Oleh : Agus Mualif Rohadi
Sejarah bangsa Israel memang sangat berat. Karena menjalani hukuman dari Tuhannya mereka pernah menjadi bangsa yang ditindas dan diperbudak serta diusir dari kampung halamannya sehingga muncul diaspora Israel yang tersebar berserak-serak dibanyak negara didunia. Hal tersebut membuat bangsa yang mempunyai keyakinan sebagai bangsa yang dipilih dan dikasihi Tuhan ini menjadi kelompok masyarakat ekskulisif tersebar di banyak negara. Eksklusifitas mereka terjalin dalam suatu jaringan persaudaraan kuat diseluruh dunia karena kaum yahudi mempunyai Kitab Suci tentang hukum perkawinan yang menjaga dan mempertahankan kemurnian ras mereka, yaitu hukum Nehemia. Meskipun hukum ini tidak steril dari masuknya unsur gen dari bangsa lain, namun genetik Israel tetap paling kuat dalam darah mereka.
Mereka dalam kurun waktu yang panjang mengumpulkan semua pengalaman orang orang hebat dari kaumnya disegala bidang yang berpengaruh terhadap perubahan-perubahan penting di dunia, dan pengalaman tersebut di jadikannya bahan baku untuk menyusun startegi pendirian negeri Israel baru yang dapat diterima oleh dunia serta untuk menjamin kelangsungan generasi Israel dan negeri Israel dimasa mendatang yang sangat panjang.
Suatu usaha yang jika berhasil maka usaha tersebut dapat diterjemahkan sebagai suatu susunan langkah untuk menaklukan dunia.
Konggres Zionis
Usaha tersebut dimulai dengan inisiataif Theodore Herzl membuat artikel tentang pendirian negara Israel (der judenstat) untuk menarik perhatian kaum Isarel diaspora sehingga kemudian dapat diselenggarakan Konggres Zionis Pertama yang dipimpinnya yang dilaksanaan di Basel, Swiss, 29 – 31 Agustus 1897.
Dalam konggres ini dirumuskan : 1) gerakan zionisme modern.2) membentuk wadah organisasi zionis yang dikenal dengan program Basel. 3) menjadika Hatikvah sebagai lagu kebangsaannya yaitu Hovevei Zion yang dibelakang hari akhirnya menjadi lagu kebangsaan Israel.
Karena ada banyak kritik dari kaum yahudi sendiri, kemudian Teodore Herzl menyelenggarakan Konggres Zionis Kedua pada 28 – 31 agustus 1898 di Basel yang dimaksudkan untuk menaklukkan komunitas komunitas yahudi. Dibentuklah Jewish Colonial Trust, yaitu sebuah badan keuangan yang menjadi cikal bakal pendirian bank-bank orang Israel di Eropa maupun Amerika yang membiayai kegiatan bisnis kaum zionis didunia, dalam rangka mengumpulkan dana untuk membiayai pembentukan negeri Israel dan membiayai pemulangan kaum zionis.
Dalam konggres ke dua ini ada permintaan dari organisasi organisasi yahudi diaspora lainnya, seperti organisasi sosialis yahudi, untuk menjadi peserta.
Dalam konggres kedua ini Teodore Herzl mendapatkan sambutan luar biasa dari komunitas-komunitas yahudi diaspora, dan ketika mengumumkan maklumat konggres Herzl seolah menjelma menjadi Musa modern.
Kaum zionis mulai mendirikan bank-bank komersial di banyak negara eropa untuk memgkapitalisasi modal dan membiayai kegiatan bisnis dan industri di negara negara eropa bahkan amerika serta menyisihkan sebagian keuntungannya untuk membiayai organisasi dan gerakan zionisme modern.
