CABE, Catetan Babe (107): Yang Kaya Makin Kaya, Yang Miskin Makin Miskin

Oleh : Ridwan Saidi, Budayawan

Penyanyi dangdut Titing Jenny mulai karir 1966, tahun lahir Orde Baru. Titing bekend sebagai penyanyi dangdut, selain Elvy Sukaesih. Kalau Rhoma Irama Raja Dangdut (photo atas Rhoma, kanan, dan RS, kiri).

Wilayah pengaruh Rhoma seluruh penggemar dangdut DN dan LN. Sebelum genre penyanyi di atas, bintang musik Melayu yang bekend pada 1950-an Munif Bahaswan. Tanggal 8/12/2021 Munif wafat. Saya berduka.

Jaman Menpen Mashuri lagu Rhoma Rupiah dilarang siar di TVRI dan RRI. Ketika Golkar membentuk Artis Safari, Rhoma tak mau ikut, dan menurut Rhoma, penyanyi pop Vivi Sumanti juga tidak.

Rhoma Irama (kanan), Ridwan Saidi (kiri)

Tanggal 15 Maret 1982 kampanye perdana PPP di lapangan Banteng yang diperkuat Rhoma dan Soneta Grup. Pengunjung tumpah ruah, yang menurut harian Kompas 19/3/82, 500.000 orang. Di depan massa dalam pidato campaign saya keluarkan yel:

Yang kaya makin kaya
Yang miskin makin miskin

Diikuti ratusan ribu pengunjung yang nyaris histeris.

• BACA JUGA : CABE, Catetan Babe (106): Istana Pabaton

Beberapa hari kemudian Rhoma kontak aku menyatakan tertarik dengan yel yang aku bawakan di Banteng, Rhoma ingin angkat itu menjadi lyric lagu. Tafadhal, Ji. Kataku menyilahkan.

Tak lama lagu dangdut Yang Kaya Makin Kaya beredar dan masyarakat menyambut, tapi rezim Orba tak suka. Itu dulu. Kalau sekarang mungkin lyric yang asyik:

Yang penting bisa kaya
Paling juga dipenjara. (Kecil).

• BACA JUGA : CABE, Catetan Babe (105): Bincang Sejenak Hal Statscriminaliteit

Pada jaman Revolusi phisik juga ada lagu yang dilarang. Bukan oleh pemerintah RI, tetapi oleh kaum ibu. Lagu ini biasa dinyanyikan anak tanggung be-ramai2 sambil jalan santai. Kalau pas ada ibu lagi pegang ember berisi air kami pasti diguyur. Lyric lagunya:

Potong2 roti
Roti campur mentega
Belanda ude pergi
Ninggalin janda2.

Daag mevrouw. (RSaidi)

EDITOR : REYNA

Related Posts