Musda KAHMI Surabaya, Machsus Fauzi : Sebuah Catatan Tentang KAHMI Masa Depan

Oleh : Dr Machsus Fawzi, ST MT
(Ketua HMI Cabang Surabayya Tahun 1996-1997)

Setidaknya ada empat hal penting sebagai bahan kontemplasi dalam menyambut Musda KAHMI Surabaya:

1. Ruh Perjuangan. Alumni HMI yang senantiasa timbul-tenggelam bersama rakyat dan Bangsa Indonesia, tentunya turut bertanggung jawab dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur yang di ridohi Allah SWT dalam NKRI.

KAHMI sebagai wadah berhimpun Alumni HMI harus mampu memfasilitasi terjalinnya kemitraan dengan berbagai pihak dalam merawat spirit keislaman dan keindonesiaan.

Tegasnya, dengan alasan apapun KAHMI jangan sekali-kali menanggalkan ruhnya sebagai organisasi perjuangan untuk menegakkan masyarakat adil dan makmur dan diridhoi Allah SWT.

Dr Machsus Fawzi, ST MT(Ketua HMI Cabang Surabayya Tahun 1996-1997)

2. Aktivis Tiga Masa. Setiap aktivis HMI akan melewati 3 (tiga) masa, yakni masa lalu, masa kini dan masa depan. Proses perkaderan di HMI dan KAHMI wajib berorientasi pada masa depan. Perubahan di masa depan semakin cepat, penuh ketidakpastian, lebik kompleks, dan tidak jelas. Kini, lebih populer dengan istilah VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity).

Kalau organisasi HMI dan KAHMI tidak mampu menyelaraskan antara masa lalu, masa kini dan masa depan, pada akhirnya KAHMI sangat boleh jadi akan ditinggalkan. Oleh karenanya, kader HMI dan KAHMI wajib mengantisipasi sejak dini atas aneka perubahan yang cepat terjadi di masa kini dan masa depan, dengan berpijak pada pengalaman masa lalu.

3. Transformasi Digital. Setiap individu membutuhkan teknologi digital. Organisasi sebagai kumpulan individu tentunya wajib melek dan menggunakan teknologi digital dalam menjalankan aktivitas organisasi sehari-hari. Singkatnya, transformasi digital menjadi suatu keniscayaan bagi organisasi modern.

Buktinya, perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah banyak mengubah berbagai aktivitas dari yang semula offline menjadi online. Jadi transformasi digital di segala aspek semakin penting bagi organisasi KAHMI di masa kini dan masa depan.

4. Triple-E Kaderisasi. Triple-E adalah Expert, Experiences, Experiments. Capaian proses kaderisasi adalah 5 kualitas insan cita. KAHMI diharapkan menjadi wadah bagi bersemainya kader-kader yang berkualitas, alias “kader expert”.

Penciri kader expert adalah tahu masalah, tahu solusinya, dan bisa mengeksekusinya. Golongan kader-kader expert inilah yang banyak dibutuhkan oleh bangsa untuk menjawab tantangan masa depan ummat dan bangsa.

Saat ini, sepertinya memang banyak kader yang tahu masalah-masalah keummatan dan kebangsaan, tapi sayangnya tak tahu solusi untuk menjawabnya. Jika tak tahu jawabannya maka tentunya tak bisa mengeksekusi penyelesaian masalahnya. Intinya kita sedang alami defisit kader expert.

Padahal untuk menjadi kader expert diperlukan experiences, konsekwensinya butuh experiments untuk memperoleh experiences. Oleh karena itu, KAHMI harus bisa menjadi mendorong terciptanya atmosfer yang kondusif bagi penguatan dan pematangan kaderisasi, sejak kader-kader berproses di HMI hingga di KAHMI.

Singkatnya, KAHMI perlu hadir dalam penciptaan kesempatan experiments kaderisasi, sehingga banyak experiences bagi para kader, dan memanen banyak kader expert.

Sesungguhnya kader expert, yang tahu masalah, tahu solusinya, dan mampu mengeksekusi, inilah yang dibutuhkan untuk menjawab tantangan ummat dan bangsa di masa depan.

YAKUSA, Yakin Usaha Sampai

EDITOR : REYNA

Related Posts