Konggres Zionis Ketiga diselenggarakan di Basel pada 15 – 17 Agustus 1899. Dalam konggres ini Theodore Herzl melaporkan pertemuannya dengan Kaisar Wiiliam II di Konstantinopel dan di Yerusalem. Meskipun pertemuan itu tidak menghasilkan sesuatu yang dapat dioperasionalkan, namun organisasi zionis modern memperoleh pengakuan internasionalnya untuk pertama kalinya. Konggres juga memutuskan perolehan dananya dijalankan di wilayah adminstratif negara Palestina.
Organisasi zionis mulai membuat organisasi sel rahasia brother hood di Palestina dan negara-negara penting lainnya untuk memulai perubahan-perubahan penting didunia dalam rangka menciptakan dukungan pada gerakan zionisme modern.
Kampanye perlunya didirikan negara Israel mulai dituliskan dibanyak artikel dimedia internasional untuk menarik perhatian dunia.
Ketika terjadi situasi tak terduga di Rumania dimana terjadi penganiayaan ribuan kaum yahudi di Rumani, Herzl mengeksploitasi peristiwa tersebut untuk meraih simpati dunia dengan menyelenggarakan Konggres Zionis Keempat di London tahun 1900.
Setelah itu Herzl mulai berfikir dan menjajagi beberapa tempat untuk di teliti sebagai wilayah yang cocok untuk didirikan negara Israel.
Pada Kongres Zionis Kelima tahun 1901, tidak ada bahasan yang significant, namun terdapat usulan mulai mengkampanyekan budaya ibrani dan memunculkan usulan penggunaan konsep demokrasi untuk dilaksanakan di organisasi gerakan zionisme modern.
Menghadap Sultan Hamid II
Herzl yang pada tahun 1896 pernah menghadap ke Sultan Abdul Hamid ke II, usai konggresnya yang kelima kembali menghadap Sultan Abdul Hamid II di Turki pada tahun 1902. Kali ini Herzl datang dengan lebih gagah. Herzl mengetahui bahwa Imperium Usmaniyyah sedang mengalami kesulitan berat dalam perekonomiannya akibat hutang untuk pembangunan infrastruktur jalan kereta api dari Turki sampai ke Bosnia serta modernisasi angkatan perang Kerajaan Utsmani.
Herzl menawar tanah Palestina untuk didirikan negeri Israel. Herzl menyamaikan proposal luar biasa yaitu : 1) Menutup semua hutang negeri Utsmani yang mencapai 33 juta poundsterling plus pinjaman 5 juta pounsterling tanpa bunga, 2) Membangunkan kapal induk senilai 120 juta frank, 3) Membangun Univesitas Usmaniyah di Palestina, 4) Tak lupa memberi uang sogokan kepada pribadi Sultan sebesar 150 juta poundsterling.
Herzl bermaksud sekaligus membeli imperium Usmaniyyah namun langsung di tolak oleh Sultan Abdul Hamid yang mengatakan bahwa tanah palestina bukanlah haknya. Tidak sejengkalpun tanah palestina dirinya berhak menjualnya.
Suatu jumlah yang sangat besar untuk saat itu yang menunjukkan keberhasilan program Jewish Colonial Trust dengan pendirian industri perbankan. Hal itu juga menjadi bukti bahwa industri keuangan Israel diaspora maupun pengusaha pengusaha terkemukanya di banyak negara telah mempunyai pengaruh kuat di negara-negara penting Eropa dan Amerika yang menjadikan lobi-lobi organisasi zionis Israel didunia akan ikut serta dalam menentukan nasib banyak negara di dunia.
Pada Konggres Keenam di Basel 26 Agustus 1903, Herzl melaporkan pertemuannya dengan Sultan Hamid II di Turki yang gagal dan melaporkan perkembangan Jewish Colonial Trust. Selain itu Herzl mengajukan proposal untuk suatu tempat di Uganda dijadikan sebagai negeri Israel.
Proposal itu menimbulkan perdebatan keras dalam konggres dan tidak ada keputusan atas hal tersebut. Usai konggres Herzl mengirim tim ke Uganda untuk menjajagi dan meneliti tempat untuk negeri Israel. Namun Herzl tahun 1904 meninggal dengan meninggalkan warisan semangat mendirikan negeri Israel dan organisasi zionisme modern yang didukung jaringan keuangan yang sangat kokoh.
