Novel Muhammad Najib, “Bersujud Diatas Bara”(Seri-45): Pertanyaan Terpendam

Novel Muhammad Najib, “Bersujud Diatas Bara”(Seri-45): Pertanyaan Terpendam
Dr Muhammad Najib, Duta Besar RI untuk Kerajaan Spanyol dan UN Tourism

Tulisan berseri ini diambil dari Novel “Bersujud di Atas Bara” karya Dr Muhammad Najib. Bagi yang berminat dapat mencari bukunya di Google Play Books Store, lihat linknya dibawah tulisan ini.

Novel “Bersujud Ditas Bara” ini merupakan fiksi murni yang diangkat dari kisah nyata, dengan latar belakang Perang Afghanistan tahun 1979- 1989. Pada saat itu, di tingkat global bertarung antara dua super power, Amerika dan sekutunya NATO didukung oleh sejumlah negara Muslim, bertempur melawan Uni Soviet yang didukung Pakta Warsawa. Sementara di medan laga terjadi pertarungan antara Rezim Boneka Afghanistan dukungan Uni Soviet melawan Mujahidin yang didukung oleh Amerika dan sekutunya.

Karya: Muhammad Najib
Dubes RI Untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO

SERI-45

Pagi itu, seperti biasanya, sesudah menunaikan shalat Subuh, Nur langsung ke dapur untuk menyiapkan sarapan Anak-anaknya. Kemudian menmbangunkan Amil dan Ira untuk mandi, sambil menyiapkan perlengkapan sekolahnya. Setelah semuanya selesai, Ia meminta pembantunya untuk mengantar Mereka pergi ke sekolah. Biasanya setelah itu Ia membersihkan rumah termasuk pekarangan di depannya. Tapi kali ini, karena ada kedua mertuanya di sana, kebiasaannya disesuaikan dengan melayani mertuanya.

“Bapak mau sarapan apa, Bu?”, tanya Nur menawarkan.

“Kalau pagi Bapakmu biasanya minum kopi dengan sepotong kue saja. Nanti kalau sudah agak siang, baru Ia makan nasi”, jawabnya sambil menuangkan air yang sudah mendidih ke cangkir yang sudah diisi dengan kopi, gula dan jahe tumbuk.

“Kalau begitu Saya belikan jajan di sebelah”, sambil bergerak hendak menuju pintu keluar.

“Nggak perlu, Nur. Sekarang saat Kamu mengurus anak-anak, tadi Ibu sudah keluar. Di samping untuk membeli jajan, Ibu juga belikan nasi kuning untuk Kita semua”, sambil tersenyum.

“Aduh, Bu. Nur jadi nggak enak”.

“Nggak apa-apa. Ibu tahu Kamu sudah repot. Ibu justru berusaha bagaimana kehadiran Ibu dan Bapak di sini bisa meringankan bebanmu, bukan malah sebaliknya”.

“Terimakasih, Bu”, komentar Nur sambul membungkukkan badannya.

Baru saja Ibu mertuanya melangkah hendak meninggalkan dapur sambil mengaduk kopi perlahan dengan sendok kecil, Nur mengutarakan pertanyaan,

“Hmm, apa Saya boleh tanya sesuatu, Bu?”, tanya Nur ragu dengan suara tertahan.

Bu Bisri menoleh ke arah Nur yang berdiri tepat di belakangnya. Ia menatap dengan seksama wajah menantunya. Terasa tekanan suara dan cara bertanya Nur tidak lazim.

Cover Novel “Bersujud di Atas Bara” karya Dr Muhammad Najib. Bagi yang berminat dapat mencari bukunya di Google Play Books Store. Ikuti linknya dibawah

“Ah, nggak jadi deh. Lain kali aja”, komentar Nur berbalik.

Bu Bisri tersenyum menyaksikan tingkah ganjil Anak menantunya itu. Dengan suara keibuan Ia mencoba untuk mengusir keraguan yang menyelimuti pikiran Nur,

“Katakanlah, Anakku”, Nur hanya menunduk tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Hanya wajahnya yang nampak semakin muram. Bu Bisri lalu meletakkan cangkir kopi yang dipegangnya, lalu mendekat. Sambil membelai rambutnya dan dengan suara pelan Ia mengulangi,

“Katakanlah, Nak. Mungkin ibu bisa bantu”.

Nur menarik nafas panjang, dan dengan suara terputus-putus Ia mulai bicara, “kelihatannya ada yang dirahasiakan oleh Mas Mujahid!”.

“Tentang apa?”.

“Begini, Bu. Sejak temannya yang bernama Imam itu datang ke rumah, Mas Mujahid sering keluar rumah”.

