Oleh : Sujana Sulaeman
(RBR Anies)
Sekedar mengingatkan kembali. Pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017, Anies Baswedan berpasangan dengan Sandiaga Uno maju sebagai Cagub-Cawagub DKI Jakarta didukung oleh Partai Gerindra dan PKS.
Lembaga survey ramai-ramai melakukan publikasi hasil surveynya.
Dari hasil survei yang dipublikasikan tersebut, ada yang konsisten datanya yaitu bahwa Anies Baswedan selalu berada di posisi ketiga. Tidak ada Cagub-Cawagub yang mencapai angka lebih dari 50%, sehingga Pilgub DKI akan terjadi dalam 2 (dua) putaran.
Menurut hasil survei tersebut Anies Baswedan akan tersingkir. Ahok dan AHY yang akan maju ke putaran kedua.
Hasil survei boleh saja demikian, faktanya pada Pilkada DKI Jakarta putaran pertama, yang lolos ke putaran kedua adalah Ahok-Djarot melawan Anies-Sandi
Sampai di sini, Anies Baswedan berhasil membuat hasil survei berbeda dengan fakta yang terjadi.
Bagaimana dengan Putaran Kedua Pilkada DKI Jakarta?
Sebagaimana lazimnya Pilkada, banyak sekali lembaga survei yang mempublikasikan hasil-hasil surveinya secara rutin bahkan bbrp hari menjelang coblosan.
Survei-survei tersebut kali ini juga mengunggulkan Ahok-Djarot atas Anies-Sandi
Dalam survei yang dilansir beberapa lembaga survey, Anies hanya unggul tipis dari Ahok, berada dalam rentang margin of error. Oleh karena itu sulit menentukan siapa yang akan menang
Publikasi survei beberapa hari menjelang coblosan, barangkali merupakan usaha terakhir untuk “mempengaruhi” dan “menggiring” pemilih, tetapi di Pilgub DKI Jakarta ternyata hasilnya jauh dari harapan.
Dalam Putaran Kedua Pilkada DKI Jakarta, Anies-Sandi unggul telak atas Ahok-Djarot.
Hasil hitungan lembaga survei di atas, semuanya melèsèt jauh. Keunggulan Anies-Sandi atas Ahok-Djarot hampir 16% (57,96 : 42,04). Sungguh angka sangat besar yg berlipat-lipat kali dari hitungan lembaga survei.
Oleh karena itu wajar apabila disebut Anomali.
Rupanya selain mengalahkan Ahok, di Pilkada DKI Jakarta, Anies Baswedan juga berhasil “mengalahkan” lembaga survei.
Bagaimana dengan Pilpres 2024
Kita perlu sabar untuk mengikutinya. Yg pasti, situasinya saat ini mirip dengan survei-survei sebelum Pilkada DKI Jakarta.
Anies Baswedan selalu ditempatkan di nomor ketiga. Kali ini setelah Prabowo dan Ganjar ataupun setelah Ganjar dan Prabowo
Apakah di Pilpres 2024, Anies Baswedan akan sekali lagi membuat Anomali dan “Mengalahkan” lembaga survei? Waktu jua yg akan menjawabnya. Allahu a’lam.
EDITOR: REYNA
Related Posts
Dalam Semangat Sumpah Pemuda Mendukung Pemerintah dalam Hal Pemberantasan Korupsi dan Reformasi Polri
Anton Permana dan Kembalinya Dunia Multipolar: Indonesia di Persimpangan Sejarah Global
Syahadah: Menjadi Saksi Dari Cahaya Yang Tak Bernama
Asap di Sekolah: Potret Krisis Moral Dalam Dunia Pendidikan
Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum
Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
bdsm camsNovember 14, 2024 at 12:42 am
… [Trackback]
[…] Find More Info here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/sujana-sulaeman-anies-baswedan-dan-lembaga-survei/ […]
altogelDecember 4, 2024 at 10:47 am
… [Trackback]
[…] Read More to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/sujana-sulaeman-anies-baswedan-dan-lembaga-survei/ […]