Sutoyo Abadi: Maksiat Politik

Sutoyo Abadi: Maksiat Politik
Ilustrasi: Death of Caesar (1804–05) by Vincenzo Camuccini. Markus Yunius Brutus (85 – 42 SM), atau Quintus Servilius Caepio Brutus, adalah seorang senator Romawi yang dikenal oleh dunia modern sebagai pemimpin konspirasi pembunuhan Julius Caesar.

Oleh: Sutoyo Abadi
(Koordinator Kajian Politik Merah Putih)

Poros merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang berputar dimana fungsinya untuk meneruskan daya dari satu tempat ketempat yang lain.

Terjadinya fenomena poros koalisi partai politik akibat adanya Presidential Treschold (PT) 20 % adalah gambaran sebuah poros pengungkit yang roda pengungkitnya sudah patah dari pijakan rakyat pemilik kedaulatan negara.

Kemacetan proses Pilpres mendatang diakibatkan oleh gerakan serba semu. Elektabilitas hanya bersandar pada survei data palsu, pencitraan dan tebar pesona dan politik transaksional yang sudah menyentuh semua lini, menjadikan semua serba buram dan semu.

Bahkan akhir-akhir ini viral tokoh capres muncul badut-badutan memakai slayer syal identitas umat Islam, mereka sudah tidak malu-malu sedang mempermalukan dirinya sendiri. Mereka masuk pada alam alienasi yang mereka sendiri tidak mengenalinya, hanya ingin memburu simpati memanipulasi data memanipulasi politik identitas sempit.

Negara di selimuti praktek suap menyuap, korupsi saling membagi, saling menjaga dan membentengi diri. Kabur siapa yang harus diawasi / dijaga dan peran yang harus mengawasi dan menjaga. Negara sudah seperti hutan belantara yang terisi makhluk liar siapa kuat dialah yang akan memenangkan pertarungan

Catur marut kehidupan berbangsa semakin parah, semakin sulit untuk direstorasi ke kondisi semula. Sistem konstitusi palsu menjerumuskan negara menjadi berantakan, seperti bangunan yang sudah melampaui kapasitas elastisnya.

Kehidupan negara ini sudah tanpa bentuk, kehidupan masyarakat semakin getas sehingga rapuh. Seperti kaca, bangunan itu rentan untuk pecah berantakan dan ahirnya ambruk.

Negara masuk ke alam ketidak sadaran diri ( kesurupan ) tidak mengerti,  benar benar tidak paham, buta dan tidak menyadari bahwa kehidupan berbangsa dan bernegara telah kehilangan kemampuan umpan-balik untuk melakukan koreksi diri.

Kewarasan sistem bernegara ini sudah kehilangan arah, buta, tuli, bisu di alam gelap, ini negara sedang  meluncur menjadi negara maksiat politik. Akibat hampir semua pejabat negara sudah kesurupan masuk perangkap makhluk  taipan dan Oligargi.

Status negara sudah masuk klasifikasi negara gagal diperparah terjadinya krisis konstitusi, semua akibat salah kelola tanpa arah dan mengatur negara yang ugal ugalan. Akibat Pemimpin negara yang minim kapasitas, kemampuan dan kering kerontang dari sikap dan watak negarawan.

Saat ini episentrum para Capres sudah jatuh pada prilaku dengan polah tingkah kemaksiatan politik yang serba liar.

Bung Rocky Gerung saat wawancara dengan Bung Hersubeno Arief, sangat indah menggambarkan bahwa kemaksiatan politik akibat “para Capres hanya bersandar pada survei data palsu, pencitraan, tebar pesona, terjebak pada PT 20 dan budaya suap menyuap yang telah merambah disemua sudut praktek kemaksiatan politik”.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K

4 Responses

  1. click for moreOctober 24, 2024 at 6:48 pm

    … [Trackback]

    […] Read More on to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/sutoyo-abadi-maksiat-politik/ […]

  2. Jaxx LibertyNovember 19, 2024 at 8:56 am

    … [Trackback]

    […] Find More to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/sutoyo-abadi-maksiat-politik/ […]

  3. MLM businessJanuary 16, 2025 at 11:25 am

    … [Trackback]

    […] Read More Information here to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/sutoyo-abadi-maksiat-politik/ […]

  4. เกมสล็อตยอดนิยมใน fafa789February 10, 2025 at 6:50 am

    … [Trackback]

    […] Info on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/sutoyo-abadi-maksiat-politik/ […]

Leave a Reply