Novel Muhammad Najib, “SAFARI”(Seri-9): Tembok Ratapan

Novel Muhammad Najib, “SAFARI”(Seri-9): Tembok Ratapan
Dr Muhammad Najib, Dubes RI untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO

Tulisan berseri ini diambil dari Novel “SAFARI” karya Dr Muhammad Najib. Bagi yang berminat dapat mencari bukunya di Google Play Books Store, lihat linknya dibawah tulisan ini. Atau pesan langsung bukunya pada redaksi zonasatunews.com dengan nomor kontak WA: 081216664689

Novel “SAFARI” ini merupakan fiksi murni yang diangkat dari kisah nyata yang dialami sejumlah mahasiswa yang kuliah di luar negri dikombinasi dengan pengalaman pribadi penulisnya. Seorang mahasiswa yang memiliki semangat tinggi untuk menuntut ilmu di negara maju, ditopang oleh idealisme berusaha memahami rahasia kemajuan negara lain yang diharapkan akan berguna bagi bangsa dan negaranya saat kembali ke tanah air. 

Karya: Muhammad Najib
Dubes RI Untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO

Cover Novel “SAFARI” karya Dr Muhammad Najib. Bagi yang berminat dapat mencari bukunya di Google Play Books Store. Ikuti linknya dibawah. 

SERI-9

Tembok Ratapan terletak di sebelah Barat Daya Masjid Umar. Bentuknya berupa dinding tinggi terbuat dari batu kapur besar-besar yang sebetulnya juga merupakan dinding Masjid Umar itu sendiri. Di depannya ada lantai kosong atau plaza yang cukup luas. Dulu tempat ini merupakan perkampungan Arab yang digusur setelah perang 1967, saat Jordania harus menyerahkan kontrol Yerusalem kepada Israel.

Di Tembok Ratapan orang-orang Yahudi berdoa dengan kostum berupa serban yang digantungkan di bahu seperti jamaah haji mengenakan Ihram berwarna Putih dan bagian tertentu bergaris. Di kepalanya bertengger Kipa, semacam kopiah haji yang ukurannya sangat kecil. Karena kecilnya, Kipa tidak bisa menempel, dan karena khawatir bergeser atau jatuh biasanya dilengkapi dengan jepit kecil yang dijepitkan di rambut. Pada bagian depan kepala diikatkan tali kulit yang bagian ujungnya ada seperti benda sebesar korek api. Mereka membaca kitab Taurat atau Torakh dengan dialek Ibrani. Sambil membaca, mereka menggoyang-goyangkan badannya ke Kiri dan ke Kanan. Pada saat sampai pada bacaan tertentu mereka seperti rukuk berulang-ulang dengan tangan dilipatkan di dada.

Di bagian Kiri Plaza ada semacam gua tua. Aku melihat banyak orang yang keluar-masuk. Karena penasaran, kemudian Aku mendekati gua itu. Pintu masuknya tidak terlalu besar. Aku melihat banyak pengemis dengan pakaian kumal. Orang-orang yang masuk banyak yang meletakkan atau melemparkan uang kecil ke arah pengemis yang duduk berjejer di situ.

“Bagian bawah Masjid Umar sebetulnya sudah sangat rapuh”, kata Khalid yang berjalan di belakangku.

“Maksudnya?”, tanyaku tak faham.

“Mereka berkali-kali menggali bagian bawah bangunan Masjid dan Dome of The Rock dari berbagai sisi dengan alasan mencari benda-benda arkeologi”.

“Lalu kenapa?”.

“Kami mencurigai ada skenario besar dalam penggalian ini, yaitu sebagai usaha sistematis untuk meruntuhkan Masjid Umar, termasuk di dalamnya tentu Dome of The Rock.”

“Ada bukti?”, kejarku.

“Beberapa bagian masjid sudah rontok dan sebagian terowongan sudah diubah menjadi Museum dan Sinagog”.

Di ini baru Aku sadar betapa seriusnya pertarungan antara Palestina dan Israel. Bukan sekadar perebutan lahan atau kemerdekaan, tetapi juga perebutan simbol-simbol dan legitimasi keagamaan sebagai instrument legitimasi untuk menempati atau memiliki Kota Yerusalem.