Pada Konggres Zionis Ketujuh pada tahun 1905, proposal negeri Israel di Uganda di tolak.
Sampai pada tahap ini, level perjuangan zionis Israel untuk mendapatkan wilayah untuk dijadikan negeri zionis telah berhasil mengkonsolodasikan komunitas-komunitas yahudi diaspora. Sukses membangun industri perbangkan di Eropa sebagai realisasi Jewish Colonial Trust sehingga tersedia dana dalam jumlah sangat besar untuk organisasi zionisme modern, serta membangun sel-sel rahasia brother hood freemasonry yang mempunyai jaringan politik diberbagai negara untuk menggalang dukungan politik dan pengakuan internasional atas perjuangannya.
Perang Dunia I
Pada tahun 1914 terdapat situasi dunia yang bereskalasi cepat menjadi Perang Dunia Pertama (PD I). Perang dengan skala keterlibatan sejumlah negara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Bermula dari klaim Serbia atas wilayah Bosnia, kemudian Austria membantu perangnya Bosnia lalu Rusia membantu Serbia dan kemudian Jerman dan Hungaria masuk membantu Austria karena bangsa Austria adalah bangsa satu ras, yang mendorong Inggris dan Perancis ikut dalam kancah peperangan menghadapi Jerman dan Hungaria sedang Turki ikut masuk membantu Bosnia karena Bosnia sudah lama menjadi wilayah perlindungan Kesultanan Utsmani.
Pada tahun 1917 ketika Amerika masuk membantu Inggris dan sekutunya, bantuan itu menjadikan penentu akhir perang. Tanda tanda kekalahan pihak Jerman dan Usmani mulai nampak.
Melihat situasi itu, pejabat tinggi Jewish Colonial Trust yaitu Rothschild dengan cerdik mulai melobi kabinet Inggris yang tentu dengan membawa paket bantuan perang yang lumayan besar.
Dalam pertemuan antara Rothschild dengan menteri luar negeri Inggris, Arthur James Balfour, pada tanggal 7 Februari dan 19 Juni 1917, Balfour meminta pada Rothschil dan temannya yaitu Chaim Weiman untuk membuat draft deklarasi publik persetujuan aspirasi zionis yahudi yang draft tersebut akan didiskusikan dengan kabinet perang Inggris pada September dan Oktober 1917.
Pada tanggal 2 November 1917, kementrian luar negeri Inggris atas nama Kerajaan Inggris, setelah ada persetujuan kabinet perang Inggris, berkirim surat yang ditanda tangai Balfour kepada Rothschild yang isinya menyatakan bahwa aspirasi zionis yahudi telah disetujui kabinet perang Inggris dan Pemerintah Inggris akan menggunakan usaha terbaiknya untuk memudahkan tercapainya tujuan pembentukan negara zionis Israel di Palestina.
Namun deklarasi tersebut sama sekali tidak menyinggung hak-hak bangsa Palestina.
Tahun 1918 Inggris dan sekutunya memenangkan perang dunia pertama.Menindak lanjuti hasil Perang Dunia Pertama kemudian dibentuk Liga Bangsa Bangsa yang dari badan bangsa dunia ini Inggris diberi hak mengawasi wilayah administrasi Palestina, kemudian melaksanakan deklarasi Balfour dengan mulai menangani pemulangan kaum zionis Israel dari Eropa ke Palestina. Pemulangan dimulai dari penempatan utuk satu kibbutz (komunitas pertanian) di Jaffa, kemudian disusul gelombang pemulangan secara terus-menerus. Pemulangan ini, dalam beberapa tahun telah merubah komposisi jumlah kaum yahudi yang sebelumnya hanya 3 % meningkat menjadi 31 %. Penduduk zionis Israel dengan dukungan persenjataan Inggris berubah menjadi milisi yang mempunyai persenjataan militer cukup kuat sehingga sanggup mengusir dan membunuh penduduk Palestina serta merampas tanah dan rumah rakyat Palestina.
