Oleh: Isa Ansori, Kolumnis
Nampaknya pelepasan gubernur Anies dalam purna tugasnya layak untuk dicatat dalam Museum Rekor Indonesia ( MURI). Betapa tidak, hanya yang terjadi di Jakarta dan itu Anies, dilepas dengan deraian airmata kesedihan, karena merasakan hal hal baik yang akan sulit terjadi paska Anies meninggalkan balai kota. Dan yang lebih mencengangkan lagi, Anies diantar dan dijemput oleh jutaan orang yang ada di Jakarta.
Ada perasaan kehilangan bagi jutaan warga Jakarta dan puluhan juta bahkan ratusan juta warga Indonesia. Anies seolah menjadi oase kepemimpinan yang menghadirkan keadilan, membawakan kesejukan dan kepastian, ditengah situasi politik yang nir etika, barbar, dan memecah belah.
Jakarta kehilangan pemimpin yang beretika dan selalu menunaikan janji janjinya untuk kepentingan rakyat. Senyum Anies yang selalu terkembang, menjadi penyejuk bagi siapapun yang berada di dekatnya dan siapapun yang menyaksikannya.
Dalam pandangan Bern, Anies ini mengembangkan pola komunikasi yang menyejukkan bagi semua pihak, I am ok, you are ok.
Tak gampang pola komunikasi ini bisa dikembangkan, kecuali oleh mereka yang tak egois, tak merasa menang sendiri, tak merasa paling hebat, tak merasa paling baik dan yang tak merasa paling diatas segala galanya.
Senyum Anies terbukti ampuh menjadi senjata bagaimana membangun komunikasi yang baik, komunikasi yang menyejukkan dan komunikasi yang I am, ok you are ok. Anies mampu memperlakukan setiap orang sebagaimana dia memperlakukan dirinya.
Sikap itulah yang membuat Anies mampu berkomunikasi dengan siapapun, sehingga Anies bisa diterima oleh siapapun. Bagi Anies kecintaannya terhadap Indonesia mampu melampaui perbedaan perbedaan yang ada.
Sikap Anies seperti ini bukanlah sikap yang dibuat buat, Anies adalah cucu Pahlawan kemerdekaan Abdurrahman Baswedan. Sikap meneladani perjuangan para pahlawan itulah yang membuatnya mampu merekatkan berbagai macam kepentingan dengan satu tujuan membangun Indonesia.
Jakarta adalah saksi Anies membuat kenyataan, Anies tak lagi sedang membuat pernyataan. Maka tak heran Anies tak pernah reaksi fitnah, cemohan bahkan hinaan dari lawan lawan politiknya. Anies hanya tersenyum, fokus pada apa yang menjadi karya karya mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Jakarta.
Layar sudah terkembang, pantang surut mundur kebelakang, begitulah Surya Paloh berkali kali menegaskan. Pencalonan Anies sebagai calon presiden sudah dideklarasikan, inilah saatnya perubahan harus diperjuangkan. It’s a time to change.
Inilah momentum perubahan, sudah saatnya kita sambut seruan Indonesia memanggil bersama Anies sang harapan pembawa perubahan.
Surabaya, 18 Oktober 2022
EDITOR: REYNA
Related Posts
Dalam Semangat Sumpah Pemuda Mendukung Pemerintah dalam Hal Pemberantasan Korupsi dan Reformasi Polri
Anton Permana dan Kembalinya Dunia Multipolar: Indonesia di Persimpangan Sejarah Global
Syahadah: Menjadi Saksi Dari Cahaya Yang Tak Bernama
Asap di Sekolah: Potret Krisis Moral Dalam Dunia Pendidikan
Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum
Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
our websiteOctober 27, 2024 at 5:46 am
… [Trackback]
[…] Info to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/senyum-anies-adalah-senyum-perubahan/ […]
fox888November 12, 2024 at 9:08 pm
… [Trackback]
[…] Information to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/senyum-anies-adalah-senyum-perubahan/ […]
cam2cam chatJanuary 5, 2025 at 1:24 am
… [Trackback]
[…] Read More to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/senyum-anies-adalah-senyum-perubahan/ […]