Oleh : Agus Mualif Rohadi
9. Mempertahankan Tradisi Keagamaan dan Kesucian Haikal
Puluhan ribu atau bahkan ratusan ribu orang keluarga bani Israel yang berstatus budak di Persia, membuat bani Israel di Yerusalem dan tanah-tanah yudea lainnya tidak berani melakukan perbuatan yang dapat mengusik kemarahan bangsa Persia. Setelah sekitar 50 tahun di jajah bangsa Khaldea, kemudian sekitar 210 dijajah bangsa Persia, kemudian tiba tiba sekitar tahun 333 SM, Alexander dari Yunani Makedonia mengalahkan Darius III.
Alexander memenangkan peperangan di tepi sungai Issus, dan ketika Darius III lari ke Gaugemelia terus di kejar hingga akhirnya ke kota Susa, dan kota itu kemudian dihancur leburkan oleh Alexander. Akhir pelarian Darius III secara tak terduga dibunuh oleh tentaranya sendiri pada saat ditengah pelariannya ke Ekbatana. Tentaranya sudah kelelahan dan tidak punya harapan, setelah membunuh rajanya kemudian menyerah. Yunani menjadi imperium baru, dan Alexander terus menaklukkan wilayah hingga ke perbatasan India.
Bagi bani Israel, pergantian imperium ini hanya pergantian penjajah bangsanya, dan akhirnya mereka memahami penjajahan yunani adalah wujud kelanjutan hukuman YaHWeH yang harus diterima bangsanya yang telah dinubuwahkan dalam mimpi Nabi Daniel. Yunani adalah perwujudan dari binatang yang ketiga yaitu seekor macan tutul yang mempunyai empat kepala dan empat sayap. Empat kepala yang dapat ditafsirkan sebagai bangsa yang menguasai empat wilayah besar, yaitu Yunani Makedonia, Persia sampai perbatasan India, wilayah kana’an kuno, dan wilayah Mesir. Ketika Alexander meninggal secara mendadak dalam usia masih sangat muda, empat wilayah imperium tersebut terpecah menjadi tiga kekuasaan wilayah, dan milayah Kana’an kuno sampai mesir menjadi wilayah yang dikuasai oleh Ptolemeus.
ARTIKEL TERKAIT :
Ptolemaik mengangkat raja-raja lokal yang tunduk kepada pusat kerajaan Ptolemeus yang berkedudukan di Mesir. Tugas utama raja lokal adalah menarik pajak. Pengangkatan raja lokal tidak lagi memperhatikan tradisi bani Israel dimana raja biasanya dari keturunan Yehuda – Daud – Sulaiman atau dari keluarga imam yaitu dari keturunan Lewi atau Zadok. Yunani tidak seperti imperium Persia yang masih memperhatikan tradisi tersebut. Persia mempunyai tradisi mirip bani Israel dimana pusat kehidupan terletak pada istana dan imam kuil. Raja lokal yang diangkat dinasti Ptolemeus tidak harus taat pada imam haikal dan harus mengikuti tradisi platonik Yunani yang lebih sekuler. Yunani saat itu lebih percaya pada rasionalitas para filosofnya dari pada percaya pada dewa zeus dan dewa dewa Yunani lainnya. Alexander adalah murid Aristoteles. Tradisi rasional platonik telah menggantikan tradisi pagan nenek moyangnya.
Oleh karena itu, dinasti ptelomaik tidak ikut campur pada kepercayaan religius dari koloni-koloninya, tetapi para raja harus tunduk pada tradisi sekuler Yunani. Para raja lokal tidak boleh terikat oleh tradisi religius lokal tapi juga tidak boleh menganggu tradisi religius lokal.
Kondisi itu membuat kaget para imam dan kaum yahudi yang salama ini kehidupannya terpusat pada Haikal Sulaiman dan para imam Haikal. Masyarakat harus tunduk pada raja dan aturan aturan yang dibuatnya, tidak lagi hanya tunduk pada aturan imam Haikal Sulaiman. Dalam perjalanan waktu yang panjang, otoritas imam Haikal menjadi hanya terpusat pada aktifitas Haikal Sulaiman dan tradisi agama.
Identitas sebagai bangsa murni dan terpilih bani israel menghadapi ujian berat. Disatu sisi akibat penjajahan semakin menguatkan pemikiran dan harapan munculnya mesiah yang akan memegang hukum taurat sekaligus sebagai penguasa yang diurapi oleh para imam haikal, disisi lain terdapat kenyataan bahwa raja lokal yang diangkat imperium Yunani tidak membutuhkan legitimasi dari para imam haikal.