Perang Dunia II
Dalam perang Dunia ke dua, Nazi Jerman melampiaskan dendamya pada kaum yahudi yang dalam Perang Dunia Pertama telah membantu Inggris. Kaum yahudi Eropa di Jerman dan dinegara-negara yang ditaklukkan Jerman, disiksa di kamp-kamp penyiksaan yang beritanya menunjukkan ratusan ribu bahkan mencapai jutaan yahudi Eropa mati di kamp-kamp penyiksaan, yang peristiwa tersebut dikenal dengan Holocaust.
Usai perang dunia kedua, Inggris melanjutkan kewenangannya atas pengawasan wilayah Palestina yang juga di dorong peristiwa Holocaust, segera memulangkan secara besar-besaran kaum zionis yahudi Eropa ke Palestina. Pemulangan besar besaran itu segera merombak komposisi penduduk di palestina hingga populasi penduduk yahudi menjadi lebih besar dari penduduk Palestina yang dihiasi dengan kurban pembunuhan bangsa Palestina.
Pada tahun 1948 David Ben Gurion mendeklarasikan pendirian negara Israel. Deklarasi tersebut bagi bangsa Palestina merupakan malapetaka besar yang disebut hari Nakba. Terjadi pengusiran, pembunuhan dan pengungsian besar-besaran penduduk Palestina. Kemudian terbentuk kamp-kamp pengunsi Palestina yang menampung jutaan penduduk Palestina, yang akibat dari kamp pengungsi ini masih dirasakan sampai sekarang berupa tuntutan keturunan penghuni kamp-kamp pengunsi Palestina atas pembunuhan, tanah dan rumah yang telah dirampas kaum zionis Israel.
Peristiwa tersebut segera menjadi perhatian dunia, muncul protes keras di dalam negeri Inggris maupun di negara-negara lainnya. Atas protes yang datang bergelombang tersebut pada tahun 1949 Inggris bersama Perancis yang mempunyai hak mengawasi daerah Levant (Suriah dan Libanon), kemudian mengubah peruntukan wilayah Palestina menjadi tiga bagian yaitu 1) untuk wilayah negara Israel dan 2) wilayah Palestina dalam dua wilayah terpisah yaitu West Bank di sisi barat sungai Yordan dan Gaza untuk Palestina, serta 3) khusus Yerusalem berada dalam kendali board of nations dalam hal ini diwakili Inggris. Sedang bangsa Palestina yang berada di sisi timur sungai Yordan, karena wilayah tersebut ditetapkan sebagai wilayah negara Yordania, maka mereka menjadi puak suku Palestina yang berada di negara Yordania.
Saat itu, perjuangan organisasi zionis israel, Jewish Colonial Trust telah mencapai tujuannya sampai pada level kedua yaitu mendirikan negara merdeka Israel di wilayah administrasi Palestina. Namun negara ini masih mempunyai sandungan yang akan menjadi gangguan besar yaitu hak bangsa Palestina atas wilayahnya dan hak para kurban pembunuhan serta perampasan tanah, rumah dan harta benda.
Saat itu, negeri-negeri Timur Tengah, selepas kekalahan kerajaan Usmaniyyah, selama kurun waktu hingga usai Perang Dunia Kedua, mereka baru berhasil menyatakan dekalarasi kemerdekaan bangsa masing-masing dalam batas wilayah tradisonal mereka. Sedang bangsa Palestina harus berhadapan dengan zionis Israel yang didukung Inggris sebagai penguasa Yerusalem. Bangsa ini bernasib bak anak ayam kehilangan induk dan tidak ada satu negarapun yang dapat membantu. Bangsa ini sebelumnya tidak mempunyai tentara. Mereka hanya masyarakat sipil tanpa senjata. Ratusan ribu bahkan mungkin jutaan orang harus hidup dalam tenda-tenda kamp pengungsi namun cukup banyak pula yang menjadi diaspora di negara-negara Timur Tengah serta sedikit menjadi imigran di negara Eropa.
