Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-202)

Oleh : Agus Mualif Rohadi

IX. Nabi Muhammad

Dengan kematian Khadijah dan Abu Thalib membuat nabi Muhammad tidak mempunyai perlidungan kesukuan. Bani Hasyim akan segera bermusyawarah untuk menetapkan siapa yang akan menggantikan kedudukan Abu Thalib. Bagi para tokoh yang menentang dakwah nabi Muhammad, musyawarah untuk memilih pengganti Abu Thalib sebagai pemimpimpin suku sangatlah penting. Mereka yang akan menjadi kepala suku akan menentukan perlakuan terhadap nabi Muhammad. Bila pengganti Abu Thalib tidak bertanggung jawab atas kewajiban memberikan jaminan keselamatan dan dukungan pada nabi Muhammad, maka hal itu akan mendatangkan kesulitan bagi nabi Muhammad. Bahkan nabi Muhammad bisa menjadi budak.

Id.wikishia.net foto kompleks maqam Ma’la di Mekkah. Abu Thalib bin Abdul Muthalib di kubur di tempat ini.

Setelah lewat masa yang menyedihkan, para sahabat nabi melihat kesulitan nabi Muhammad yang juga harus mengasuh empat orang putrinya, kemudian menyarankan agar nabi Muhammad menikah lagi. Beberapa bulan kemudian nabi menikah dengan seorang janda yang juga sudah akan memasuki masa tuanya berumur lima puluh lima tahun yaitu Sawdah
binti Zama’ah.

Kesulitan ternyata bukan hanya dialami oleh nabi Muhammad, namun juga dialami Abu Bakar yang tempat tinggalnya dalam lingkungan bani Jummah yang kepala bani nya adalah bekas majikan Bilal yang memusuhi Abu Bakar. Banyak hal yang dilakukan oleh orang orang bani Jummah yang membuat sulit Abu Bakr sehingga merasa diusir secara halus dari rumahnya. Pada akhirnya Abu Bakar merasa tidak mungkin lagi tinggal di tempat tersebut dan berkeinginan pindah. Abu Bakr minta ijin nabi Muhammad untuk pindah ke Abysinia dan mendapatkan ijinnya.

Ketika sampai di luar kota, Abu Bakr bertemu dengan sahabatnya yang terheran heran dengan keadaannya, padahal Abu Bakr selama ini dikenal sebagai orang baik yang banyak menolong orang dalam kesulitan. Abu Bakr kemudian menjelaskan perlakuan buruk kaumnya. Mendengar ceritanya, sahabatnya tersebut yaitu Ibn Al – Dughumah mengajaknya balik ke Makkah karena dia akan menjadi pelindungnya.

Ibn Al – Dughumah kemudian mengumumkan kepada kaum Qurays bahwa Abu Bakar bin abu Quhafah dalam perlindungannya. Kepala bani Jummah juga menerimanya dengan catatan Abu Bakr tidak melakukan ibadah di depan rumahnya, harus beribadah di dalam rumahnya karena khawatir keluarga bani Jummah akan ikut ajaran Islam yang ditentangnya. Hal tersebut disampaikan Ibn Al – Dughumah kepada Abu Bakar dan Abu Bakr menerimanya.

Musyawarah suku Bani Hasym ternyata menghasilkan kesepakatan kepala sukunya adalah Abu Lahab. Dengan kedudukannya itu, Abu Lahap kemudian berbuat buruk terhadap nabi Muhammad. Meskipun berdasarkan hukum kesukuan Abu Lahab harus memberikan perlindungan kepada nabi Muhammad, namun Abu Lahab membiarkan saja terjadinya perlakuan buruk kaumnya terhadap nabi Muhammad. Sering terjadi gangguan di rumah nabi Muhammad, namun hal itu dibiarkan saja oleh Abu Lahab. Nabi Muhammad harus sering menenangkan anak anaknya yang sering mendapatkan perlakuan buruk pula. Sebagai kepala suku, Abu Lahab telah melepas tanggung jawabnya terhadap nabi Muhammad dan keluarganya.

20. Mencari jalan keluar dari kesulitan.

Nabi Muhammad telah tidak mendapatkan hak perlindungan hukum dari Abu Lahap dan tidak ada seorangpun yang menolongnya. Suku dari garis ibunya, bani Zuhrah juga tidak memberikan perlindungan hukum.Demikian pula kepala suku dan kabilah lainnya tidak ada yang memberikan jaminan perlindungan pula.

