Oleh: Budi Puryanto
Pemimpin Redaksi
Absennya Sufmi Dasco Ahmad dalam kabinet Presiden Prabowo Subianto mendapat tanggapan dari berbagai tokoh politik, termasuk Zulfan Lindan, politisi senior yang kerap memberikan pandangan tajam terhadap dinamika politik nasional. Menurut Zulfan, keputusan tersebut justru mencerminkan posisi Dasco yang sangat strategis dan dekat dengan Prabowo.
Dasco sebagai Orang Kepercayaan Prabowo
Dalam salah satu podcast, politisi Zulfan Lindan menilai bahwa Dasco tidak memerlukan jabatan formal seperti menteri untuk menunjukkan pengaruhnya. Ia menyebut Dasco sebagai salah satu tokoh kunci di lingkaran dalam Prabowo yang perannya jauh melampaui jabatan struktural.
“Dasco itu bukan hanya seorang politisi, dia adalah orang kepercayaan Pak Prabowo. Hubungan mereka sudah seperti tangan kanan dan kiri. Jadi, Dasco tidak perlu jabatan menteri untuk memperkuat posisinya. Justru dengan berada di luar kabinet, dia bisa lebih fleksibel dan strategis,” kata Zulfan dalam sebuah wawancara.
Peran Dasco yang Tak Terlihat tapi Berpengaruh
Zulfan juga menjelaskan bahwa Dasco memiliki peran penting di balik layar, terutama dalam menjaga soliditas internal Partai Gerindra dan memastikan hubungan koalisi tetap harmonis. “Dasco ini lebih seperti pengendali di belakang layar. Tidak banyak orang tahu, tapi dia punya pengaruh besar dalam pengambilan keputusan,” tambah Zulfan.
Menurut Zulfan, Dasco diposisikan untuk memainkan peran yang tidak kalah strategis dibandingkan posisi menteri. Kemampuannya dalam merumuskan kebijakan, membangun komunikasi politik, dan menjaga dinamika partai membuatnya menjadi aset penting bagi Prabowo.
Dasco dan Loyalitas tanpa Batas
Zulfan juga memuji loyalitas Dasco kepada Prabowo yang sudah teruji dalam berbagai situasi. Menurutnya, Dasco bukan tipe politisi yang mengejar jabatan semata. “Dasco tidak butuh panggung, dia sudah membuktikan pengabdiannya kepada Pak Prabowo dan Partai Gerindra. Loyalitasnya adalah modal utama yang membuat dia tetap menjadi tokoh penting meskipun tanpa jabatan formal di kabinet,” ujar Zulfan.
Pengaruh di Balik Posisi Strategis
Sebagai Ketua Harian Partai Gerindra dan kini Ketua Badan Pengawas Intelijen (BPI), Dasco memegang peran strategis yang tidak kalah penting dibandingkan posisi menteri. Zulfan menilai bahwa Dasco lebih efektif beroperasi di luar kabinet, menjaga kestabilan politik internal Gerindra dan memastikan dukungan parlemen untuk agenda pemerintahan Prabowo.
“Dasco ada di posisi yang sangat strategis. Dia seperti jenderal yang mengatur taktik dan strategi, sementara yang lain menjalankan eksekusinya,” jelas Zulfan.
Dalam pandangan Zulfan Lindan, absennya Dasco dalam kabinet bukanlah tanda berkurangnya kepercayaan, melainkan justru pengakuan atas kapasitasnya yang lebih besar daripada sekadar jabatan menteri. “Dasco tidak perlu jabatan untuk menunjukkan siapa dia. Dia adalah orang kepercayaan Pak Prabowo, dan itu jauh lebih berharga daripada posisi apa pun di kabinet. Dia tidak masuk kabinet, tetapi dia mendampingi Pesiden Prabowo dalam pengumuman kabinet. Kurang dekat apa Dasco dengan Presiden Prabowo?” ungkap Zulfan.
Kedekatan ini membuat pandangan dan rekomendasi Dasco memiliki bobot yang signifikan dalam pengambilan keputusan di tubuh Gerindra maupun secara khusus terhadap Presiden Prabowo.
Pernyataan Zulfan ini memberikan gambaran tentang dinamika internal Partai Gerindra, khususnya mengenai bagaimana keputusan strategis diambil. Pengaruh Dasco menunjukkan bahwa struktur kepemimpinan di Gerindra memungkinkan adanya diskusi dan pertimbangan kolektif sebelum keputusan final dibuat oleh Prabowo.
Dengan pandangan ini, semakin jelas bahwa Dasco menjadi sosok yang berpengaruh di politik Indonesia, meskipun perannya lebih banyak dimainkan di balik layar.
BERSAMBUNG
EDITOR: REYNA
Related Posts
Studi iklim menunjukkan dunia yang terlalu panas akan menambah 57 hari superpanas dalam setahun
Pendulum Atau Bandul Oligarki Mulai Bergoyang
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
“Perang” terhadap mafia dan penunjukan strategis: Analisis Selamat Ginting
20 Oktober: Hari yang Mengubah Lintasan Sejarah Indonesia dan Dunia
Vatikan: Percepatan perlombaan persenjataan global membahayakan perdamaian
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Api di Ujung Agustus (Seri 31) – Bayangan Kudeta Makin Nyata
Hashim Ungkap Prabowo Mau Disogok Orang US$ 1 Miliar (16,5 Triliun), Siapa Pelakunya??
Pembatasan ekspor Mineral Tanah Jarang Picu Ketegangan Baru China-AS
No Responses