“Orang-orang Yahudi juga meyakini di tempat itu lokasi Haikal atau kuil yang pernah dibangun Nabi Sulaiman. Kuil itu konon dihancurkan oleh Nebuchadnezzar, seorang Raja perkasa yang berkuasa di Babilonia yang kini bernama Irak. Karena itu, tidak sedikit dari mereka yang memiliki keyakinan dinding batu yang berada di bawah permukaan tanah jauh lebih sacral dibanding yang berada di atas. Itu sebabnya penganut Yahudi fanatik terus berusaha untuk memperpanjang dan melebarkan gua ini, sehingga sempat menimbulkan kehebohan, karena warga Muslim menghawatirkan akan menggoyahkan fondasi bangunan Masjid yangberada di atasnya”.

Aku sendiri berspekulasi jangan-jangan karena gagal merebut bangunan yang berada di permukaan lalu orang-orang Yahudi berusaha merebut dan menguasai bagian bawahnya. Orang-orang Yahudi ultra ortodoks merupakan kelompok paling fanatik. Mereka mengenakan pakaian serba Hitam. Rambutnya yang panjang dan dilinting-dilinting kemudian dipilah menjadi dua bagian, dibiarkan menggantung di samping telinga Kiri dan Kanan, sehingga sangat mudah dikenali. Mereka juga menggunakan topi bercaping lebar seperti topi cowboy Amerika. Rambutnya yang panjang. Kelompok ini merupakan kelompok yang paling ekstrem dan radikal di Israel.

Kota Yerusalem terus-menerus diperluas karena ambisi Pemerintah Israel membangun Yerusalem Raya. Yerusalem Raya yang dimaksud adalah seluruh Yerusalem, termasuk Yerusalem Timur yang dihuni mayoritas etnis Arab. Sementara bagi Bangsa Palestina, Yerusalem Timur yang disebutnya al-Quds akan dijadikan sebagai Ibukota Negara Palestina di masa depan. Kini Pemerintah Israel sedang sibuk membangun tembok beton yang tinggi yang dilengkapi dengan menara pengawas mengitari bagian-bagian wilayah yang sudah dihuni komunitas Yahudi. Mirip dengan Tembok Berlin yang pernah Aku lihat di Jerman. Pemerintah Israel beralasan dinding tersebut diperlukan untuk melindungi warga Yahudi dari serangan-serangan gerilyawan Palestina yang datang dari desa-desa di sekitarnya.

Pada saat yang sama, dinding-dinding tersebut menyebabkan orang-orang Palestina semakin susah bergerak. Pagar itu semula terpisah-pisah, tapi lama-kelamaan digandeng-gandeng. Bukan mustahil Israel secara diam-diam membangun dinding itu dengan tujuan jangka panjang, yakni memisahkan secara permanen Yerusalem dari wilayah Arab yang berada di Timurnya yang termasuk bagian dari wilayah Tepi Barat milik Palestina.

Di Kota Yerusalem etnis Yahudi dan Arab hidup terpisah. Aku diantar ke pusat suvenir yang seluruh penjualnya orang Arab. Bahkan saat mobil yang Kami tumpangi harus mengisi bensin, Kami harus melalui perkampungan kumuh, kemudian berhenti di sebuah tempat seperti kandang kambing. Pipa lalu ditarik dari tangki besar yang disembunyikan. Bagian atasnya ditutupi daun kurma kering sehingga tidak kelihatan bagi orang yang lalu lalang. Aku bertanya kepada Khalid, “Kenapa mobil harus mengisi bensin ditempat ini, padahal di jalan raya banyak pom bensin?”.

“Pom bensin ini adalah milik orang Palestina, sementara yang di pinggir jalan itu milik Pemerintah Israel”, jawab Khalid.

“Oh, jadi ekonomi kedua bangsa itu betul-betul terpisah, walaupun mereka hidup berdampingan”, Aku menyimpulkan sambil bergumam pelan.

Rupanya Khalid membaca jalan pikiranku. “Walaupun demikian tidak jarang terjadi kerja sama di antara keduanya. Hasil-hasil pertanian orang Palestina, tidak sedikit yang dibeli oleh pengusaha Israel untuk diekspor ke luar negeri dan ditulisi sebagai hasil pertanian Israel. Tenaga-tenaga kasar Palestina juga banyak yang bekerja di perusahan-perusahan milik orang Israel”, katanya.

Dulu, dua kali kota tua ini pernah dipimpin penguasa Islam. Pertama oleh Umar bin Khattab, sahabat Nabi (saw) dan Khalifah kedua. Umar membebaskan kota ini dari penguasa Romawi yang menindas. Di bawah kekuasaan Umar, umat Yahudi, Nasrani, dan Islam, hidup berdampingan secara tentram, rukun dan damai, Kota ini sempat direbut dan dikuasai oleh Tentara Salib untuk waktu yang cukup lama. Salahuddin al-Ayubi kemudian membebaskan kota ini dari Tentara Salib. Di bawah Saladin-begitu biasa Ia dipanggil di Barat. Umat Yahudi, Nasrani dan Islam kembali hidup berdampingan secara damai, termasuk memiliki kebebasan penuh dalam menjalankan agamanya masingmasing.

