Inspirasi Al Quran (Bagian 1): Penciptaan Awal Langit dan Bumi

Inspirasi Al Quran (Bagian 1): Penciptaan Awal Langit dan Bumi
Materi gelap tampaknya menimbulkan lengkung-lengkung di sekitar galaksi-galaksi pusat dalam gambar ini, membentuk wajah tersenyum. NASA/ESA, CC BY-SA ((theconversation.com)

Oleh: Budi Puryanto, Jurnalis

 

Al-Quran memang sangat menginspirasi. Banyak sekali ayat yang merangsang pikiran manusia untuk mencari jawaban atas fenomena yang terjadi di alam semesta. Penulis meyakini, informasi Al Quran mengandung kebenaran mutlak. Sedangkan pengetahuan manusia bersifat nisbi, berubah sejalan dengan munculnya pengetahuan-pengetahuan baru yang lahir. 

Manusia selalu ingin tahu rahasia yang terjadi di alam semesta ini. Itu sudah berlangsung sejak waktu yang lama. Mereka berusaha memahami melalu pengetahuan yang terus-menerus berkembang. Dahulu orang menganggap bumi ini datar, sampai terbantahkan oleh Copernicus, dan dibuktikan oleh Columbus dalam penjelajahan laut yang terkenal. Dulu ilmuwan meyakini bintang dan matahari bergerak mengelilingi bumi (geocentris), sampai muncul pengetahuan baru yang berbeda. Bumi dan planet yang justru mengelilingi matahari (heliocentris). 

Kali ini saya ingin mengajak untuk membicarakan tentang Langit dan Bumi berdasarkan informasi dari Al- Quran. Saya awali dengan proses penciptaan Langit dan Bumi.

Al-Quran sangat banyak berbicara tentang proses ini. Namun tidak utuh dalam satu surat, melainkan tersebar di berbagai surat. Sebenarnya ayat-ayat itu saling melengkapi, namun karena tersebar diberbagai surat, jadi harus dicomot dahulu dan dirangkai dengan ayat-ayat lainnya, agar memberikan penjelasan yang saling melengkapi.

Saya ajukan dulu tinjauan menurut para ilmuwan.Satu-satunya teori yang masih dipercaya oleh para ilmuwan saat ini dan paling populer adalah teori Big Bang. Proses penciptaan awal melalui ledakan besar (Big Bang). Teori ini awalnya dikemukakan oleh Abbe Georges Lemaitre, ilmuwan asal Belgia pada tahun 1920.

Teori ini menjelaskan alam semesta terbentuk akibat kondisi yang super padat. Berdasarkan dari pemodelan ledakan ini, alam semesta awalnya berada di dalam keadaan yang sangat panas dan padat. Akan tetapi, alam semesta terus mengembang sehingga mendingin pada waktu ini.

Banyak yang mempercayai bahwa Big Bang atau Dentuman Besar merupakan penyebab terbesar dari terbentuknya alam semesta sekitar hampir 14 miliar tahun lalu.

Teori ini meyakini bahwa alam semesta mengembang sekitar 13,7 miliar tahun lalu. Ledakan besar yang terjadi dalam Teori ledakan besar kemudian berakhir membentuk galaksi serat nebula-nebula di dalamnya.

Setelah melewati waktu yang sangat lama hingga miliaran tahun, nebula tersebut kemudian membeku. Gumpalan tersebut kemudian diyakini menjadi semakin memadat dan berakhir menjadi planet.

Teori ini pada dasarnya menjelaskan secara akurat dan sangat lengkap bagaimana alam semesta saat ini dapat tercipta. Dengan dukungan dari pengamatan oleh para ilmuwan, teori ini memiliki bukti dan kejelasan.

Bagaimana informasi Al Quran tentang ini

Dalam pembahasan ini saya akan mencoba membatasi pada pembahasan proses penciptaan awal alam semesta dari sumber Al Quran. Banyak ayat yang berbicara proses penciptaan alam semesta, atau Al Quran menyebutkan penciptaan langit dan bumi.

Mari kita perhatikan QS Al- Anbiya (30): “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu kemudian Kami pisahkan antara keduanya dan kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air, maka mengapa mereka tidak beriman”.

Ayat ini jelas, langit dan bumi ini awalnya menyatu (suatu yang padu). Satu kesatuan materi dan energi (singularitas) yang memiliki kepadatan luar biasa. Pada saat itu ruang waktu belum tercipta. Bagimana proses pemisahan langit dan bumi itu? Al Quran tidak menjelaskan secara detail proses pemisahan itu, apakah materi yang semula padu itu melalui proses ledakan besar seperti teori Big Bang, atau melalui proses lainnya.

