Oleh: Sutoyo Abadi
Rocky Gerung (RG) bakal membentuk gerakan Liga Boikot Pemilu (LBP) sebagai bentuk protes atas syarat pencalonan presiden atau presidential threshold berupa kepemilikan 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara nasional seperti diatur di UU Pemilu.
Mulanya, ia meminta partai-partai politik menggugat ambang batas 20 persen ke Mahkamah Konstitusi demi demokrasi Indonesia. Rocky menganggap seharusnya tidak ada presidential threshold dalam pencalonan presiden di pilpres.
“Kalau kalian masih berupaya koalisi demi merebut tiket, itu artinya kalian enggak paham demokrasi. Kalau kalian enggak paham, saya akan pimpin gerakan untuk boikot pemilu, namanya LBP, Liga Boikot Pemilu,” ujar Rocky mengutip 20Detik, Kamis (23/6).
Suara lantang dan penuh keyakinan masih basah mengiang dibenak masyarakat penuh harap kejutan apa yang akan dilakukan oleh Bung Rokcy Gerung.
Lho, lho, lho ada bisikan demit dari mana tiba tiba mengeluarkan statement Luhur Binsar Panjaitan ( LBP ) sebagai Cawapres Anies Baswedan.
Dengan nada serius lebih lanjut mengatakan: “Cuman satu, Luhut Binsar Panjaitan, saya serius. Kalau kita logika bagus begitu cara berpikirnya,” ucap Rocky Gerung dalam diskusi bertajuk ‘Siapa Cocok Dampingi Anies’ yang diselenggarakan FNN 2 Oktober lalu”.
Seolah ada beban dengan tekanan hanya Luhud yang memenuhi kriteria sebagai pendamping Anies Baswedan.
Sampai disini bisa dibaca ada yang tidak wajar pada RG dan pasti sangat dipahami membicarakan Cawapres ketika Anies sendiri belum menjadi Capres resmi, adalah lelucon yang tidak lucu. Bisa saja seorang Capres akan dideklarasikan dalam satu paket dengan wakilnya.
Sekalipun tidak wajar dan terkesan RG sedang menggoyang atau mungkin akal sehatnya mulai goyang, dampak politiknya cukup besar.
Tidak penting soal reaksi Partai Nasdem, Demokrat dan PKS yang konon akan mengusungnya, ada indikasi kuat RG bermain politik praktis akan melemparkan Anies dari bursa Capres 2024.
Apakah RG sudah masuk dengan kekuatan politik besar akan menggangu Anies ?. Hanya sekedar prediksi bisa salah dan bisa benar.
RG mengemas ada tiga poin kriteria pendamping yang dibutuhkan Anies di antaranya :
Pertama, memiliki elektabilitas yang tinggi, mampu menstabilkan politik parlemen dan bisa membangun Indonesia dengan gaya teknokrat.
Kedua, orang yang mampu berkontribusi dalam memenangkan Anies adalah yang berasal dari wilayah sekuler bukan dari elektoral Anies.
Ketiga, pendamping yang mampu menertibkan begundal-begundal DPR adalah orang yang pernah menjadi koboi.
Ketiga poin tersebut dalam standar akal sehat langsung patah. Bahwa orang yang mampu untuk menertibkan koboi-koboi politik juga harus pernah jadi koboi. Itu kedunguan yang terang benderang. Tidak mungkin : Koordinator Oligarki harus bunuh diri dan sebelumnya harus membunuh geng komplotannya.
Ketua Laboratorium Psikologi Politik UI, Hamdi Muluk, menuturkan, kemampuan politik Anies mendapat penilaian tertinggi, khususnya kemampuan dalam memenangi negosiasi dalam tarik menarik di antara berbagai kepentingan.
Jangan lupa fenomena pendukung Anies Baswedan muncul spontan, tampak sangat masif, histeris dan lebih kuat dari pendukung Prabowo – Sandi saat itu. Para pendukung datang karena belive, yaitu bertemunya sebuah keyakinan antara nilai nilai kejujuran, keadilan, kederhanaan dan kesopanan dengan figur Anies.
Bagi umat Islam jauh lebih melekat karena faktor ghiroh. Dan hebatnya Anies memiliki pendukung lintas agama dan golongan yang bersih dari kepentingan interes kepentingan kelompoknya.
Apakah Rocky Gerung lupa bahwa pendudung Anies tipe believe lebih kuat dari tipe interested. Kalimatnya sederhana : “I have believed with Mr Anies Baswedan : Saya sudah percaya dengan bapak Anies Baswedan”. Tanpa minta imbalan selain imbalan untuk bisa hidup bersama dikemudian hari.
Pada tipe believe apapun yang masuk pada dirinya akan terfilter sebagai penguat referensi atau bahkan akan ditolak . Believed untuk dipahami bukan untuk didiskusikan.
Otomatis statemen tawaran LBP sebagai Cawapres Anies Baswedan, itu otomatis akan mental dan tidak berbasis realitas terbaca hanyalah akal akalan bulus dari akal yang tidak sehat .
Sebagaimana warga negara Syah dan biasa saja ketika seseorang sudah ada kepentingan politik harus siap berkonflik kepentingan demi ambisi dan tujuan politiknya .
Kekuatan seseorang membuat pesan politik biasanya karena ada faktor antara lain : Ada pesanan dari seseorang yang memiliki kedudukan, wewenang dan kekuasaan. Ada misi dan kepentingan pribadi dan golongannya. Ada hubungan afiliasi (hubungan agama, darah, perkawinan maupun hubungan pertemanan. Ada gratifikasi dan fasilitas lainnya
Saya percaya Bung Rocky Gerung dengan kemampuan intelektualnya yang luar biasa sedang menggoyang akal sehatnya atau memang ada gangguan sehingga akal sehatnya sedang goyah dan goyang. Sampai lupa dengan Liga Boikot Pemilu (LBP ) nya. **
EDITOR: REYNA
Related Posts
Dalam Semangat Sumpah Pemuda Mendukung Pemerintah dalam Hal Pemberantasan Korupsi dan Reformasi Polri
Anton Permana dan Kembalinya Dunia Multipolar: Indonesia di Persimpangan Sejarah Global
Syahadah: Menjadi Saksi Dari Cahaya Yang Tak Bernama
Asap di Sekolah: Potret Krisis Moral Dalam Dunia Pendidikan
Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum
Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Diyala/baqubah/university/universalNovember 15, 2024 at 1:58 am
… [Trackback]
[…] Find More to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/sutoyo-abadi-rocky-gerung-goyang-logikanya/ […]