Tiga Kapal Pertamina Raib, Negara Diduga Rugi Rp 387 Miliar

Tiga Kapal Pertamina Raib, Negara Diduga Rugi Rp 387 Miliar
Kapal tanker milik Pertamina International Shipping, Pertamina Halmahera(MI/HO)

JAKARTA – Skandal baru kembali membayangi Pertamina International Shipping (PIS). Tiga kapal tanker yang dipesan sejak 2014 tak pernah kunjung hadir hingga kini. Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), Yusri Usman, memperkirakan kerugian akibat proyek gagal ini mencapai USD 25 juta atau sekitar Rp 387 miliar dengan kurs saat ini.

Ketiga kapal yang dimaksud adalah MT Sembakung yang dipesan dari galangan kapal Chenye di Tiongkok, serta MT Patimura dan MT Putri yang dipesan dari PT Multi Ocean Shipyard (MOS), anak usaha PT Soechi Line Tbk (SOCI).

“Seharusnya ketiga kapal ini sudah jadi bagian dari armada Pertamina pada HUT RI ke-70 tahun 2015. Namun menjelang HUT ke-80 pada 17 Agustus 2025, kapal itu tidak pernah tercatat sebagai aset PIS. Semua pejabat PIS yang kami tanyai soal ini justru memilih bungkam,” kata Yusri di Jakarta, Selasa (12/8/2025).

Galangan Bermasalah, Uang Hilang

Kasus ini semakin rumit karena dua galangan tempat pemesanan kapal sudah bermasalah. Galangan Chenye di Tiongkok bangkrut dan tutup permanen. Sementara MOS, yang 99,99 persen sahamnya dimiliki Soechi (SOCI), tersandung kasus hukum dan dinyatakan pailit melalui putusan Pengadilan Niaga Medan pada 2018.

“Fakta ini mengindikasikan uang Pertamina benar-benar hilang. Pertanyaan besar: siapa yang bertanggung jawab atas lenyapnya Rp 387 miliar uang negara?” tegas Yusri.

Desakan Audit Investigasi

Yusri menekankan bahwa kasus hilangnya tiga kapal ini harus dijadikan pintu masuk investigasi oleh Kejaksaan Agung dalam membongkar dugaan korupsi besar di PIS.

“Kalau dibiarkan, negara bukan hanya kehilangan uang, tetapi juga kehilangan kepercayaan publik terhadap Pertamina sebagai BUMN strategis,” ujarnya.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K