Ibnu Ishaq berkisah, suatu saat Nabi Muhammad pergi ke Thaif. Di sana, nabi bertem pemimpin Thaif dari suku Tsaqif yaitu tiga orang bersaudara Abdu Yalail bin Amr bin Umair, Mas’ud bin Amr bin Umair, Habib bin Amr bin Umair bin Auf bin Aqdah bin Ghirah bin Auf bin Tsaqif. Nabi datang menawarkan jasa pada suku suku di Thaif dengan meminta pertolongan perlindungan hukum sekaligus membantu menegakkan Islam yang sedang mendapatkan tentangan sangat kuat dari kaummnya di Makkah.

Namun mereka justru sangat marah dan menghina setelah mendengar penjelasan nabi tentang Islam dan dirinya yang diangkat sebagai rasul Allah. Nabi diusir dan bahkan mereka mengerahkan orang orang dan budak untuk mengepung dan mencaci maki. Nabi kemudian pergi dan dapat berlindung di sebuah kebun yang ternyata milik Utbah bin Rabi’ah dan Syaibah bin Rabi’ah. Orang orang yang mengejar tidak berani memasuki kebun tersebut dan hanya bisa mencaci maki kemudian pergi dari tempat tersebut. Setelah itu nabi duduk melepaskan lelah sambil berdoa memohon pertolongan Allah atas segala kekurangannya, kelemahannya dan memohon agar Allah tidak marah kepadanya atas kekurang dan kelemahannya.

Peristiwa penghinaan dan pengejaran tersebut disaksikan oleh dua anak Rabi’ah, dan hati nuraninya tersentuh melihat hal itu. Mereka kemudian menyuruh budaknya yang bernamaAddas untuk memberikan setandan anggur kepada nabi Muhammad. Addas kemudian memperkenalkan dirinya dan memberikan anggur tersebut. Nabi Muhammad membaca basmalah terlebih dahulu sebelum makan anggur yang bacaan tersedut di dengar Addas, sehingga dia bertanya tentang ucapan itu yang belu pernah didengarnya.

Setelah nabi menjelaskan kemudian bertanya asal dan agamanya Addas, yang dijawab berasal dari Niniwe (Ninawa) dan agamanya Kristen. Nabi kemudian menjawab bahwa tempat itu adalah tempat tinggal orang salih dan seorang nabi yaitu Yunus bin Matta, dan Nabi mengatakan bahwa dia adalah saudaranya dan sama dengan dirinya sebagai nabi. Addas kemudian bersimpuh kemudian mencium kepala, kedua tangan dan kedua kaki nabi Muhammad. Perbuatan Addas tersebut dilihat oleh kedua anak Utbah yang melihat dengan heran, dan kemudian bertanya tentang perbuatannya. Semua pertanyaan dijawab Addas bahwa perbuatan tersebut justru perbuatan yang paling membahagiakannya sepanjang hidupnya karena telah menemukan nabi terakhir yang disebut sebut dalam kitab sucinya. Kedua anak Utbah mengatakan bahwa agamanya Addas jauh lebih baik ketimbang agama Islam. Namun Addas hanya diam saja.

jambi.antaranews.com Masjid Addas di Thaif, terletak di dalam kebun anggur

Ibnu Ishaq berkisah, nabi Muhammad setelah cukup beristirahat, kemudian kembali ke Makkah dan istirahat di Nakhlah. Ketika malam hari, nabi Muhammad bangun kemudian menunaikan shalat malam. Ternyata ada tujuh jin penduduk Nashibin yang mendengarkan semua yang dibaca oleh nabi Muhammad. Selama mendengarkan bacaan nabi Muhammad, mereka terdiam semua. Usai mendengarkan bacaan tersebut, kemudian mereka kembali kekampungnya dan mereka menganjurkan pada saudara saudaranya untuk mengikuti Islam yang diajarkan nabi Muhammad. Peristiwa tersebut kemudian diberitahukan Allah kepada nabi Muhammad melalui wahyunya sebagaimaman pada Qs Al – Ahqaf 29 – 31, dimana para jin tersebut mengaku telah mendengar Al – Qur’an yang menakjubkan.

(bersambung …………….)

EDITOR: REYNA

Related Posts