“Kamu cemburu ya?”, goda Bu Bisri karena kalimatnya yang berputar-putar.

“Bukan masalah itu, Bu”.

“Lalu?”.

“Semula Saya tidak menaruh curiga sama sekali sampai semuanya terjadi”.

“Maaf, Nak. Bisa lebih jelas?”.

“Menurut Saya, Imam lah yang menjadi penyebab Kita semua jadi menderita seperti ini.”

“Apa Kamu pernah menanyakan siapa sebetulnya Imam itu?”.

“Itulah persoalannya. Saya merasa tidak pernah punya kesempatan untuk itu. Juga Saya tidak ingin menambah beban Mas Mujahid. Tapi, setelah secara tidak sengaja Saya melihatnya kembali di penjara, Saya jadi sangat
khawatir”.

Baca Juga:

Bu Bisri diam. Pikirannya berputar mencoba mencari cara menenangkan menantunya itu. Tiba-tiba Ia dapat ide.

“Sebentar, Nak,” sambil bergerak dengan cangkir kopi di tangan meninggalkan Nur yang terpaku dengan pikirannya sendiri. Beberapa saat kemudian Bu Bisri muncul Kembali,

“Nur, Bapak ingin bicara sama Kamu”.

Nur menatap wajah mertuanya dengan penuh tanda tanya. Bu Bisri kemudian menuju ke ruang tamu. Nur berpikir sejenak, lalu Ia memutuskan untuk memenuhi panggilan Bapak mertuanya itu.

“Duduklah, Nur!”, pinta Pak Bisri sambil nyeruput kopi dari cangkir yang dipegang tangan Kanannya.

Nur bergerak pelan mendekati kursi yang berada di hadapan mertuanya. Posisinya berhadap-hadapan di sela meja, sementara Ibu mertuanya mengambil tempat duduk di samping suaminya.

“Kita semua mencintainya. Tentu Kita juga tidak ingin memikul beban berat seperti ini”, kata Pak Bisri memulai.

“Tapi, Mujahid telah menentukan pilihan hidupnya, dan itu Ia lakukan jauh sebelum menikah denganmu”.

“Apa saja yang pernah Ia ceritakan kepada Bapak?”, kejar Nur.

“Mujahid itu orangnya pendiam. Ia tidak pernah cerita tentang sesuatu, baik kepada Ibu maupun Bapak. Mungkin juga Ia sengaja menyimpannya karena pertimbangan keamanan”.

Nur membelalakkan matanya mendengar pernyataan Bapak mertuanya itu. Ia memperbaiki duduknya untuk lebih serius mendengar apa yang akan didengarnya.

“Saat Ia memutuskan tidak melanjutkan kuliah, Ia pamitan mau cari pengalaman kerja ke Saudi Arabia. Ketika itu cukup lama Dia tidak memberi kabar kepada kami. Kami berusaha mencari tahu dengan mengontak teman-teman Bapak di Surabaya, sampai akhirnya Bapak mendapat informasi bahwa Ia sebenarnya tidak ke Saudi Arabia, tapi ke Afghanistan”.

Kali ini Bu Bisri yang terbelalak. Ia mengangkat pundaknya lebih tinggi sambil memutar tubuhnya ke arah sang Suami. Ia baru tahu kalau ternyata suaminya merahasiakan keberadaan Mujahid yang sebenarnya selama bertahun-tahun.

“Kenapa Bapak tidak pernah menceritakannya kepada saya?”, protes Bu Bisri.

“Saya khawatir Kamu tidak siap menerimanya”.

“Kerja apa Ia di sana?”, kejar Bu Bisri.

“Ia tidak bekerja, tapi berjihad”.

Bu Bisri dan Nur terdiam, badan Mereka tampak mengendur, hanya mata Mereka saja yang terus menatap ke arah Pak Bisri tanpa kedip. Mereka tampak tidak sabar untuk mendengarkan cerita berikutnya.

“Ia telah memilih jalan mendaki yang di dalam Al- Quran disebut maghrabah dan tidak banyak orang berani menempuhnya. Karena pilihannya itu sekarang Kita semua terpaksa harus mengikutinya”.

“Apakah Bapak merestuinya?”.

“Sebagaimana orangtua pada umumnya, tentu Bapak keberatan, sedih bercampur kecewa. Sebagai Anak tertua, Kami ingin Ia berhasil dalam studinya, mendapat pekerjaan yang bagus, kemudian sukses dalam meniti
karirnya, sehingga bisa menjadi contoh bagi adikadiknya. Tapi, belakangan Bapak menghormati pilihan hidupnya. Seringkali Kita larut dengan egoisme diri sehingga mengabaikan kepentingan orang lain, termasuk kepentingan umat, bangsa, dan negara”.