Organisasi Perlawanan Palestina
Di negara pengasingan, sejak tahun 1950 bermunculan berbagai organisasi perlawanan Palestina seperti di Suriah, Libanon, Yordania, Mesir dan lain lain. Yang paling menonjol adalah Al – Fatah berbasis di Beirut Libabanon, dipimpin Yaser Arafat. Al – Fatah berhasil mendapatkan dukungan dan pendanaan dari beberapa negara, sehingga mampu membentuk militer.
Disisi lain, Israel secara perlahan mulai mengembangkan basis dukungan ke Amerika Serikat. Di AS cukup banyak orang yahudi yang menjadi pebisnis besar dibidang perminyakan, perbankan, industri baja, media dan lain lain yang mempunyai pengaruh kuat dalam perekonomian Amerika, pada para politisi maupun pejabat Amerika.
Pada tahun 1964, Arafat berhasil menyatukan organisasi perlawanan ke dalam wadah perjuangan bersama yaitu Palestine Liberation Organisation (PLO).
Pada saat bersamaan kaum yahudi Amerika pada tahun 1963 telah membentuk AIPAC – The American Israel Public Affairs Comitte, yang dengan cepat anggotanya berjumlah puluhan ribu mulai dari pebisnis, ahli hukum, ilmuwan terkemuka diberbagai bidang, dll. Tugas AIPAC adalah melakukan lobi kepada anggota parlemen, menteri hingga presiden. Begitu hebatnya pengaruh AIPAC sehingga capres Amerika memerlukan presentasi pencalonnya pada anggota AIPAC.
Sampai disinis level perjuangan Israel dalam membentuk ngerinya telah berada dipuncaknya karena mereka telah mampu menggalan dukungan dari para ilmuwan hingga presiden Amerika, sehingga dapat meminjam tangan Amerika maupun tangan siapapun, untuk membantu Israel.
Pada tahun 1969, ketika Yaser Arafat diangkat sebagai ketua PLO, dia kemudian mendirikan Pemerintahan Palestina di pengasingan bekedudukan di Beirut, dan pada tahun 1976, PLO menjadi anggota penuh Liga Arab. Pijakan politik PLO semakij kuat.
Terdapat peristiwa perang yang mempengaruhi secara mendasar perubahan strategi perjuangan PLO, yaitu perang antara Mesir dengan Israel. Mesir, setelah kalah dalam perang 6 hari melawan Israel pada tahun 1967, kemudian pada bulan Ramadhan 1973 bersama Libya dan Suriah menyerang Israel dari dua sisi. Perang yang dikenal dengan nama perang Yom Kippur. Mesir dan Suriah sempat memasuki wilayah Israel, namun karena kalah modern dalam peralatan perangnya, dapat dipukul mundur kembali oleh tentara Israel.
Melihat Mesir dan Suriah dalam kesulitan, Uni Sovyet bersiap memgikuti perang namun Amerika langsung bersikap bersiap perang pula. Raja Faisal bin Abdul Azis mengumumkan pembatan produksi minyak, harga minyak langsung melambung tinggi. Langkah Arab Saudi berakibat lebih telak dari perang militer.Semua negara yang tergantung minyak dari negara-negara OKI menjadi kelimpungan, sehingga Dewan Keamanan PBB segera bersidang, mengeluarkan resolusi 339 yang memaksa terjadinya gencatan senjata. Perang Yom Kippur terhenti.
Perdana Menteri Israel Golda Meir, Menteri Pertahanan Mose Dayan dan Panglima Angkatan Bersenjata David Eliazar dipaksa mengundurkan diri.
Tahun 1978 atas inisiatif Amerika disepakati perjanjian perdamaian Mesir – Israel di Camp David. Daerah Sinai diserahkan ke Mesir. Namun perjanjian ini tidak membahas hak Palestina, PLO marah dan menolak, berakibat Presiden Mesir Anwar Sadat dibunuh tentaranya sendiri dalam suatu acara parade militer.