Baca Juga:

Karena itu, Aku sangat heran, kenapa orang-orang Israel kini sangat membenci umat Islam, padahal merekalah yang membebaskan kota ini sehingga orang-orang Yahudi yang tadinya terusir dan kesulitan untuk hidup di kota ini dapat kembali dengan damai. Bahkan, di Andalusia atau Spanyol sekarang, orang-orang Yahudi hidup merdeka saat diperintah oleh penguasa Islam. Setelah Islam jatuh, dan kekuasaan diambil alih oleh penguasa Katolik, tidak hanya orang-orang Islam, juga orang-orang Yahudi, harus angkat kaki dari negeri tersebut.

Umat Islam berkuasa di Palestina sampai datangnya penjajah Inggris. Inggris kemudian menyerahkan secara tidak langsung kota ini pada Zionis Israel yang sampai kini menduduki tanah Palestina.

Kota tua di Selatan Yerusalem bernama Bethlehem. Di kota ini terletak Gereja Nativity yang diyakini sebagai tempat lahir Yesus atau Nabi Isa. Di dalam gereja ini ada gua kecil yang dihubungkan oleh anak tangga dari batu marmer lama yang menurun. Ada 48 lampu antik tergantung di dalamnya. Pada bagian ujung anak tangga terdapat sudut yang berbentuk setengah lingkaran. Tampak di bagian tengahnya ada bintang yang berjari-jari 14, terbuat dari sejenis perak yang di dalamnya berlubang dan berisi air. Aku tidak mengerti makna dari bintang itu. Tapi, menurut Khalid, di situlah bayi Isa diletakkan atau lebih tepatnya disembunyikan oleh Ibunya, Maryam, karena sangat takutnya Ia melahirkan tanpa suami

Dari Bethlehem Kami bergerak ke Selatan menuju kota al-Khalil atau Hebron, yang berjarak sekitar 40 km dari Yerusalem. Di kota tua ini terdapat Masjid Nabi Ibrahim. Di dalamnya ada makam yang diyakini sebagai makam Nabi Ibrahim.

“Makam di sini berarti kuburan Nabi Ibrahim. Di depan Ka’bah di Makkah juga ada Makam Ibrahim, tapi makam disana berarti tempat berdirinya Ibrahim. Menurut mereka yang pernah naik haji, ada bekas telapak kaki Nabi Ibrahim yang diabadikan dan dapat dilihat sampai sekarang”, tutur Khalid

Ibrahim dikenal sebagai Bapak Monotheisme. Dari istrinya yang bernama Hajar, Ibrahim memiliki anak yang bernama Ismail. Dari garis keturunan Ismail inilah kemudian lahir Nabi Muhammad SAW yang membawa agama Islam. Sementara, dari istrinya yang bernama Sarah, Ibrahim mendapatkan anak yang bernama Ishak. Ishak memiliki anak bernama Yakub atau sering dipanggil Israel. Dari garis keturunan Ishak inilah kemudian lahir Nabi Musa yang membawa agama Yahudi dengan kitab Taurat, kemudian Isa membawa agama Nasrani dengan kitab Injil.

“Karena itu, para peziarah yang beragama Yahudi, Nasrani maupun Islam menganggap tempat ini sebagai tempat suci mereka”, tambah Khalid menjelaskan.

“Polisi Israel mengatur mereka yang berkunjung. Masing-masing kemudian mengelompok dan berdoa di tempat ini dengan caranya sendiri”.

Saat memasuki Masjid Ibrahim, Aku melihat seorang tua Arab adu mulut dengan seorang pemuda Yahudi. Mereka menggunakan bahasa campuran Arab dan Ibrani. Aku tidak tahu apa yang diributkan. Menurut Khalid, adu mulut antara orang Yahudi dan Arab sudah biasa, bahkan seringkali orang Yahudi kemudian memuntahkan peluru dari senapan yang dibawanya. Maklum di sini orang-orang Yahudi diizinkan untuk memiliki senjata api dengan alasan untuk melindungi diri, sementara penduduk Arab dilarang memilikinya sehingga mereka selalu menjadi korban. Di Masjid Ibrahim Aku seperti disadarkan bahwa simbol-simbol yang tadinya tanpa makna tiba-tiba menjadi penuh makna. Gereja-gereja Nasrani selalu dihias dengan bintang segi Lima, sementara sinagog-sinagog Yahudi dihias dengan bintang segi Enam yang disebut bintang David. Sedangkan masjid-masjid selalu dihias dengan ornamen-ornamen berbagai rupa dengan bentuk dasar bintang segi Delapan. Aku penasaran dan menanyakan masalah tersebut pada Khalid yang selalu mendampingiku.

