasnya.

Sosok Bung Tomo memiliki kepedulian akan kedaulatan ekonomi Indonesia di masa itu. Dengan mendirikan beragam usaha, salah satunya industri sabun yang dianggap mirip dengan program peningkatan kesejahteraan masyarakat yakni Oke Oce.

Relawan Pascal ITS di rumah perjuangan bung Tomo, Malang

Pada zaman perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan, lanjut Sandi, Bung Tomo mengajar untuk tidak pantang menyerah. Dan semangat disertai doa itu terwujud, Indonesia bebas dari penjajahan.

“Buktinya bisa, apa yang disemangatkan Bung Tomo untuk para pemuda Indonesia waktu itu. Karena diajarkan untuk tidak pantang menyerang, meski yang dilawan Maha Kuat yakni asing,” papar Sandiaga.

Para pahlawan, kata dia, sudah memberikan rekam jejak yang mulia bagi bangsa Indonesia. Tinggal bagaimana para milenial memberikan reputasi yang baik untuk lingkungannya

Kisah dibalik donasi rumah Bung Tomo

Cukup lama keluarga Bung Tomo ingin mendonasikan rumahya peninggalan ayahnya untuk digunakan sebagai “rumah perjuangan Prabowo-Sandi”. Mereka tidak menemukan kepada siapa niatnya itu tersampaikan. Hingga terdengan kabar kepada keluarga Bung Tomo, di Jawa Timur yang aktif adalah Relawan Pascal ITS (Prabowo Sandi Calone Alumni ITS). Pascal ITS adalah organisasi relawan alumni ITS pendukung Prabowo-Sandi.

“Mengapa rumah Bung Tomo ini menjadi penting.Pertama, karena keluarga bung Tomo secara pribadi meminta saya untuk menjadikan rumah keluarga besarnya dijadikan posko pemenangan. Mereka mendengar, untuk Jawa Timur, Pascal ITS sangat aktif dan militan,” kata Koordinator Pusat Pascal ITS, Agus Lengky kepada zonasatunews.com.

Agus Lengky, Koordinator Pascal ITS dirumah Bung Tomo

Kedua, kata Agus, ada asosiasi kuat antara ITS, Sepuluh Nopember, Perang Surabaya 10 Nopember, dan Bung Tomo. 

Sejak saat itu rumah Bung Tomo di Malang langsung dijadikan “Rumah Perjuangan” oleh relawan Pascal ITS. Untuk menghormati jasa besar Bung Tomo dan semangat perjuangan keluarga besar Bung Tomo, Relawan Pascal ITS berinisiatif mengundang Cawapres Sandiaga Uno untuk berkunjung dan meresmikan rumah perjuangan tersebut.

Gayung bersambut, Sandiaga Uno merasa senang bisa bertemu dengan keluarga besar Bung Tomo. Sandi merasa mendapat inspirasi dan semangat baru dalam kunjungannya itu. Terutama setelah mendengar kisah perjuangan Bung Tomo, yang tidak hanya hebat dalam perang 10 Nopember 1945 di Suarabaya. Tetapi Bung Tomo juga berjuang di lapangan ekonomi, membina masyarakat melakukan usaha kecil secara mandiri. Perjuangan ekonomi Bung Tomo ini selaras dengan gagasan Sandi dalam program OKE OCE.

“Bung Tomo sampai bisa membeli rumah ini dari hasil usahanya. Mendirikan industri sabun dengan melibatkan abang becak, mirip dengan Oke Oce,” kata Sandiaga bangga.

Untuk menghormati Bung Tomo Sandiaga Uno memutar kembali pidato Bung Tomo yang menggelegar saat kampanye akbar di Stadion Delta, Sidoarjo (31;3;2019).

Cawapres Sandiaga Uno kunjungi rumah bung Tomo di Malang, Jatim

Related Posts