Namun dalam beberapa ayat Al Quran memberikan informasi tentang proses atau tahapan-tahapan penciptaan awal maupun prose setelahnya. Bahkan Al Quran tegas menyebut lagit dan bumi (alam semesta) diciptakan dalam enam masa atau enam tahap. Dalam tulisan berikutnya akan diperdalam informasi ini. 

Disini tugas ilmu pengetahuan untuk melakukan penyelidikan, pengamatan, dan sebagainya, sesuai kaidah ilmiah dalam menemukan jawaban ilmiah (kebenaran nisbi). Sampai saat ini teori Big Bang (ledakan besar) masih dipercaya sebagai teori yang cukup memberikan penjelasan penciptaan awal semesta. Namun belum benar-benar memuaskan, karena memiliki kekurangan atau kelemahan yang belum bisa terjawab oleh ilmuwan.

BACA JUGA:

Jadi seperti apa memisahnya langit dan bumi yang sebenarnya? Manusia hingga saat ini masih terus berusaha untuk mengungkap rahasia tersebut. 

Jejak-jejak ledakan awal itu bisa diamati berdasarkan pengamatan Teleskop Hubble, bahwa bintang dan galaxi itu semakin menjauh dari kita (pengamat di bumi). Artinya, alam semesta ini terus mengembang dengan kecepatan yang terus bertambah.

Jejak materi dan energi tersebut baru sebagian kecil yang sudah kita kenal atau diketahui manusia.Sebagian besar justru belum diketahui, karena itu ilmuwan menyebutnya sebagai materi gelap dan energi gelap. Disebut demikian karena berdasarkan teori-teori kosmologi, termasuk teori Big Bang, kecepatan pengembangan alam semesta ternyata tidak kostan tetapi makin besar. Hal ini memberikan indikasi adanya energi yang mendorong.

Sebuah studi mengatakan komposisi kosmologi terdiri dari materi gelap (dark matter) sebesar 23%, energy gelap (dark energy) 73%. Sisanya 4% terdiri dari Hydrogen bebas dan Helium bebas. 

Theconversation.com edisi 13 Maret 20168 menerbitkan tulisan Senior Lecturer in Physics, University of Hull Inggris. Dia pakar astronomi dan astrofisika dan mengajar diberbagai universitas diseluruh dunia. 

“Materi gelap (dark matter) dan energi gelap (dark energy) itu misterius, zat tak dikenal yang diperkirakan bisa membentuk lebih dari 96% alam semesta. Walau kita tidak pernah melihatnya secara langsung, zat ini menjelaskan dengan sangat bagus bagaimana bintang-bintang dan galaksi bergerak dan bagaimana semesta mengembang,” tulis Kevin.

Diagram Lingkaran Komposisi Kosmologis (CC-BY-3.0). Ben Finney (theconversation.com)

Ini memperlihatkan bahwa, sekarang, atom-atom reguler seperti hidrogen dan helium hanya merupakan beberapa persen dari semesta, kata Kevin. Dan sebagian besarnya justru belum diketahui.

Kevin menguraikan, sekitar seperempat diagram lingkaran (lihat diatas) adalah materi gelap. Singkatnya, inilah sebuah bentuk materi yang tampaknya hanya berinteraksi melalui gravitasi. Beberapa deretan bukti mendukung eksistensi bentuk materi ini. Misalnya, kita bisa melihat gaya tarik gugusan-gugusan galaksi dan struktur-struktur lain di alam semesta. Kita tahu bahwa materi dalam struktur-sturktur semacam itu tidak cukup untuk ditopang hanya dengan gravitasi, artinya suatu materi tak kasat mata tambahan pasti ada untuk membuat struktur-struktur itu berputar dalam kecepatan yang bisa diamati.

“Repotnya, bagian terbesar diagram lingkaran itu adalah energi gelap. Inilah jenis energi, atau medan, yang menimbulkan sebuah gaya anti-gravitasi di semesta itu sendiri—mendorongnya hingga menyebar berserakan. Cara lain memahaminya: energi gelap mengerahkan sebuah tekanan negatif. Semesta bukan saja mengembang dengan laju konstan, melainkan juga ekspansi itu bertambah cepat karena adanya energi gelap,” keluhnya.

Materi gelap tampaknya menimbulkan lengkung-lengkung di sekitar galaksi-galaksi pusat dalam gambar ini, membentuk wajah tersenyum. NASA/ESA, CC BY-SA ((theconversation.com)

 

Bersambung

EDITRO: REYNA

 

 

Last Day Views: 26,55 K