Setelah memodernisasi kekuatan militernya, pada tahun 1982, Israel tiba-tiba menginvasi Lebanon Selatan menyerang basis PLO dan menghancurkan Angkatan Udara Suriah di lembah Beka’a agar tidak membantu PLO. Basis PLO dihancurkan dan kemudian markasnya dipindahkan ke Aljier, Aljazair. Amerika dan Perancis menempatkan tentaranya di Beirut dengan dalih sebagai pasukan perdamaian PBB menjaga keamanan di Lebanon dan mengawasi penarikan pasukan PLO dari Beirut.
Tanggal 18 April 1983 kedutaan besar AS di Beirut dihancurkan sebuah bom bunuh diri. Puluhan pekerja AS tewas. Mei 1983, Israel dan Lebanon menanda tangani perjanjian damai dan penarikan pasukan Israel, namun tentara Amerika dan Perancis masih di Beirut. Suriah, Libya dan Uni Sovyet menuduh Amerika dan Perancis berpihak pada Israel.
Pada 23 Oktober 1983 dua buah truk bom bunuh diri meledakkan 2 gedung markas tentara Amerika dan Perancis : 220 marinir AS, 58 tentara angkatan darat Perancis, 18 pelaut AS tewas. Februari 1984 Amerika menarik pulang 41 orang personil kedutaan Amerika dan 1600 marinirnya.
Setelah peristiwa Beirut, strategi PLO berubah, yaitu menggerakkan perjuangan Rakyat Palestina yang dikenal dengan Gerakan Intifada. Gerakan ini disambut secara luas oleh rakyat Palestina. Disisi lain, PLO berkampanye ke banyak negara Eropa dan Asia tentang perlunya dibentuk negara Palestina. Dalam kampanye ini, PLO menyatakan mengakui resolusi Dewan Keamanan PBB No 242 dan 338 yang mengakui keberadaan negara Israel, meskipun menhadapi situasi internal terdapat sebagian faksi militan Palestina yang tetap menolak resolusi tersebut.
Atas dukungan luas dari rakyat Palestina pada gerakan intifada ini, pada 15 November 1988 Yaser Arafat mengumumkan berdirinya negara Palestina di Aljier Aljazair. Yaser Arafat berkeliling dunia membuka Kedutaan Besar Palestina di banyak negara yang mengakuinya. Dalam 10 tahun kemudian, dalam Sidang Umum PBB, melalui resolusi sidang Umum PBB (52/250), disetujui diperluasnya status peninjau PLO dalam PBB dengan pengakuan terhadap pembentukan negara Palestina dengan memberikan hak hak privilese tambahan atas hak sebagai peninjau PBB untuk negara Palestina.
Hamas
Gerakan intifada 1987 – 1993 merubah Hamas, yang awalnya merupakan kelompok atau organisasi sosial dan amal yang berdiri tahun 1973, secara perlahan berubah menjadi faksi politik yang besar yang mempunyai sayap militer yang dikenal dengan Brigade Izzedine al – Qassam.
Hamas yang menjadi besar karena gerakan intifada, menolak langkah politik Yaser Arafat yang lebih menekankan pada gerakan diplomasi yang didukung rakyat dengan intifadanya dan menolak resolusi PBB No 242 dan 338. Hamas hanya mengakui bahwa hanya ada negara Palestina yang sah dan keberadaan negara Israel adalah ilegal. Hamas untuk menegaskan posisinya, beberapa kali menyerang target-target di negara Israel dengan metode bom bunuh diri.
Pada tahun 2007 Hamas bentrok dengan Fatah di Gaza, dan karena Hamas ternyata kuat dan mendapat dukungan cukup luas dari rakyat Palestina di gaza, maka al – Fatah memilih keluar dari gaza untuk menghentikan perang saudara.
