Oleh: Budi Puryanto, Jurnalis
Cordoba Forum
Dr Muhammad Najib menjadi salah satu pembicara pada “Cordoba Forum”, yang digelar oleh Foundation for Islamic Culture & Religious Tolerance (FICRT) di Cordoba, Spanyol pada 16-17 Mei 2022.
Forum ini bertujuan untuk mendorong dialog di antara berbagai agama dan kultur demi menciptakan stabilitas dan perdamaian dunia.
Dialog kali ini mengangkat tema “From The Islamo-Christian Dialogue to The Abrahamic Family”. Atau dalam bahasa Indonesia diartikan “Dari Dialog Islam-Kristen menuju kerukunan Anak Cucu Nabi Ibrahim”.
Seminar tersebut merupakan putaran pertama dari serangkaian seminar yang akan terus diadakan. Dengan tujuan bagaimana situais dunia yang semakin kisruh akibat perang dan tidak tenteram, karena masifnya penggunaan sosmed yang didominasi narasi kebencian, kemarahan, permusuhan,shg menimbulkan suasana mencekam di masyarkaat pada umumnya.
“Dua hari ini para tokoh agama, para ilmuwan dari berbagai universitas berkumpul di Cordoba ini, yang diyakini pernah memberikan sebuah peradaban, bukan saja secara material sangat maju, sain dan teknologi sangat maju. Tetapi kerukunan bagi kelompok agama yang berbeda juga terjadi. Para tokoh agama yang berbeda diakomodasi, dan mereka yang memiliki prestasi menempati jabatan penting dalam pemerintahan tanpa melihat etnis atau agamanya,” jelas Dubes Najib.
Tampaknya romantisme itu akan dimunculkan kembali. Tokoh-tokoh dari Universitas terkenal di Madrid ini diberi kesempatan memyampaikan pokok-pokok pikirannya. Tokoh dari universitas seluruh Spanyol juga hadir ditempat ini.
Lebih dari itu hadir juga wakil dari Argentina, Belanda, Maroko, Mesir, dan UEA juga hadir.
“Saya beruntung diberikan kesemepatan untuk menyampaikan pokok-pkok pikiran bagaimana pengalaman Indonesia dalam mengimplementasikan toleransi. Saya tampil sebagai panelis bersama wakil dari Argentina dan Maroko. Argentina (mayoritas Katolik), dipilih karena dipandang mampau menjaga kerukunan dan melindungi minoritas. Indonesia dan Maroko dipilih ini menarik karena, Indonesia adalah neagar muslim paling diujung Timur. Sedangkan Maroko paling diujug barat,” papar Dubes.
Indonesia dan Maroko sebagai negara dengan muslim mayoritas, mampu menerapkan toleransi dipandang sebagai negara yang mampu menjaga kerukunan an melindungi minoritas.
Bersambung ke halaman berikutnya
Related Posts
Dalam Semangat Sumpah Pemuda Mendukung Pemerintah dalam Hal Pemberantasan Korupsi dan Reformasi Polri
Anton Permana dan Kembalinya Dunia Multipolar: Indonesia di Persimpangan Sejarah Global
Syahadah: Menjadi Saksi Dari Cahaya Yang Tak Bernama
Asap di Sekolah: Potret Krisis Moral Dalam Dunia Pendidikan
Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum
Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
best promosOctober 26, 2024 at 2:46 am
… [Trackback]
[…] Here you will find 24915 more Info on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaissance-islam-34/ […]
สล็อตเว็บตรง เล่นเกมตามสูตร โบนัสแตกรัวๆDecember 19, 2024 at 12:33 pm
… [Trackback]
[…] Find More on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaissance-islam-34/ […]
top camsJanuary 6, 2025 at 8:52 am
… [Trackback]
[…] Read More here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaissance-islam-34/ […]
fox888January 26, 2025 at 12:02 am
… [Trackback]
[…] Read More on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaissance-islam-34/ […]