“Terus terang”. katanya, “Aku sama sekali tidak mengerti apa makna di balik simbol-simbol itu dan kapan dimulai pemakaiannya. Sungguh pertanyaan seperti itu baru pertama kali Aku dengar. Yang jelas, baik Yahudi, Nasrani maupun Islam, bersumber dari satu Bapak yaitu Ibrahim”, ujar Khalid.

Saat meninggalkan Palestina, muncul pertanyaan yang sangat mengganggu oikiranku, mengapa Allah melahirkan tiga agama di muka bumi: apa sebenarnya tujuannya, sementara antara pengikutnya tidak jarang bertikai. Kenapa tidak satu saja pikirku, sehingga tidak ada perseteruan di antara mereka. Atau mungkin Tuhan sengaja mau menguji Kita. Atau mungkin juga Tuhan punya maksud lain. Mungkin manusia tidak akan pernah sampai pada jawaban yang memuaskan. Yang pasti Tuhan punya tujuan dan Kita harus mengimani maksud mulia- Nya yang tidak Kita pahami.

Tapi, ada yang lucu yang muncul di benakku. Ketiga agama itu lahir dari leluhur yang sama, yaitu Ibrahim, di kawasan yang sama, sehingga memiliki banyak kesamaan, seperti konsep kepercayaan Monotheisme,
bahkan dalam penyebutan nama Tuhan pun sama, yaitu Allah. Hanya karena dialek Ibraninya membuat orang yahudi menyebutnya Yahweh, tapi penulisannya hampir sama. Bahkan, ketika menutup doa, ketiga agama itu menggunakan kata yang sama, “Amin.”

Maklum, bahasa Arab dan bahasa Ibrani memiliki akar yang sama, sehingga memiliki banyak kesamaan atau kemiripan. Tapi, kenapa ketiganya seringkali bertengkar? Kalau dicari perbedaan dari ketiganya barangkali terletak pada pengakuan terhadap nabi agama lain. Islam mengakui para nabi sebelum Muhammad, termasuk Nabi Musa yang paling diutamakan di kalangan Yahudi dan Nabi Isa yang paling diutamakan dikalangan Nasrani. Lalu pengikut Nasrani mengakui Musa sebagai Utusan Tuhan sebelum Isa, tapi tidak mengakui Muhammad yang datang kemudian. Sementara orang Yahudi hanya mengakui Musa dan tidak mengakui Isa maupun Nabi Muhammad SAW yang datang kemudian.

(Bersambung…..)

EDITOR: REYNA

Bagi yang berminat dengan karya-karya novel Dr Muhammad Najib dapat mencari bukunya di Google Play Books Store, melalui link dibawah ini:

Judul Novel: Di Beranda Istana 
Alhambra
https://play.google.com/store/books/details?id=IpOhEAAAQBAJ

Judul Novel: Safari
https://play.google.com/store/books/details?id=LpShEAAAQBAJ

Judul Novel: Bersujud Diatas Bara
https://play.google.com/store/books/details?id=WJShEAAAQBAJ


Buku-buku novel karya Dr Muhammad Najib juga bisa dibeli di Shoppe melalui link: https://shp.ee/ks65np4
Last Day Views: 26,55 K

5 Responses

  1. เว็บสล็อต66September 23, 2023 at 3:48 pm

    … [Trackback]

    […] Here you will find 25141 additional Information on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-9-tembok-ratapan/ […]

  2. https://nchc.org/nutrition/weight-management/phenq-reviews/October 9, 2023 at 1:15 pm

    … [Trackback]

    […] Read More to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-9-tembok-ratapan/ […]

  3. Browning shotgunsSeptember 21, 2024 at 10:45 am

    … [Trackback]

    […] Information to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-9-tembok-ratapan/ […]

  4. ตู้เชื่อมOctober 5, 2024 at 8:20 pm

    … [Trackback]

    […] Find More on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-9-tembok-ratapan/ […]

  5. chat roomsNovember 30, 2024 at 10:40 pm

    … [Trackback]

    […] Read More here on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-9-tembok-ratapan/ […]

Leave a Reply