Hamas selanjutnya sering tidak mengakui perundingan-perundingan Pemerintah Palestina dengan Pemerintah Israel karena langkah langkah diplomasi dengan perundingan perundingan tersebut tidak efektif menghentikan aksi Pemerintah Israel dalam membangun pemukiman baru dengan mencaplok wilayah dan pemukiman warga Palestina. Pemerintah Israel selalu mencederai persetujuan dalam perundingan. Bahkan kemudian membuat tembok-tembok pembatas dan pemisah secara sepihak yang secara significan mengurangi wilayah Palestina di West Bank.
Secara diam-diam, Hamas memodernisasi dan meningkatkan kapasitas peralatan militernya. Belum diketahui negara mana yang mendukung hal tersebut meskipun ada dugaan Iran dibelakangnya.
Dalam bentrokan akibat pemerntah Israel mendukung warga zionis ilegal yang merampas pemukiman warga Palestina di Seikh Jarrah, kemampuan militer Hamas sangat mengejutkan banyak pihak.
Sejauh ini tidak ada satupun negara di Timur Tengah yang mencela langkah Hamas dalam perang militer dengan Israel, justru negara negara tersebut mengecam Pemerintah Israel yang menyerang Gaza secara besar-besaran berkibat banyak warga sipil Palestina meninggal. Al – Fatah justru mendukung langkah militer Hamas dengan menawarkan langkah rekonsiliasi dengan Hamas. Di pihak Israel juga terjadi banyak kerusakan di Tel Aviv dan kota lainnya serta kurban nyawa rakyat sipil.
Tidak ada tanda-tanda Hamas menyerah karena roket-roketnya juga masih meluncur mampu menerobos pertahanan udara Israel.
Gencatan Senjata
Ketangguhan militer Hamas memaksa terjadinya gencatan senjata dari kedua belah pihak yang disambut baik oleh banyak negara. Presiden AS Joe Bidden sama sekali tidak menyebut Hamas sebagai faktor yang dipertimbangkan dalam dukungan pemerintah AS atas gencatan senjata tersebut, namun menyebut Al – Sisi sebagai pihak yang dikontaknya dalam upaya terjadinya gencatan senjata yang efektif. Benyamin Netanyahu mengkonfirmasi dengan persetujuannya atas usulan gencatan senjata dari Presiden Mesir.
Rakyat Palestina menyambut gencatan senjata dengan turun kejalan merayakannya seperti perayaan sebuah kemenangan dalam perang yang sudah lama dirindukannya akibat perbuatan semena-mena Israel yang terus melakukan penjarahan atas properti milik rakyat Palestina yang sering menelan kurban jiwa.
Kedepan, apakah langkah rekonsiliasi antara Fatah dan Hamas akan menghasilkan kesepakatan baru, dimana langkah diplomasi pemerintah Palestina harus didukung kekuatan militer yang memadai sehingga kekuatan sebagai suatu negara semakin utuh dan lengkap. Akankah rekonsiliasi itu akan menjadi era baru perjuangan rakyat Palestina?
Meskipun demikian masih belum diketahui bagaimana sikap Hamas terhadap resolusi PBB No 242 dan 338.
amr 21052021
EDITOR : SETYANEGARA
Related Posts
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Quo Vadis Kampus Era Prabowo
Habib Umar Alhamid: Prabowo Berhasil Menyakinkan Dunia untuk Perdamaian Palestina
Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 27) – Jalur Rahasia Wiratmaja
Kelemahan Jokowi
LSM99 เว็บเล่นคาสิโนสด ที่ดีที่สุดNovember 18, 2024 at 5:12 am
… [Trackback]
[…] Find More to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/agus-mualif-kemenangan-palestina-di-tiga-level-atas-zionis-israel/ […]
รับเขียนแบบบ้านFebruary 6, 2025 at 5:11 pm
… [Trackback]
[…] Here you can find 42826 more Information on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/agus-mualif-kemenangan-palestina-di-tiga-level-atas-zionis-israel/ […]