Oleh: Budi Puryanto, Jurnalis
Pengaruh peradaban Islam di Andalusia, atau Spanyol dan Portugal saat ini, tidak terbatas pada sain dan teknologi saja, namun juga merambah pada seni dan musik.
Dr Muhammad Najib menyatakan, bahwa sekolah musik pertama didunia itu ada di Baghdad. Kemudian diduplikasi di Cordova, dan orang-orang Eropa belajar musik disini, di Spanyol.
Dia menjelaskan, kalau kita mengenal orkestra yang mengkombinasikan berbagai alat musik, melahirkan irama yang begitu indah, dan bervariasi, itu belajarnya dari umat Islam.
Di sekolah musik ini diajarkan bagaimana menggunakan berbagai macam instrumen musik, sampai olah vokal.
“Kalau kita perhatikan di Spanyol ini, orang Spanyol sangat terkenal dengan gitaris, kalau orang menyebut gitar Spanyol, ya gitar seperti sekarang. Nah itu sebenarnya modifikasi beberapa ratus tahun terakhir. Sebelumnya gitar orang Spanyol itu menggunakan gitar Arab. Oleh orang Spanyol disederhanakan, snarnya dikurangi, dibuat lebih ringan, dan kemudian dimodifikasi jadilah gitar Spanyol seperti yang kita kenal saat ini. Oleh karena itu kalau kita memperhatikan irama-irama Spanyol itu dekat sekali dengan irama Arab atau Timur Tengah,” kata Muhammad Najib.
Dia menambahkan, not (notasi musik) itu pencipta pertama adalah umat Islam, walaupun dalam perkembangannya diperkaya dari para ahli musik yang datang kemudian.
Salah seorang Ilmuwan dan Filosof Islam yang terkenal adalah Abu Nasr Muhammad bin Tarkhan bin Uzlag Al Farabi atau yang biasa disebut Al Farabi. Lahir di di Desa Wasij, Transoxiana pada tahun 870 M.
Dia seorang filsuf, intelektual, ahli matematika dan juga musisi.
Ibnu Farabi lah yang menemukan system pitch atau solfegio solmisasi do-re-mi-fa-so-la-ti (yang benar adalah” ti”, bukan “si” seperti yang sering kita ucapkan sampai sekarang).
Solmisasi ini diambil oleh Ibnu Farabi dari istilah Bahasa Arab yaitu “Durror Mufashala(t)”, yang artinya Mutiara yang Terpisah.
Perhatikan istilah Bahasa Arab ini “Du -ror -mu-fa-sha-la (t)“, yang dalam abjad Arab terdiri dari huruf Dal-Ro-Mim-Fa-Shad-lam-Ta menjadi Do-Re-Mi-Fa-So-La-Ti dalam bahasa atau pengucapan Latin.
Sebuah system pitch atau solfegio sederhana yang selanjutnya menjadi pijakan perkembangan music dunia
Al-Farabi menuliskan bahwa musik memberi perasaan nyaman dan tenang serta dapat memengaruhi emosi, moral dan menyembuhkan penyakit. Menurutnya musik dapat menjadi alat terapi bagi kesehatan jiwa manusia.
“Karena itu Islam diakui menyumbangkan peradaban yang luar biasa. Dan waktu itu bangsa Eropa mengalami apa yang disebut sebagai “Masa Kegelapan”.Menariknya, mereka belajar dari umat Islam, kemudian mengembangkan apa yang mereka dapatkan, khususnya dalam sain dan teknologi termasuk ilmu ekonomi, sosial, dan seni,” ungkap Muhammad Najib.
EDITOR: REYNA
Related Posts
Syahadah: Menjadi Saksi Dari Cahaya Yang Tak Bernama
Asap di Sekolah: Potret Krisis Moral Dalam Dunia Pendidikan
Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum
Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Quo Vadis Kampus Era Prabowo
Habib Umar Alhamid: Prabowo Berhasil Menyakinkan Dunia untuk Perdamaian Palestina
Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaisance of Islam (7) - Berita TerbaruJuly 16, 2022 at 9:42 pm
[…] Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaisance of Islam (4) […]