Sepakbola Politik: Erick Pusing Striker Andalannya Makruf, Cedera!

Catatan Redaksi 

Oleh : Budi Puryanto 

Zonasatu News –Dalam pertandingan final “sepakbola politik” musim ini dua tim bisa dikatakan berkekuatan imbang. Namun juara bertahan tampak mulai kedodoran menghadapi strategi permainan “menyerang” yang diperagakan tim penantang dalam babak pertama permainan ini.

Juara bertahan diawal pertandingan menerapkan strategi pertahanan “grendel” ala Italia. Karena sang Manager pemilik salah satu club besar Italia. Pasti dia sangat pengalaman menggunakan strategi itu. Tapi entah kenapa tiba -tiba sang manager berubah. “Kita harus mulai menyerang”  perintah sang manager Erick kepada timnya.

Sebenarnya ini pertandingan “el clasico” ala Spanyol, tetapi tetap menarik. Karena kedua tim memiliki ambisi besar untuk menjuarai Liga musim ini.

Untuk memenangkan pertandingan ini, juara bertahan menampilkan striker baru. Makruf. Striker ini meski berpengalaman, dia sebenarnya terlalu tua  untuk pertandingan “level tinggi” seperti final kali ini. Karena disamping skill, pengalaman, juga butuh stamina yang prima.

Tim penantang tak mau kalah. Dia berhasil menggaet striker baru yang penuh talenta : Sandi.

Sandi masih muda dan sangat lincah.Larinya kencang, dan memiliki tembakan yang akurat. Satu lagi dia ganteng, sehingga dalam waktu singkat banyak supporter yang mengidolakannya.

Kapten tim juara bertahan, Joko, tidak seperti biasanya. Kelihatan kelelahan. Meskipun tendangannya tetap berbahaya bagi pertahanan lawan. Organisasi tim dilapangan tampak lemah. Kurang koordinasi antar pemain. Sering terjadi salah umpan dan offside.Greget serangannya kurang nendang.

Di tribun juga terjadi keanehan. Bangku supporter juara bertahan banyak yang kosong. Padahal ini pertandingan final? Sebaliknya di tribun tim penantang penuh sesak.

Kapten Tim penantang, Prabowo, dalam permainan ini berhasil mengorganisir pasukannya dengan baik. Meskipun beberapa kali salah umpan tapi secara keseluruhan tim masih tampil menawan.

Tim penantang tampak grogi di menit awal karena kebobolan dulu akibat gol bunuh diri “sarumpaet”. Beruntung striker muda Sandi segera bisa menyamakan kedudukan dengan gol “syantik” yang langsung disambut histeris supporter emak-emak. Orang menyebut “Gol Emak-emak”. Skor 1-1.

Sandi tampak lebih percaya diri setelah berhasil menjebol gawang lawan. Dia mulai menemukan iramanya. Begitu lincahnya dia. Bermain disayap kanan, pindah sayap kiri. Tiba -tiba sudah diposisi tengah.  Baru bermain 30 menit, statistik bola telah mencatat 800 titik lapangan telah disentuhnya.

Tiba-tiba…”Goooll”, teriakan supporter muda milenial menyambut gol kedua Sandiaga : “Gol Milenial”. Kedudukan 2-1 untuk tim penantang.

Kedudukan tak berubah hingga turun minum.

Manager juara bertahan Erick tampak uring -uringan. Dibabak pertama ini timnya tampil buruk. Disamping ketinggalan skor, yang  lebih berat baginya striker utamanya Makruf terkena cedera.Kakinya terkilir. 

Makruf juga dinilai kurang turun membantu serangan.Akibatnya Sandiaga leluasa menggiring bola dan mencetak 2 gol. Nyaris tanpa perlawanan berarti.

Apa Strategi Erick dibabak kedua

Sebagai manager professional, Erick dituntut untuk meramu strategi menundukkan tim lawan. Kali ini dia harus mengakui lawannya tidak bisa dianggap remeh. Dia baru saja merasakan ketinggalan 1-2 dibabak pertama.

Tentu, salah satu pilihannya mengganti striker Makruf yang terkena cedera kaki. Dari statistik tampak Makruf juga tidak produktif. Serangannya lemah. Kurang menyasar ke gawang. Umpannya sering tidak akurat. Dan, kurang rajin turun menjemput bola.

Tapi mengganti Makruf bukan perkara mudah. Makruf pemain yang punya pengaruh kuat. Masuknya Makruf ke tim dibawa langsung oleh bos klub dan para pemegang saham.

Aturan dari Komisi Pertandingan juga ketat. Tidak mudah mengganti pemain. Apalagi pemain utama seperti Makruf.

Mungkin Erick akan menempatkan 3-4 pemain untuk menghadang Sandi. Agar gerakan Sandi tidak leluasa. Prinsipnya Sandi jangan pegang bola. Sandi harus dikepung. Kemanapun gerakannya harus diawasi.

Strategi Santoso Tetap Menyerang

Manager tim penantang Santosa sepertinya tetap menerapkan strategi menyerang dengan beberapa variasi. Konsentrasi serangan bisa saja diubah-ubah. Kalau dalam babak pertama titik serangan merata, dalam babak kedua bisa saja diubah. Terpusat di tengah.

Meskipun berhasil dibabak pertama, belum tentu Santoso menggunakan strategi yang sama dibabak kedua. Karena Santosa dikenal manager sepakbola yang ahli strategi.

Apakah Sandi tetap dibiarkan menjelajah lapangan, belum tentu. Kalau gerak Sandi dihambat, maka bisa jadi pemain lain yang difungsikan menggedor pertahanan lawan.

Santoso pernah membocorkan strateginya: menyerang pertahanan terkuat lawan. Yaitu bagian Tengah. Apakah akan diterapkan dibabak kedua?

Kita tunggu. Yang jelas pertandingan akan semakin menarik. Panas. Semoga fairplay dan wasit betindak adil.

Related Posts