Terbongkar, 20 tahun praktek pencabulan seksual anak “tersimpan rapi” di Paroki Gereja Santo Herkulanus Depok

ZONASATUNEWS.COM, DEPOK–Semula, mungkin sebagian besar orang tidak percaya bila ditempat suci Gereja Santo Herkulanus, Depok-Bogor, disitu tersimpan cerita aib “seksual terlarang”. Sudah berjalan selama 20 tahun. Dengan korban diduga sebanyak 21 anak, berdasarkan pengakuan tim internal gereja. Namun praktek terlarang itu berhasil ditutup-tutupi, disimpan secara rapi. Tak terendus oleh media massa manapun. Sampai akhirnya aib busuk itu baunya tak tetahankan lagi. Mengendus kemana-mana. Terbongkarlah praktek pencaulan/perkosaan seksual pada anak (pedofilia) di Paroki Santo Herkulanus Depok itu.

Kronologi terbongkarnya kasus

Adalah sang pastor Paroki sendiri yang membongkarnya aib itu. Yosef Sirilus Natet, Pastor paroki Herkulanus Depok-Bogor itu tidak mau kompromi. Dia menjabat sebagai Pastur Ketua sejak Februari 2020 lalu. Berbeda dengan pastor-pastor sebelumnya, dia termasuk sosok yang tegas dan keras terhadap pelaku kejahatan, termasuk kasus kejahatan seksual yang menimpa gerejanya.

Pastor Yosep sama sekali tidak menduga perilaku menyimpang dari Syahrul, karena Syahrul sendiri aktif di kegiatan gereja sejak sekolah dasar. Tindakan berani sang Pastor menempuh jalur hukum, menuai kontroversial. Umat Katolik tidak semua sepakat kasus itu dibawa keranah hukum. Sebagian dari mereka minta diselesaikan secara damai. Secara kekeluargaan.

Mereka yang tidak setuju beralasan akan mencoreng nama gereja dan paroki. Ibarat nilai setitik, rusak susu sebelanga. Sebagian umat mendukung langkah Pastor Yosef. Pasalnya, kasus ini sudah berlangsung lama. Selama 20 tahun, dan cenderung ditutup-tutupi, disimpan rapi, seakan tak terjadi apa-apa.

Pastor Yosef menolak penyelesaian secara damai. Dia memilih jalur hukum. Korban harus mendapat keadilan. Dia berbicara terbuka dan blak-blakan tentag kejahatan seksual yang terjadi di Gerejanya. “Proses hukum harus berjalan,” kata Pastor Yosef.

Pada awalnya, hanya ditemukan 2 kasus saja, namun saat dikembangkan dan ditelusuri ternyata berjumlah 21 kasus. Semuanya korbannya anak-anak dibawah umur. Itu terjadi selama rentang waktu 20 tahun. 

Related Posts