Penjajahan yang sangat lama oleh Yunani juga memunculkan dinasti raja lokal, terjadi pula perebutan kekuasaan sehingga berakibat pergantian dinasti, yang perubahan kekuasaan raja atau dinastinya tidak terkait sama sekali dengan para imam haikal. Terjadi pemisahan yang nyata antara tradisi dan hukum agama yang diperankan para imam haikal dan disaat yang sama bani Israel harus tunduk pada peraturan dan kekuasaan raja yang tidak terhubung dengan keturunan Daud.
Namun demikian kekuatan tradisi agama ternyata tidak dapat digoyahkan oleh pemisahan kekuasaan sehingga tidak dapat menghapus kepercayaan terhadap harapan munculnya messiah dari keturunan Daud yang dipercayai akan menjadi pemimpin yang dapat menolong bani Israel. Apalagi dinasti raja bentukan Yunani terbukti tidak mampu menolong bani Israel dari penjajahan. Situasi tersebut justru semakin memperkuat kepercayaan bahwa suatu saat akan muncul Messiah.

Biara para imam Qumran, yang memisahkan diri dari komunitas aliran yahudi di Haikal Sulaimana, hidup dengan tradisi esenik atau zuhud sambil menantikan kedatangan Messiah.
Namun lambat laun, situasi seperti itu memunculkan perubahan dan friksi pada orientasi pemikiran para imam Haikal Sulaiman, yang akhirnya memunculkan kelompok aliran keagamaan yahudi. Suatu hal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tradisi sekuler platonik, kepercayaan terhadap tradisi keagamaan yang direpresentasikan oleh majelis imam haikal Sulaiman dan kepercayaan terhadap adanya mesiah menjadi faktor penting perbedaan orientasi aliran agama bani Israel.

Pegunungan dengan banyak goa tempat tinggal pengikut aliran Qumran. Disini pada tahun 1947, seorang penggembala muslim Muhammad edh – Dhib, menemukan salinan taurat yang ditulis di papirus, dikenal dengan Gulungan Laut Mati yang diperkirakan berumur 2000 tahun.
Perbedaan orientasi pemikiran tersebut akhirnya memunculkan tiga aliran besar agama yahudi yaitu sekte Saduqi yang akomodatif terhadap tradisi sekuler platonik, sekte Qumran yang bertolak belakang dengan sekte Saduqi yang lebih menonjolkan cara hidup esenis yang mengutamakan cara hidup zuhud, dan sekte Pharisi yang mengutamakan kemurnian taurat.
Meskipun para imam haikal terpecah pada orientasi aliran, namun Haikal Sulaiman masih jadi perekat para imam. Tradisi Pembacaan taurat di Haikal Sulaiman masih menjadi unsur kuat penyatuan imam haikal dalam majelis Anshey Knesset yang memang kebanyakan berasal dari suku Lewi dan Yehuda. Bahkan majelis mempunyai struktur yang jabatan tertingginya dipegang oleh imam besar, mempunyai lembaga yang mengawal pelaksanaan hukum agama yaitu Sanhedrin, dan majelis juga mempunyai tentara yang bertugas menegakkan hukum agama. Tugas utama majelis para imam adalah menjaga tradisi agama dan tradisi Haikal Sulaiman sebagai unsur utama identitas kebangsaan bani israel.
(bersambung ke bagian 10)
EDITOR : SETYANEGARA
Tags:Related Posts
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Quo Vadis Kampus Era Prabowo
Habib Umar Alhamid: Prabowo Berhasil Menyakinkan Dunia untuk Perdamaian Palestina
Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 27) – Jalur Rahasia Wiratmaja
Kelemahan Jokowi
Api di Ujung Agustus (Seri 26) – Bayangan Dalam Istana
Agus Mualif : Beleid Israel Dalam Perang Wlayah Dan Agama (bagian sepuluh) - Berita TerbaruMay 16, 2020 at 6:14 pm
[…] Agus Mualif: Beleid Israel Dalam Perang Wilayah Dan Agama (bagian ke sembilan) […]
Diyala/baqubah/university/universalNovember 15, 2024 at 1:30 am
… [Trackback]
[…] Read More on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/agus-mualif-beleid-israel-dalam-perang-wilayah-dan-agama-bagian-ke-sembilan/ […]
pgslot168December 25, 2024 at 2:57 pm
… [Trackback]
[…] Info on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/agus-mualif-beleid-israel-dalam-perang-wilayah-dan-agama-bagian-ke-sembilan/ […]
save moneyFebruary 5, 2025 at 12:42 pm
… [Trackback]
[…] Here you will find 81097 additional Info on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/agus-mualif-beleid-israel-dalam-perang-wilayah-dan-agama-bagian-ke-sembilan/ […]