“Lalu apa hubungannya dengan Imam?”, kejar Nur.

“Saya yakin mereka memiliki pilihan yang sama, bukan mustahil juga memiliki pengalaman yang sama”.

“Bukankah Imam seorang teroris?”, tanya Nur dengan nada protes.

“Teroris adalah sebuah istilah yang diberikan Barat untuk mereka yang berani menentang hegemoninya”, Pak Bisri mengatakan dengan wajah yang serius. Ia melanjutkan, “Biarkanlah orang menyebutnya teroris. Bagi Kita, dia seorang pejuang”.

“Jadi Bapak setuju dengan apa yang dilakukannya”.

“Tidak, Bapak tidak setuju! Tapi Bapak dapat memahaminya. Orang yang tertindas seringkali tidak bisa lagi berpikir rasional. Mereka hanya berpikir melawan dan melawan dengan cara yang mungkin dapat mereka lakukan”.

“Apakah Mas Mujahid juga ikut membunuh orang-orang yang tak berdosa?”.

“Tidak, Nak. Suamimu berbeda. Memang Ia pernah berjihad ke Afghanistan melawan kaum Komunis. Tapi, setelah Uni Soviet kalah di Afghanistan, Suamimu kembali ke tanah air dan hidup sebagai masyarakat biasa”.

Mendengar penuturan ini Nur terbayang kembali saat kekasihnya menghilang tanpa pamit yang membuatnya bagai layang-layang putus tali. Perasaan harap dan cemas datang silih berganti sampai akhirnya Mujahid muncul secara tak terduga, sebagaimana saat Ia menghilang,
kemudian menikahinya.

(Bersambung…..)

EDITOR: REYNA

Bagi yang berminat dengan karya-karya novel Dr Muhammad Najib dapat mencari bukunya di Google Play Books Store, melalui link dibawah ini:

Judul Novel: Di Beranda Istana 
Alhambra
https://play.google.com/store/books/details?id=IpOhEAAAQBAJ

Judul Novel: Safari
https://play.google.com/store/books/details?id=LpShEAAAQBAJ

Judul Novel: Bersujud Diatas Bara
https://play.goog
Last Day Views: 26,55 K

14 Responses

  1. Zlurpee 8000October 1, 2023 at 6:57 am

    … [Trackback]

    […] Here you will find 18616 additional Info on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-45-pertanyaan-terpendam/ […]

  2. แทงหวยOctober 31, 2023 at 9:28 am

    … [Trackback]

    […] Here you can find 54689 additional Information to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-45-pertanyaan-terpendam/ […]

  3. 무료웹툰November 21, 2023 at 8:59 am

    … [Trackback]

    […] Read More here to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-45-pertanyaan-terpendam/ […]

  4. buying psilocybin onlineDecember 6, 2023 at 10:23 pm

    … [Trackback]

    […] Read More Info here to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-45-pertanyaan-terpendam/ […]

  5. YOURURL.comMay 17, 2024 at 5:03 am

    … [Trackback]

    […] Info on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-45-pertanyaan-terpendam/ […]

  6. scam site: beware do not send money or do business with this site. 100% scam!July 7, 2024 at 4:30 pm

    … [Trackback]

    […] There you can find 68778 additional Info on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-45-pertanyaan-terpendam/ […]

  7. Thai MassageJuly 11, 2024 at 5:36 am

    … [Trackback]

    […] Find More on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-45-pertanyaan-terpendam/ […]

  8. 꽁머니 게시판September 22, 2024 at 2:16 am

    … [Trackback]

    […] Read More on to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-45-pertanyaan-terpendam/ […]

  9. อุปกรณ์ อุตสาหกรรมOctober 10, 2024 at 9:07 am

    … [Trackback]

    […] Here you will find 58931 more Info to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-45-pertanyaan-terpendam/ […]

  10. thailand tattooNovember 29, 2024 at 9:24 am

    … [Trackback]

    […] There you can find 29575 additional Information to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-45-pertanyaan-terpendam/ […]

  11. หวยหุ้นที่นิยมในประเทศไทยDecember 2, 2024 at 7:20 am

    … [Trackback]

    […] Read More on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-45-pertanyaan-terpendam/ […]

  12. profibus connectorDecember 19, 2024 at 8:33 am

    … [Trackback]

    […] Info to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-45-pertanyaan-terpendam/ […]

  13. protein supplementsJanuary 16, 2025 at 9:00 am

    … [Trackback]

    […] Find More on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-45-pertanyaan-terpendam/ […]

  14. ซ่อมโปรเจคเตอร์January 25, 2025 at 1:26 pm

    … [Trackback]

    […] Read More Info here to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-45-pertanyaan-terpendam/ […]

Leave a Reply